Liputan6.com, Palembang - Dalam kunjungannya ke Kota Palembang, Sumatera Selatan (Sumsel) pada hari Minggu (25/11/2018), Presiden Joko Widodo (Jokowi) menghadiri berbagai kegiatan dari pukul 08.30 WIB hingga pukul 15.00 WIB.
Salah satu agendanya yaitu menghadiri pelantikan Tim Kampanye Daerah (TKD) Sumsel Tim Koalisi Indonesia Jokowi – Ma’aruf Amin,di Sultan Convention Centre Palembang, yang dimulai pada pukul 10.00 WIB.
Dalam acara ini, Presiden Jokowi hadir sebagai Calon Presiden (Capres) Pemilihan Presiden (Pilpres) 2019 ini, didampingi petinggi partai koalisi, calon legislatif (caleg) dan ratusan relawan.
Advertisement
Baca Juga
Usai mengikuti rangkaian pelantikan TKD Sumsel, capres nomor urut 1 ini langsung keluar gedung. Namun, saat memasuki mobil di depan gedung, beberapa ibu berkerudung berusaha menyampaikan sesuatu kepada Jokowi.
Sayangnya, pasukan pengaman presiden (paspampres) dan tim partai koalisi menghalangi mereka. Yusmadewi, wanita paruh baya yang membawa kedua cucunya, tetap berusaha untuk mendekati Presiden Jokowi.
Saat Jokowi masuk ke dalam mobil, nenek tiga cucu ini tak habis akal. Warga Jalan Sikundang Palembang ini, langsung berlari ke pintu mobil bagian kanan sambil memanggil-manggil nama Jokowi.
Akhirnya salah satu paspampres mempersilahkan nenek berusia 56 tahun ini untuk berhadapan langsung dengan Presiden Jokowi yang kembali keluar mobil.
Saat berusaha memberikan kertas tersebut, dia melihat Jokowi berbisik kepada supirnya untuk memanggil Yusmadewi. Kesempatan ini pun tak di sia-siakan Yusmadewi dan langsung memberikan kertas tersebut ke salah satu paspampres.
Beberapa lembar kertas itu langsung diberikan ke Jokowi. Saat masuk ke mobil, Jokowi langsung membuka kertas tersebut.
“Tadi saya berusaha mendekati Presiden Jokowi tapi selalu gagal. Saya hanya mau kasih kertas itu saja,”ujarnya kepada Liputan6.com.
Ternyata kertas itu berisi kuitansi pembayaran paket keberangkatan Umrah, fotokopi Kartu Tanda Penduduk (KTP) dan Kartu Keluarga (KK) asli Palembang.
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Minta Keadilan
“Saya tadi bilang kalau saya sudah menabung untuk Umrah tapi tidak diberangkatkan, saya cuma mau berangkat Umrah. Mungkin sedang ramai, jadi Pak Presiden Jokowi tidak merespon apapun,” ujarnya.
Yusmadewi ternyata menjadi salah satu korban jasa travel umrah Abu Tours, yang terjerat kasus penggelapan uang jemaahnya.
Sudah satu tahun yang lalu dia menyetor uang tunai sebesar Rp 11 Juta. Uang tersebut merupakan hasil jerih payahnya bekerja sebagai pembantu rumah tangga selama bertahun-tahun.
“Upah saya sebulan hanya Rp 1 Juta, tapi saya sisihkan sedikit demi sedikit untuk berangkat Umrah. Tapi Abu Tours bermasalah dan uang saya juga tidak dikembalikan,” ujarnya sembari menitikkan air mata.
Harapannya untuk berangkat Umrah akhirnya pupus. Namun saat mendengar ada kedatangan Presiden Jokowi di dekat rumahnya, Yusmadewi bertekat untuk mengeluhkan kesedihannya ini.
“Harusnya saya berangkat bulan Januari tahun ini, saya cuma minta keadilan. Semoga Presiden Jokowi bisa memberangkatkan saya Umrah,” ujarnya.
Advertisement