TKN: Survei Kompas soal Ekstrapolasi Elektabilitas, Jokowi Sudah Melebihi 2014

Menurut TKN, ekstrapolasi elektabilitas merupakan sebuah 'prediksi' berdasarkan data survei yang dihimpun.

oleh Liputan6.com diperbarui 20 Mar 2019, 15:02 WIB
Diterbitkan 20 Mar 2019, 15:02 WIB
Presiden Jokowi Serahkan Dokumen Stranas Pencegahan Korupsi
Presiden Joko Widodo memberikan sambutan pada acara penyerahan dokumen Stranas Pencegahan Korupsi di Istana Negara, Jakarta, Rabu (13/3). Dokumen berisi panduan pencegahan tindak pidana korupsi. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Litbang Kompas merilis hasil survei terbarunya yang menyatakan elektabilitas Jokowi dan Prabowo saat ini hanya selisih 11,8 persen. Jokowi-Ma'ruf mendapat perolehan suara 49,2 persen, sedangkan Prabowo-Sandi 37,4 persen. Sebanyak 13,4 persen masih merahasiakan pilihannya.

Namun, hasil ekstrapolasi elektabilitas yang dilakukan, pasangan Jokowi-Ma'ruf mendapat elektabilitas pada angka 56,8%. Hasil ini, di mata Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-Ma'ruf sebagai hal yang sangat baik. Apalagi lembaga survei yang lain jarang yang mengungkapkan data ekstrapolasi ini.

"Alhamdulillah, puji Tuhan, prediksi secara ilmiah dari Litbang Kompas biasanya sangat akurat. Kemenangan Pak Jokowi jauh lebih besar dari (pilpres) 2014," ujar anggota TKN Ridlwan Habib kepada wartawan di Jakarta, Rabu (20/3/2019).

Dalam hasil surveinya, Litbang Kompas membuat ekstrapolasi yakni perluasan data di luar data yang tersedia, tetapi tetap mengikuti pola kecenderungan data yang tersedia itu.

Menurut Ridlwan, ekstrapolasi elektabilitas merupakan sebuah 'prediksi' berdasarkan data survei yang dihimpun. Sebab, responden dalam survei ada yang menjawab rahasia, tidak tahu, atau belum menentukan pilihan. Ekstrapolasi dilakukan dengan menggunakan data yang ada kemudian diolah menjadi suatu pola berdasarkan kecenderungan dari survei sebelumnya.

Ridlwan mengutip data pada Oktober 2018, ekstrapolasi elektabilitas Jokowi pada angka 61,6 persen dan pada Maret 2019 pada angka 56,8 persen. Artinya terdapat penurunan 4,9 persen dalam waktu 5 bulan. Jika dibuat rata-rata, tren penurunan elektabilitas Jokowi sekitar 1 persen per bulan.

"Sudah tidak ada waktu lagi bagi Prabowo untuk dapat menyusul karena pilpres tinggal 1 bulan," yakin Ridlwan.

Meski begitu, alumni S2 Intelijen UI itu mengingatkan kepada para pendukung Jokowi untuk terus semangat. "Seperti pesan Pak Jokowi ayo gaspol, dengan makin semangat nanti 17 April Jokowi bisa menang 61 persen," kata Ridlwan.

Reporter: Iqbal Fadil

Sumber: Merdeka.com

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya