KPU Ingatkan Anak Muda Jadi Pemilih Rasional di Pilkada 2020

Menurut Ilham, selama ini pihaknya menyelenggarakan pendidikan pemilih. Termasuk di daerah yang tahun ini tak turut menggelar pilkada serentak.

oleh Yopi Makdori diperbarui 24 Nov 2020, 22:49 WIB
Diterbitkan 24 Nov 2020, 22:48 WIB
Ilustrasi Pemilu Pilkada Pilpres (Freepik)
Ilustrasi Pemilu/Pilkada/Pilpres (Freepik)

Liputan6.com, Jakarta - Komisi Pemilihan Umum (KPU) mengingatkan kepada anak muda agar pada Pilkada 2020 tak memilih pemimpin hanya berdasarkan keterikatan kekerabatan saja. Komisioner KPU, Ilham Saputra mengingatkan anak muda supaya menjadi pemilih yang rasional.

"Anak-anak muda ini nanti bisa mengingatkan gimana nanti menjadi pemilih yang rasional (dalam Pilkada). Memilih bukan karena orang yang dipilihnya ini adalah saudaranya, orang yang dipilih ini adalah artis, orang yang dipilihnya ini orang-orang yang membayar dia, misalnya money politic," kata Ilham dalam sebuah acara di kanal Youtube Changeorg Indonesia, Selasa (24/11/2020).

Ilham berpesan supaya para anak muda mesti sadar bahwa mereka harus memilih pemimpin dalam Pilkada, yang janji programnya akan bersentuhan langsung dengan mereka.

"Jangan sampai kemudian menjadi penyesalan di kemudian hari ya," tegas dia.

 

** #IngatPesanIbu

Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.

Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Edukasi Pemilih

Menurut Ilham, selama ini pihaknya menyelenggarakan pendidikan pemilih. Termasuk di daerah yang tahun ini tak turut menggelar pilkada serentak. Pendidikan itu diutamakan bagi golongan yang kerap terpinggirkan.

"Kami juga melakukan pendidikan pemilih, salah satunya kepada kelompok-kelompok terpinggirkan ya, seperti perempuan ya dan juga teman-teman disabilitas," sebutnya.

Menurutnya, anak muda memang bukan bagian dari golongan yang terpinggirkan, namun bagi Ilham perlu juga memupuk gairah politik mereka guna menciptakan penguatan demokrasi di Indonesia.

"Jangan sampai kemudian nanti yang melakukan penyelenggaraan pemerintahan, penyelenggaraan pemilu, yang melakukan pengawasan orangnya itu-itu aja. Kita perlu regenerasi dalam bagaimana kita terlibat dalam penguatan demokrasi ini," tandasnya.

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Live Streaming

Powered by

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya