PDIP: Penggusuran oleh Ahok Bebaskan Warga dari Kenyamanan Palsu

Politikus PDIP menilai penggusuran yang dilakukan pemerintahan Ahok justru memberikan warga kesempatan menikmati hidup yang lebih baik.

oleh Taufiqurrohman diperbarui 22 Mar 2017, 18:20 WIB
Diterbitkan 22 Mar 2017, 18:20 WIB
PDIP: Penggusuran oleh Ahok Bebaskan Warga dari Kenyamanan Palsu
Politikus PDIP menilai penggusuran yang dilakukan pemerintahan Ahok justru memberikan warga kesempatan menikmati hidup yang lebih baik.

Liputan6.com, Jakarta - Politikus PDIP, Budiman Sudjatmiko menilai penggusuran masih menjadi salah satu isu yang dianggap cukup seksi untuk menggoyang Calon Gubernur dan Wakil Gubernur Petahana Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok dan Djarot Saiful Hidayat selama Pilkada DKI Jakarta 2017.

Ia memandang pemerintahan Ahok - Djarot kerap dituding tidak memihak kepada warga terutama mereka yang hidup di kelas menengah bawah, dengan memperlakukan mereka secara tak manusiawi yakni dengan menggusur.

"Bahwa menggusur tak lantas membuktikan pemerintahan Basuki-Djarot abai pada warganya. Pemerintahan Basuki-Djarot bukan menggusur, melainkan memindahkan warga yang menempati area-area tak layak huni dan terlarang dibangun permukiman ke tempat yang jauh lebih baik," kata Budiman kepada Liputan6.com di Jakarta, Rabu (22/3/2017).

Budiman menyebutkan, salah satu contohnya adalah permukiman warga di sepanjang bantaran sungai Ciliwung yang kini giat dinormalisasi. Padahal area sepanjang 10-15 meter dari bibir sungai harus steril untuk mengatasi bencana banjir.

Budiman menambahkan, ada sejumlah pihak yang terkesan berusaha menanamkan pemahaman yang salah demi meraih simpati publik, khususnya terkait isu penggusuran warga.

Para warga yang wilayah tempat tinggalnya terancam digusur dibiarkan merasa tetap nyaman dengan perasaannya. Padahal, wilayah yang mereka tempati berpuluh-puluh tahun itu justru menurunkan kualitas hidupnya.

"Jargon yang selama ini digembar-gemborkan, biarkan orang miskin nyaman dengan keadaanya. Toh, selama ini dia nyaman berpuluh-puluh tahun di situ," ujar Budiman.

"Membela orang miskin bagi calon yang lain adalah biarkan orang miskin nyaman dengan perasaannya, padahal lingkungannya itu akan membuat dia terdegradasi hidupnya, menurun kualitas hidupnya, terancam karena lingkungan yang berbahaya. Tidak sehat dan terancam banjir," tambah dia.

Menurut Budiman, pemerintahan Ahok-Djarot memiliki pendekatan berbeda dan jauh lebih manusiawi dalam menata kota Jakarta. Ahok dinilainya tak mau membohongi warga dengan memberikan janji tak ada gusur-menggusur hanya karena mengharapkan suara pada Pilkada DKI 2017.

Pemerintahan Ahok-Djarot justru dinilainya tengah mengangkat derajat hidup warga menengah ke bawah yang rumahnya digusur dengan merelokasi mereka ke rumah susun.

Budiman melanjutkan penyediaan rusun di kawasan yang lebih layak juga dinilai mampu memberikan jaminan keberlangsungan dan keberlanjutan hidup manusia ibu kota, di mana ada sebuah kepastian perbaikan hidup.

"Jadi prinsipnya, Ahok mendekatkan orang miskin pada fasilitas sarana dan prasarana yang membuat dia tidak miskin lagi hingga anak cucunya. Mengeluarkan mereka dari lingkungannya yang selama puluhan tahun bersamanya dan menimbulkan kenyaman palsu. Padahal itu berbahaya. Rakyat miskin di Jakarta berhak untuk hidup lebih baik," ujar dia.

Anggota Komisi II DPR ini mengatakan, Ahok mengenalkan gaya hidup yang lebih bermartabat, lebih menjamin masa depan agar mereka tidak miskin lagi, dengan menjamin masa depan generasi muda warga Jakarya.

"Sehingga punya akses yang lebih dekat dengan fasilitas olahraga, tempat bermain, fasilitas pendidikan dan itu terpadu dalam satu lingkungan. Artinya mengatasi persoalan sosial dengan mempertimbangkan daya dukung lingkungan yang semakin sempit, solusinya ya dengan rumah susun," pungkas Budiman.

Tag Terkait

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya