Liputan6.com, Jakarta - Cawapres nomor urut 02 Sandiaga Uno mengaku bersama capres Prabowo Subianto sedang mempersiapkan beberapa jurus untuk menghadapi pasangan Jokowi-Ma'ruf pada debat pamungkas Pilpres 2019. Debat terakhir tersebut akan mengusung tema ekonomi, kesejahteraan sosial, keuangan, investasi, serta perdagangan dan industri.
"Pak Prabowo sedang persiapan, saya akan bergabung dengan Pak Prabowo siang ini untuk persiapan nanti malam," ujar Sandiaga di Tangerang, Banten, Sabtu (13/4/2019).
Sandiaga mengatakan, sepulang dari kampanye akbar di Tangerang ini, dia akan mempelajari kembali materi debat dari beberapa pakar. Kemudian pada sore hari bersama Prabowo akan melakukan simulasi akhir jelang debat.
Advertisement
Sandiaga mengatakan, akan mengangkat masalah penurunan tarif listrik untuk masyarakat menengah ke bawah. Menurutnya, tarif listrik saat ini masih terlampau mahal dan membebani masyarakat.
"Tentunya tarif listrik bisa kita turunkan karena kita akan kelola sektor primernya dan kita percaya. Listrik kota hadirkan tarif murah untuk masyarakat menengah ke bawah," ujar Sandi.
Selain itu, pihaknya juga telah meminta masukan dan saran dari para pakar yang terkait materi debat kali ini. "Persiapan khusus tadi pagi beberapa materi kita dapatkan dari para pakar dan sore ini simulasi terakhir dan istirahat yang cukup," kata Sandiaga.
Â
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Ekonomi Realistis
Sementara itu, pengusaha Erwin Aksa yang ada di kubu Prabowo-Sandiaga mengatakan, pasangan capres dan cawapres nomor urut 02 ini akan menawarkan gagasan ekonomi yang diklaim mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat saat debat nanti.
"Gagasan-gagasan yang ditawarkan Prabowo-Sandi akan bisa dikerjakan secara realistis, dan mampu dikerjakan oleh mereka sebagai pemimpin," kata pengusaha pendukung Sandiaga, Erwin Aksa usai deklarasi Aliansi Penguasaha Nasional (Apenas) Banten, di Kota Cilegon Jumat malam 12 April 2019.
Menurut pengusaha sekaligus politikus ini, debat pamungkas nanti menjadi penentu masyarakat Indonesia akan menjatuhkan pilihan capres-cawapresnya. Sehingga, akan banyak mendapat perhatian dari warga Indonesia, terutama yang memiliki hak pilih.
"Masalah ekonomi inilah yang paling penting buat bangsa kita," terang dia.
Menurut Erwin, dalam 4,5 tahun kepemimpinan Jokowi, laju pertumbuhan ekonomi Indonesia cenderung diam di tempat. Tak hanya di situ, BUMN yang harusnya bersaing di luar negeri, menjadi pendapatan utama APBN hingga menaungi pengusaha dalam negeri, malah melakukan hal sebaliknya.
"Kalau ekonomi kita tumbuh, ekonomi kita maju, pasti masyarakat akan sejahtera. Akhirnya ekonomi kita digerakkan oleh BUMN tanpa pihak swasta," jelas Erwin.
Advertisement