Curhat Warga Bandung pada Dedi Mulyadi soal Langkanya Lahan Makam

Calon Wakil Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi mengaku sudah berkoordinasi dengan rekannya di Kota Bandung untuk menyelesaikan pembelian tanah tersebut.

oleh Devira PrastiwiLiputan6.com diperbarui 06 Jun 2018, 12:22 WIB
Diterbitkan 06 Jun 2018, 12:22 WIB
Calon Wakil Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi
Calon Wakil Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi

Liputan6.com, Bandung - Calon Wakil Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi mendengarkan keluhan warga Kelurahan Cigadung, Kecamatan Cibeunying Kaler, Kota Bandung. Mereka mengeluhkan soal langkanya lahan untuk pemakaman.

Menurut para warga, mereka bahkan kesulitan mencari pemberi wakaf tanah untuk dijadikan makam. Salah seorang tokoh warga Dian (31) mengatakan, warga harus memakamkan anggota keluarganya di tempat lain. Kalaupun dapat, kata Dian, biaya untuk makam terbilang mahal.

"Biayanya berkisar di angka Rp 1,5 Juta sampai Rp 2 Juta. Ini sangat memberatkan, apalagi untuk warga kurang mampu," ujar Dian di depan Dedi Mulyadi.

Dia menjelaskan, sebetulnya di kawasan itu ada tanah yang siap dijual seluas 30 tumbak, warga pun sepakat untuk membelinya untuk difungsikan sebagai pemakaman.

"Namun, harga jualnya sangat mahal. Per satu tumbak tanah dihargai Rp 5 Juta," kata Dian.

Menanggapi keluhan tersebut, Dedi Mulyadi menyatakan siap membantu. Namun, di momen Pilkada Jabar, ia tidak akan leluasa memberikan bantuan.

Namun, pasangan Calon Gubernur Jawa Barat Deddy Mizwar ini mengaku sudah berkoordinasi dengan rekannya di Kota Bandung untuk menyelesaikan pembelian tanah tersebut.

"Saya tidak boleh mengeluarkan uang karena ada aturan. Tetapi, ada teman-teman saya di sini, insya Allah siap membantu. Semoga sebelum Lebaran warga sudah punya tanah pemakaman sendiri," kata Dedi Mulyadi.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

 

Masalah Klasik

Calon Wakil Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi
Calon Wakil Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi (Liputan6.com/Abramena)

Dedi mengaku, kelangkaan lahan pemakaman di daerah perkotaan merupakan masalah klasik. Alih fungsi lahan, dinilainya bukan menjadi alasan bagi negara untuk memfasilitasi setiap warga bangsa sejak lahir sampai meninggal.

"Ke depan lahan pemakaman harus diperbanyak dan ditata menjadi taman-taman menarik. Sehingga, warga yang berziarah itu merasa nyaman," pungkas Dedi.

 

Reporter : Aksara Bebey

Sumber  : Merdeka.com

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya