Liputan6.com, Jakarta - Calon presiden nomor urut 02 Prabowo Subianto membacakan puisi milik seniman Khairil Anwar, berjudul Karawang-Bekasi. Puisi itu dibacanya saat kampanye akbar di lapangan Galuh Mas, Karawang, Jawa Barat.
"Dulu jalan antara Karawang-Bekasi penuh korban jiwa. Ini karya Chairil Anwar berjudul Karawang-Bekasi," kata Prabowo sebelum membacakan sajak tersebut, tulis siaran pers diterima, Jumat (29/3/2019).
Baca Juga
Menurut Prabowo, puisi legendaris tersebut mengandung makna mendalam yang menggambarkan jaman revolusi kemerdekaan. Di mana, jalan antara Karawang dan Bekasi dipenuhi jasad para pejuang yang gugur demi merebut kemerdekaan, tanpa pamrih demi mewujudkan Indonesia adil makmur.
Advertisement
Prabowo berpesan agar masyarakat bisa terus menjaga semangatnya seperi rakyat Indonesia terdahulu. Hal ini demi mengawal perubahan di Indonesia yang lebih baik.
"Saya yakin, rakyat Indonesia adalah pejuang pemberani. Dulu kita usir penjajah, sekarang kalau ada yang suka menjajah bangsa sendiri, kita lawan," kata Prabowo.
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Puisi Karawang-Bekasi
Karawang - Bekasi
Kami yang kini terbaring antara Karawang-Bekasi, tidak bisa teriak "Merdeka" dan angkat senjata lagi
Tapi siapakah yang tidak lagi mendengar deru kami, terbayang kami maju dan mendegap hati
Kami bicara padamu dalam hening di malam sepi
Jika dada rasa hampa dan jam dinding yang berdetak
Kami mati muda, Yang tinggal tulang diliputi debu
Kenang, kenanglah kami
Kami sudah coba apa yang kami bisa
Tapi kerja belum selesai, belum bisa memperhitungkan arti 4-5 ribu nyawa
Kami cuma tulang-tulang berserakan
Tapi adalah kepunyaanmu
Kaulah lagi yang tentukan nilai tulang-tulang berserakan
Atau jiwa kami melayang untuk kemerdekaan kemenangan dan harapan atau tidak untuk apa-apa,
Kami tidak tahu, kami tidak lagi bisa berkata Kaulah sekarang yang berkata
Kami bicara padamu dalam hening di malam sepi
Jika ada rasa hampa dan jam dinding yang berdetak
Kenang, kenanglah kami
Teruskan, teruskan jiwa kami
Menjaga Bung Karno menjaga Bung Hatta menjaga Bung Sjahrir
Kami sekarang mayat
Berikan kami arti
Berjagalah terus di garis batas pernyataan dan impian
Kenang, kenanglah kami yang tinggal tulang-tulang diliputi debu
Beribu kami terbaring antara Karawang-Bekasi_
Advertisement