Liputan6.com, Jakarta - Calon presiden (Capres) nomor urut 02 Prabowo Subianto menargetkan pemberhentian impor untuk menciptakan negara Indonesia yang berdikari jika terpilih jadi presiden nantinya.
Terkait hal ini, juru bicara Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-Ma’ruf Amin Arya Sinulingga mengaku khawatir jika ini direalisasikan akan mengganggu hubungan antar negara, khususnya ASEAN. Sebab, hubungan antarnegara ASEAN justru dibentuk melalui ekspor dan impor.
Baca Juga
Menurut dia, ekspor dan impor di kalangan negara ASEAN adalah sesuatu yang lumrah.
Advertisement
"Dan itu juga yang membuat mereka saling memberikan ketergantungan, saling tergantung ekonomi. Artinya saling support apa yang tidak dimiliki Indonesia akan kita ambil dari ASEAN, apa yg tidak dimiliki oleh negara-negara ASEAN akan dipenuhi Indonesia," ujar Arya di Jalan Cemara, Jakarta, Kamis, 15 November 2018.
Arya menjelaskan, Indonesia sendiri memiliki kapasitas ekspor yang cukup besar. Seperti misalnya ekspor mobil ke Filipina dan Malaysia.
Ia mengatakan, bisa dibayangkan akibatnya bila Indonesia mengambil sikap protektif terhadap hal itu. Apalagi, Indonesia sendiri juga mengandalkan pariwisatanya sebagai sumber devisa negara yang kedua.
"Padahal, banyak wisatawan sekarang ini dari negara ASEAN," tukas Arya.
Jaga Persahabatan
Arya menjelaskan, pertumbuhan Indonesia yang pesat dapat mengalami kesulitan bila sikap protektif terhadap ekspor dan impor dijalankan.
"Kemudian sikap-sikap permusuhan yang tidak begitu, tidak bersahabat dengan negara ASEAN, justru kita lihat ini bisa berbahaya bagi hubungan yang sangat baik selama ini yang dibawa oleh Indonesia," tuturnya.
Ia menegaskan, pemerintah Indonesia bisa saja berganti-ganti, tapi negara Indonesia sendiri harus tetap menjadi negara yang menjaga tali persahabatan dengan ASEAN.
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Advertisement
![Loading](https://cdn-production-assets-kly.akamaized.net/assets/images/articles/loadingbox-liputan6.gif)