Ganjar Pranowo Muncul dalam Tayangan Azan Magrib di TV, Praktik Politik Identitas?

Bakal calon presiden dari PDI Perjuangan Ganjar Pranowo muncul di tayangan video azan magrib yang ditayangkan dua stasiun televisi milik Ketua Umum Perindo Hary Tanoesoedibjo.

oleh Aries Setiawan diperbarui 09 Sep 2023, 13:27 WIB
Diterbitkan 09 Sep 2023, 13:27 WIB
Ekspresi Ganjar Pranowo Usai Pertemuan di DPP PDIP
Bakal calon presiden dari PDI Perjuangan Ganjar Pranowo. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Liputan6.com, Jakarta Bakal calon presiden dari PDI Perjuangan Ganjar Pranowo muncul di tayangan video azan magrib yang ditayangkan dua stasiun televisi milik Ketua Umum Perindo Hary Tanoesoedibjo.

Dalam tayangan tersebut, Ganjar Pranowo tampak mengenakan baju koko warna putih, peci hitam dan sarung batik.

Ia terlihat menyalami jemaah yang masuk ke masjid. Kemudian disorot juga mantan Gubernur Jawa Tengah itu menjadi makmum ketika salat berjemaah. Tayangan ini pun menuai kritik dari masyarakat, terutama warganet.

Mereka menilai Ganjar sedang mempraktikkan politik identitas dengan memanfaatkan stasiun TV.

Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto membantah hal tersebut sebagai politik identitas. Hasto menegaskan religiusitas Ganjar tidak dibuat-buat.

"Tetapi kan Pak Ganjar Pranowo ini kan sosok yang religius, religiusitasnya tidak dibuat-buat. Istrinya, Bu Siti Atiqoh juga dari kalangan pesantren, menampilkan kehidupan spritualitas yang mencerminkan sebagai manusia yang bertakwa kepada Tuhan, bukan sesuatu yang dibuat-buat," ujar Hasto di kawasan Senen, Jakarta Pusat, Sabtu (9/9/2023).

Menurut Hasto, Ganjar merupakan sosok yang rajin ibadah sejak lama. Sosok yang juga santun dan merakyat. Tayangan di video azan itu pun tidak dibuat-buat sama sekali.

"Sejak dulu, sejak zaman mahasiswa, Pak Ganjar Pranowo ini sosoknya seperti itu. Sosok yang rajin beribadah, sosok yang baik, sosok yang santun, sosok yang merakyat. Itu tidak dibuat-buat, itu sesuatu original, keluar dari Pak Ganjar Pranowo," ujar Hasto.

Hasto menyebut politik identitas itu contohnya ketika Pilkada DKI 2017. Ketika itu politik identitas digunakan untuk menghadapi petahana yang punya prestasi.

"Kalau politik identitas itu kan politik yang tidak mencerdaskan kehidupan bangsa, politik yang miskin prestasi. Kita tahu di DKI pada saat pilgub itu digunakan politik identitas yang sangat tidak sehat dan hasilnya kan kita tahu, apa yang jadi program Pak Jokowi, program Pak Ahok, program Pak Djarot Saiful contohnya untuk membersihkan kampung-kampung dengan pasukan oranye, dengan pasukan hijau, itu kan tidak dilakukan," tutur Hasto.

"Hal-hal yang positif saja tidak dilanjutkan karena ketika berkampanye miskin prestasi sehingga PDIP sangat tidak setuju," tegasnya.

Ganjar Muncul di Azan Magrib untuk Mengajak Masyarakat Beribadah

Sekjen DPP PDI Perjuangan (PDIP) Hasto Kristiyanto bersama Ganjar Pranowo.
Sekjen DPP PDI Perjuangan (PDIP) Hasto Kristiyanto melontarkan sebuah pantun saat berpidato di acara konsolidasi DPD PDIP DKI Jakarta bersama Ganjar Pranowo, di Hall Basket Senayan, Jakarta, Minggu (4/6/2023). (Foto: Dokumentasi PDIP).

Namun, apabila untuk mengajak masyarakat beribadah merupakan hal yang positif. Sehingga apa yang dilakukan oleh Ganjar Pranowo tidak ada masalah.

"Tetapi kalau untuk mengajak masyarakat dengan senyum, untuk berdoa bersama untuk menjalankan lima waktu, itu kan merupakan hal yang positif. Bagi umat Kristen untuk mengajak ke gereja, bagi umat Hindu di pura. Itu kan merupakan sesuatu yang bagus," ujar Hasto.

"Sehingga jangan menampilkan identitas yang menunjukkan spritualitas sebagai bangsa itu kemudian dikatakan politik identitas," ujar Hasto.

 

Reporter: Ahda Bayhaqi

Sumber: Merdeka.com

 

Infografis Menerka Kandidat Cawapres Pendamping Ganjar Pranowo. (Liputan6.com/Trieyasni)
Infografis Menerka Kandidat Cawapres Pendamping Ganjar Pranowo. (Liputan6.com/Trieyasni)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya