Jokowi: Pilihlah Pemimpin yang Dianggap Paling Baik

Jokowi mengingatkan masyarakat untuk saling menjaga persatuan dan menghilangkan kebencian jelang pilkada 2018 dan Pilpres 2019.

oleh Yandhi Deslatama diperbarui 11 Mei 2018, 16:03 WIB
Diterbitkan 11 Mei 2018, 16:03 WIB
Jokowi
Presiden Jokowi membeli sarung di Pekalongan (foto: biro pers kepresidenan)

Liputan6.com, Jakarta - Presiden Jokowi mengingatkan masyarakat untuk saling menjaga persatuan dan menghilangkan kebencian jelang Pilkada 2018 dan Pilpres 2019.

"Mari kita sadari bersama-sama, kita ini saudara sebangsa setanah air. Beda pilihan silakan, karena ini pesta demokrasi. Jangan sampai karena beda pilihan, jangan sampai kita retak atau tidak saling menyapa antartetangga," kata Jokowi, di Pondok Pesantren (Ponpes) Al-Khairiyah, Kota Cilegon, Banten, Jumat (11/5/2018).

Terlebih, Indonesia memiliki 263 juta jiwa penduduk di 17 ribu pulau, dengan 714 suku, 1.100 lebih bahasa daerah, 524 kabupaten dan kota, hingga 34 provinsi.

Di hadapan seribu ulama Banten, dia meminta jangan ada lagi politik kebencian yang disebar melalui media sosial (medsos), karena itu bisa memecah belah kesatuan bangsa.

"Tidak saling menyapa antarkampung, tidak menyapa antarteman. Biaya sosialnya terlalu besar. Saya selalu sampaikan, pilihlah pemimpin yang dianggap paling baik," ucap Jokowi.

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Bersaudara

Kunjungan Jokowi di Purbalingga
Presiden Jokowi menyambangi sebuah pabrik rambut palsu di Purbalingga, saat kunjungan kerja ke Jawa Tengah, Senin (23/4/2018). (Foto: Istimewa/presidenri.go.id)

Ujaran kebencian di medsos, bagi siapa pun yang menyebarkannya, diminta untuk dihentikan. Itu karena Indonesia merupakan negara yang sangat besar.

Jika terjadi perbedaan pilihan politik, diminta berhenti usai masyarakatnya Indonesia menggunakan hak suaranya.

"Kita lupa kalau kita ini saudara, yang seharusnya Islamiyahnya kita perkuat. Insyaallah, sampai kiamat, kita akan bersatu dalam negara kesatuan Republik Indonesia," jelasnya.

Saksikan video pilihan di bawah ini:

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya