Liputan6.com, Jakarta - Dosen Ilmu Politik UIN Sjech M Jamil Jambek Bukittinggi, Heru Permana Putra mensimulasikan Airlangga Hartarto akan lebih berpeluang menang jika disandingkan dengan Ganjar Pranowo. Sebab dinilai akan memiliki posisi tawar yang lebih kuat secara keseluruhan pada Pemilihan Presiden 2024.
Hal ini disampaikan Heru dalam menanggapi hasil survei yang dilakukan Gerakan BerkAH di Jawa Timur beberapa waktu lalu dimana keinginan masyarakat terhadap duet Airlangga Hartarto dan Ganjar Pranowo menyentuh angka 51%.
Baca Juga
"Keduanya punya daya tawar masing-masing, satu sisi Ganjar berpengalaman di bidang eksekutif dan di sisi lain Airlangga pun secara kepartaian punya posisi perahu diposisi tiga besar serta dianggap mampu menjaga stabilitas ekonomi nasional," ungkap Heru Permana Putra saat diwawancara, Jumat (10/3).
Advertisement
Heru melihat bahwa secara elektabilitas memang Ganjar dinilai lebih tinggi terlihat dari beberapa hasil survei belakangan ini, hanya saja persoalannya sampai saat ini belum ada partai yang pasti untuk bisa mengusung dirinya dalam perhelatan Pilpres 2024. Bahkan PDIP pun sampai hari ini belum juga memberikan jawaban atau kepastian siapa yang mau diusung.
"Tentu ini jadi peluang bagi internal KIB apalagi jika Partai Golkar tetap mendorong Airlangga Hartarto untuk maju sebagai capres, ya realistisnya harus mencari wakil yang memiliki basis masa yang kuat dan elektabilitas yang tinggi. Makanya saya mensimulasikan duet antara Airlangga Hartarto dan Ganjar Pranowo ini bisa jadi pasangan yang cukup kuat menghadapi para pesaingnya," kata Heru.
Bahkan, kata Heru, secara internal Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) pun jika nama Ganjar Pranowo yang masuk sepertinya PPP dan PAN cukup realistis untuk menerimanya.
"Sejauh ini hasil survei elektabilitas Ganjar selalu konsisten di atas 30%, itulah mengapa Ganjar menjadi kandidat yang saya rasa cukup kuat untuk mendampingi Airlangga Hartarto. Tinggal bagaimana hasil kesepakatan bersama saja antara Airlangga dan Ganjar," tutup Heru.
Berpeluang Menang Pilpres 2024
Direktur Eksekutif Voxpol Center Research and Consultong Pangi Syarwi Chaniago menilai jika Ganjar Pranowo memilih Airlangga Hartarto sebagai calon wakil presiden maka peluang menang Pilpres 2024 semakin besar. Ketimbang Ganjar dipasangkan dengan Menteri BUMN Erick Thohir.
Pangi menilai peluang menang pasangan Ganjar-Airlangga lebih besar karena Menko Perekonomian itu memiliki partai Golkar. Sementara Erick Thohir tidak memiliki partai sebagai mesin politik.
“Erick bukan kader partai, enggak punya mesin partai, hanya mengandalkan figur dan logistik. Figur dan logistik dalam pilpres enggak ada jaminan juga," ujar Pangi di Jakarta, Kamis, (9/3/2023).
Sementara jika Airlangga maju sebagai cawapres, maka otomatis mesin partai tetap berjalan. "Akan lebih kuat memenangkan ketua umumnya, Golkar akan berjuang karena itu kader mereka," imbuhnya.
Secara survei, elektabilitas Ganjar dan Erick memang unggul. Tetapi hasil yang dikeluarkan survei belum merekam kekuatan mesin partai.
"Kalau mesin parta kan enggak mungkin juga bergerak kalau Ganjar-Erick. Kenapa? Karena enggak ada nyangkut dengan Golkarnya. Nah kalau ada Airlangga kan pasti mesin partai bergerak, berikhtiar untuk berupaya menangkan Ganjar dan Airlangga," kata Pangi.
Selain itu, kata dia, Golkar juga masuk dalam Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) sehingga dapat menambah kekuatan mesin dari PAN dan PPP.
"Kalau PAN usung Ganjar-Erick ya nggak ada kader yang dari KIB. Itu yang jadi persoalan. KIB kan ini 3 partai yang berkoalisi. Paling besar itu Golkar, kemudian PAN dan PPP," kata Pangi.
Advertisement