Anies Soroti Kualitas Manusia Indonesia: Kawasan Timur Tertinggal Satu Dekade

Anies memaparkan itu lewat data Indeks Pembangunan Manusia (IPM) menurut provinsi secara rata-rata berdasarkan sumber Badan Pusat Statistik tahun 2022.

oleh Nanda Perdana PutraMuhammad Ali diperbarui 09 Nov 2023, 13:38 WIB
Diterbitkan 09 Nov 2023, 10:18 WIB
Anies Baswedan
Capres Anies Baswedan di Rakernas LDII, Ponpes Minhaajurrasyidiin, Jakarta Timur, Kamis (9/11/2023). (Merdeka.com)

 

Liputan6.com, Jakarta Calon presiden (capres) Anies Baswedan menyatakan memiliki agenda utama dalam memajukan bangsa Indonesia, yakni pembenahan kualitas manusia khususnya di kawasan timur. Menurutnya, ketimpangan itu tentu sangat memprihatinkan.

Anies memaparkan lewat data Indeks Pembangunan Manusia (IPM) menurut provinsi secara rata-rata berdasarkan sumber Badan Pusat Statistik tahun 2022.

“Yang putih Jawa, Sumatera. Yang kuning Kalimantan, Bali, Nusa Tenggara, Sulawesi, Papua, Maluku. Ini adalah Indeks Pembangunan Manusia. Di Sumatera dan Jawa angkanya 69,83 tahun 2013. 69,47 di ujung paling timur, itu tahun 2022 (baru mencapai angka itu). Artinya apa, telatnya satu dekade,” tutur Anies di Rakernas LDII, Ponpes Minhaajurrasyidiin, Jakarta Timur, Kamis (9/11/2023).

Anies menyatakan, kondisi tersebut tidak bisa diabaikan terus menerus. Pasalnya, ketertinggalan dapat terus terjadi semakin jauh dan menjadi lebih sulit penanganannya.

“Kalau kita biarkan terus ini, tidak ada keseriusan, maka ketimpangan itu akan semakin meluas. Jadi ketika tadi mendengar apa yang disampaikan tentang pembangunan kualitas manusia, maka sudah saatnya kita membereskan ini secara teritorial,” jelas dia.

“Ini yang ingin menjadi agenda utama. Kalau ini kita bereskan, Insyaallah terjadi peningkatan kualitas manusia yang merata di Indonesia,” sambung Anies.

Lebih lanjut, Anies pun membahas penggunaan kalimat Sumber Daya Manusia atau SDM yang kini tidak lagi digunakan di dunia internasional.

“Dan kalau boleh usul, kita menggunakan istilah kualitas manusia daripada SDM. Kalau kita menggunakan SD kemudian M, maka kita menempatkan manusia sebagai faktor produksi, manusia sebagai sumber daya. Sementara kita semua sedunia sudah mulai berpandangan pembangunan kualitas manusia, bukan pembangunan sumber daya manusia. Sehingga konteksnya lebih luas,” Anies menandaskan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Penguatan Reindustrialisasi

Bakal Calon Presiden dari Koalisi Perubahan Anies Baswedan menyinggung soal program hilirisasi yang sudah dijalankan pemerintah saat ini. Namun, dia mencatat perlu ada upaya yang lebih kuat ke depannya. Apa itu?

Anies bilang, salah satu upayanya adalah penguatan reindustrialisasi. Harapannya, langkah itu bisa memperkuat posisi hilirisasi dan memperluas manfaat.

"Kita harus lanjutkan hilirisasi, sambil dorong reindustrialisasi yang teman-teman ekonom sering ungkap. Hilirisasinya nggak bisa dihentikan, tapi itu tidak cukup, harus ada reindustrialisasi," ujarnya dalam Sarasehan 100 Ekonom Indonesia di Jakarta, Rabu (8/11/2023).

Melalui upaya reindustrialisasi yang disebutnya itu, Anies berharap bisa membuka peluang lapangan kerja yang lebih luas. Dia membidik, ada sekitar 15 juta lapangan kerja baru yang bisa tercipta.

"Ini mudah-mudahan bisa menciptakan lapangan pekerjaan minimal 15 juta new employement di periode 5 tahun ke depan," tegasnya.

 


Tingkatkan Perekonomian

Hilirisasi yang disinggung Mantan Gubernur DKI Jakarta ini sejalan dengan upayanya untuk meningkatkan perekonomian Indonesia. Di sisi lain, dia juga mendorong pertumbuhan ekonomi di kota-kota kecil dan menengah.

"Dalam hitungan kami minimal ada 14 kota yang harus dikerjakan, kota menengah menjadi besar dan kota kecil menjadi kota yang besar. Jadi pusat-pusat pertumbuhan khususnya di luar Jawa itu didorong. Kemudian ada keseriusan pengembangan UMKM jadi bagian dari mata rantai pasok bisnis korporasi. Jadi itu secara struktural diatur dengan regulasi sehingga mata rantai terjadi," bebernya.

Dia juga membidik ada perbaikan pada sisi rasio pajak Indonesia. Jika acuan ideal dari Dana Moneter Internasional sebesar 15 persen, Anies membidik Indonesia harus ada di setidaknya di posisi 13 persen.

"Idealnya kalau IMF bilang 15 persen, kita 13 persen yang benar-benar dorong pemanfaatan APBN itu dalam sektor-sektor yang berorientasi pada pertumbuhan yang punya orientasi pemerataan," tegasnya.

Infografis Bursa Bakal Cawapres Pendamping Anies Baswedan
Infografis Bursa Bakal Cawapres Pendamping Anies Baswedan (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya