2 Kiai Mundur Setelah PKB Usung Calon Ini di Pilkada Bangkalan

Benarkah mundurnya dua kiai berpengaruh itu akan menggembosi suara PKB?

oleh Musthofa Aldo diperbarui 12 Jan 2018, 02:02 WIB
Diterbitkan 12 Jan 2018, 02:02 WIB
pilkada Bangkalan
calon bupati dan wakil bupati Bangkalan, Imam Buchori-Mondir Rofi'i mereka diusung koalisi PKB, PKS dan Nasdem. (Liputan6.com/Musthofa Aldo)

Liputan6.com, Bangkalan - PKB memutuskan berkoalisi dengan PKS dan Nasdem resmi mendaftarkan Imam Buchori-Mondir Rofi’I ke KPU sebagai calon bupati dan wakil bupati di Pilkada Bangkalan, Jawa Timur 2018. Usai keputusan diambil, dua kiai sepuh di jajaran Dewan Syuro DPC PKB Bangkalan malah undur diri jadi pengurus.

Mereka yang mundur adalah Ketua Dewan Syuro KH Muhammad Faisol Anwar dan anggota Dewan Syuro KH Mas Abdul Adhim Kholili. Kiai Muhammad yang juga pengasuh Pondok Pesantren Kholiliyah Annuroniyah Demangan Timur mundur saat rapat partai 5 Januari lalu.

Sedang Kiai Mas Abdul Adhim, salah satu pengasuh di Pondok Pesantren Alfalah Kepang menyatakan mundur dua hari kemudian. Namun surat resminya baru diantarkan menantunya Lora Fathur Rozi ke kantor DPC PKB, kamis, 11 Januari 2017.

"Mundur karena ingin fokus ngurus pesantren dan kembali ke masyarakat lewat pengajian di desa-desa," kata Fathur Rozi, soal alasan mundurnya sang mertua dari PKB jelang Pilkada Bangkalan

Meski alasan mundur tidak terkait politik, namun nuansa politis begitu kental karena waktu pengunduran diri menjelang Pilkada Bangkalan. Salah satunya muncul penilaian mundurya dua kiai itu berpotensi menggembosi suara PKB di Pilkada Bangkalan. Apalagi sikap masyarakat Madura secara umum, walau tanpa instruksi akan mengikuti sikap guru dan kiai dalam banyak hal.

Anggapan itu muncul karena pesantren Kiai Muhammad dan Kiai Mas Abdul Adhim merupakan dua pesantren besar di Bangkalan baik ditinjau dari jumlah santri, alumni dan kuatnya ketokohan mereka di masyarakat.

PKB Tak Terpengaruh

pilkada bangkalan
Surat pengunduran diri KH Mas Abdul Adhim salah satu anggota Dewan Syuro PKB Bangkalan. (Liputan6.com/Musthofa Aldo)

Benarkah mundurnya dua kia sepuh dari PKB itu karena pilihan PKB di Pilkada? Wakil Ketua DPC Bangkalan, Khotib Marzuki membantah anggapan itu. Dia menganggap isu itu muncul karena ‘digoreng’  pihak tertentu untuk merongrong PKB jelang Pilkada.

Menurut anggota DPRD Bangkalan itu, mundurnya dua pengurus Dewan Syuro tidak terkait pilkada. "Alasannya ingin fokus ngurus pesantren dan masyarakat, tidak elok kalau kami halangi keinginan luhur para kiai," kata dia.

Lagi pula, kata Khotib, Kiai Muhammad sudah sejak empat tahun lalu menyatakan ingin mundur, namun berhasil dicegah sampai masa khidmatnya habis. Kebetulah kepengurusan DPC Bangkalan telah berakhir pada Desember 2017, maka kedua kiai langsung menyatakan mundur kedua kalinya.

"Karena kehati-hatian beliau berdua, maka tetap bikin surat pengunduran diri meski sebenarnya tak perlu karena memang masa jabatan telah berakhir," terang dia.

Khotib yakin mundurnya dua kiai tidak akan memengaruhi suara PKB di Pilkada Bangkalan yang akan digelar 27 Juli mendatang. Namun dia tak bisa menjelaskan alasan dari keyakinannya itu. Ada pun soal pengganti akan dibahas pada muscab PKB yang akan digelar usai Pilkada.

"Ya yakin saja enggak berpengaruh karena memang mundur tidak terkait urusan politik," ungkap dia.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya