Liputan6.com, Jakarta Partai Amanat Nasional (PAN) dalam melakukan kegiatan dan komunikasi selalu mengedepankan semangat keterbukaan dan merangkul setiap golongan. Hal tersebut disebut membuat elektabilitas PAN selalu mengalami kenaikan.
Pengamat politik Universitas Pelita Harapan (UPH) Emrus Sihombing menyebut hal tersebut merupakan ciri khas dan kekuatan besar dari PAN. Hal tersebut juga membuat masyarakat menjadi simpati terhadap PAN.
Baca Juga
“Komunikasi politik yang dilakukan PAN saya kira sangat menyejukkan, sifatnya plural dan kemudian terbuka,” ujar Emrus, Jumat (16/06/2023).
Advertisement
Dalam sejumlah survei, elektabilitas PAN memang menunjukkan tren yang positif. Pada survei terbari Indonesian Political Opinion (IPO) menunukkan elektabilitas PAN mencapai 5 persen, mengalahkan PKS yang hanya memperoleh 4,8 persen. Perolehan elektabilitas tersebut, membuat PAN berhasil melewati ambang batas parlemen yakni empat persen.
Berdasarkan survei Litbang Kompas, elektabilitas PAN juga menunjukkan tanda-tanda kenaikan signifikan. Pada bulan mei di angka 3,2 persen, naik 100 persen dibanding bulan Januari yang hanya di angka 1,6 persen.
Pada survei Indikator Politik Indonesia, elektabilitas PAN juga terus mengalami kenaikan. Pada bulan Mei mencapai elektabilitas PAN berada di angka 3,1. Pada bulan April, elektabilitas PAN mencapai 2,0 persen, meningkat 100 persen dari bulan Maret yang berada di 1,0 persen.
“PAN ke depan bisa melampaui parliamentary threshold,” ucap Emrus.
PAN Geser PKS
Kinerja positif yang ditunjukkan Zulkifli Hasan sebagai Menteri Perdagangan RI disebut mendongokrak elektabilitas Partai Amanat Nasional (PAN).Hal ini terlihat dalam survei terbaru Indonesian Political Opinion atau IPO, di mana posisi PAN bisa menggeser posisi PKS.
Direktur Indonesian Political Opinion Dedi Kurnia Syah mengatakan bahwa Kementerian Perdagangan pimpinan Zulkifli Hasan meraih 52,1 persen tingkat kepuasan masyarakat.
“Kementerian Perdagangan 52,1%,” kata Dedi dalam rilis survei dengan Peta Elektoral Koalisi Partai & Capres-Cawapres Jelang Pemilu 2024, Jumat (16/6/2023).
Dalam survei itu, tercatat bahwa PAN berhasil menyalip PKS dengan perolehan suara 5,0 %. PKS sendiri hanya mencatatkan perolehan suara sebesar 4,8%.
"Partai Amanat Nasional (PAN) 5,0%. Partai Keadilan Sejahtera (PKS) 4,8%," kata Dedi dalam survei tersebut.
Dia menegaskan, tindakan politik pria yang akrab disapa Zulhas berdampak positif bagi popularitas dan elektabilitas PAN.
"Berkaca dari hasil tadi, semestinya PAN tetap melanjutkan inisiasi-inisiasinya, misalnya membentuk poros keempat, keluar dari Prabowo, Anis Baswedan, dan Ganjar Pranowo, karena Golkar dan PAN sudah cukup untuk mengusung Capres sendiri," ungkap Dedi.
Hadirnya poros keempat, lanjut dia, akan berdampak baik bagi kedua parpol tersebut, terlebih jika mengusung kader sendiri, karena akan menjaga loyalitas kader untuk memilih Capres dari partainya sendiri.
"Artinya meskipun peluang Airlangga-Zulhas menang Pilpres minum, tapi mereka dapat mempertahankan suara untuk calon anggota legislatifnya. Hal demikian yang saat ini diinginkan oleh banyak parpol lainnya," katanya.
Advertisement