Pengamat: Data Khofifah-Emil Lebih Faktual di Lapangan

KPU menggelar debat perdana Pilkada Jawa Timur Selasa malam, 10 April 2018.

oleh Yusron Fahmi diperbarui 11 Apr 2018, 10:48 WIB
Diterbitkan 11 Apr 2018, 10:48 WIB
Pasangan Khofifah Indar Parawansa - Emil Dardak
Pasangan Khofifah Indar Parawansa - Emil Dardak (Liputan6.com/ Dian Kurniawan)

Liputan6.com, Surabaya - KPU menggelar debat perdana Pilkada Jawa Timur Selasa malam, 10 April 2018. Dua pasangan calon, yakni Khofifah Indar Parawansa-Emil Dardak (Khofifah-Emil) dan Saifullah Yusuf-Puti Guntur Soekarno (Gus Ipul-Puti) beradu konsep soal kesejahteraan rakyat.

Pengamat Politik Universitas Brawijaya (Unbraw) Ahmad Hasan Ubaid menilai pasangan Khofifah-Emil lebih menguasai seluruh materi dan menyampaikannya secara lugas dan cerdas di banding rivalnya.

"Debat ini bisa jadi booster kepercayaan masyarakat terhadap kandidat. Debat berlangsung seru dengan adu data, tapi Khofifah-Emil tampil dengan sejumlah data akurat soal data kesejahteraan rakyat," jelas, Rabu (11/4/2018).

Hasan menyebut, data yang disampaikan Khofifah-Emil lebih faktual sesuai lapangan. Menurutnya hal itu bisa mendorong suksesnya program-program yang disusun.

"Data yang disampaikan, pasangan yang paling banyak menyampaikan secara lapangan Khofifah-Emil. Mereka lebih unggul pada data yang dimiliki secara faktual," ucapnya.

Soal kesejahteraan masyarakat, Khofifah-Emil tampil lugas menjelaskan program-program konkret dan langsung mengena kepada solusi pemerataan ekonomi.


Kikis Disparitas

Khofifah Indar Parawansa-Emil Elistyanto Dardak
Pasangan cagub-cawagub Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa-Emil Elistyanto Dardak saat berkunjung ke Liputan6.com di SCTV Tower, Jakarta, Kamis (31/1).(Liputan6.com/Angga Yuniar)

Kemudian soal kesejahteraan madrasah diniyah, Khofifah-Emil disebut pasangan yang mampu mengikis disparitas antara kota dan desa.

Sebab, relasi Khofifah dengan pemerintahan pusat dan pengalaman Emil dalam meningkatkan angak partisipasi sekolah bisa mendorong program pendidikan bisa berjalan dengan baik.

"Komunikasi antara pemerintah pusat dan daerah menjadi sangat penting karena program yang dibuat tadi bisa kemudian dibuat cepat prosesnya," tuturnya.

Hubungan pusat dan daerah menjadi bagian keterampilan yang harus dimilki kepala daerah sehingga kasus kesenjangan, disparitas pendidikan seperti antara madrasah diniyah bisa dipangkas," pungkasnya.

Saksikan video pilihan di bawah ini:

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya