Liputan6.com, Jakarta Sekretaris Tim Kampanye Nasional (TKN) pasangan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka, Nusron Wahid, mengungkapkan alasan absennya para ketua umum partai Koalisi Indonesia Maju (KIM) dalam pengundian dan penetapan nomor urut pasangan capres dan cawapres.
Diketahui, hanya Ketua Umum Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Kaesang Pangarep yang hadir ke Komisi Pemilihan Umum (KPU) dalam pengundian dan penetapan ini.
Baca Juga
Nusron menjelaskan, para ketua umum tak dapat hadir karena ada tugas ke luar negeri dan ada yang sakit.
Advertisement
"Pak Airlangga ke Amerika, Pak Zulhas ke Amerika dalam kapasitas beliau sebagai Menko Perekonomian dan Menteri Perdagangan, sehingga tidak bisa hadir. Mas AHY sakit," kata Nusron kepada wartawan di Gedung KPU, Jakarta Pusat, Selasa (14/11/2023).
Diberitakan sebelumnya, Ketua KPU RI Hasyim Asy'ari, resmi menetapkan pasangan Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar nomor urut 1, Prabowo-Gibran nomor urut 2 dan pasangan Ganjar Pranowo-Mahfud Md dapat nomor urut 3.
"Dengan demikian, nomor urut pasangan calon presiden-wakil presiden untuk Pemilu 2024 adalah sebagai berikut, nomor urut satu untuk pasangan calon Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar, nomor urut dua untuk pasangan calon Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka, nomor urut tiga untuk pasangan calon Ganjar Pranowo-Mahfud Md," kata Hasyim Asy'ari, di Gedung KPU, Selasa malam (14/11/2023).
Calon wakil presiden Gibran Rakabuming Raka pun langsung mengangkat infraboard bertulisan 'Gemoy' sambil melambaikan dua jari.
Gibran tampak senyum semringah sambil terus melambaikan pose jari angka dua itu. Bahkan, dia sempat berpose 'saranghaeyo'.
Tak lupa juga para pendukung langsung menggunakan rompi biru bernomor dua sambil berteriak menyanyikan yel-yel.
"Prabowo Gibran Prabowo Gibran," teriak mereka usai pengundian dan penetapan nomor urut capres-cawapres.
Dapat Nomor Urut 2, TKN Prabowo-Gibran Maknai sebagai Simbol Perdamaian
Ketua Umum Tim Kampanye Nasional (TKN) Koalisi Indonesia Maju (KIM) Rosan Perkasa Roeslani meyakini angka 2 akan membawa keberuntungan bagi Prabowo-Gibran di kontestasi pilpres 2024.
"Angka 2 mencerminkan kemenangan dan kesuksesan Indonesia menghadapi berbagai tantangan yang terjadi ke depan," jelas Rosan usai pengundian nomor urut pasangan peserta pilpres 2024, di kantor KPU, Jakarta Pusat, Selasa (14/11/2023).
Rosan mengatakan angka 2 dapat disimbolkan dengan dua jari (V) yang memiliki makna victory atau kemenangan dan juga sebagai simbol peace atau perdamaian.
Dia juga mengatakan filosofis angka 2 ini, sejalan dengan komitmen dari pasangan Prabowo-Gibran, yakni menciptakan keseimbangan dan keadilan bagi seluruh rakyat Indonesia.
"Keseimbangan dan keadilan akan membawa Indonesia menjadi negara sejahtera dan makmur di dalam negeri, serta bermartabat di mata dunia. Kondisi ini bisa dicapai dengan menciptakan lapangan kerja secara masif yang dapat menyerap bonus demografi dan stabilitas harga," tutur dia.
Rosan juga mengemukakan dalam berbagai budaya angka 2 juga dianggap membawa energi positif karena melambangkan keseimbangan dan keharmonisan antarmasyarakat.
"Angka dua ini melambangkan harmoni. Di Indonesia sendiri, dalam dasar negara kita Pancasila, sila kedua adalah kemanusiaan yang adil dan beradab. Sehingga nomor 2 ini akan membawa Indonesia menjadi negara maju, adil, beradab yang berasaskan kemanusiaan," jelas Rosan.
Dia mengatakan keadilan yang ingin dihadirkan Prabowo-Gibran tidak hanya dari sisi ekonomi, tetapi juga dari sisi penegakan hukum yang saat ini masih tajam ke bawah tapi tumpul ke atas.
"Insyaallah nomor urut 2 ini kami maknai sebagai rahmat yang harus kami syukuri. Bukan kebetulan, tapi sudah restu Yang Kuasa untuk kami dalam menghadapi Pemilu dan masa depan Indonesia yang maju ke depannya," tutur Rosan.
Advertisement
Momen Gibran dan Kaesang Cium Tangan Megawati
Kedua putra Presiden Jokowi yakni cawapres Gibran Rakabuming Raka dan Ketua Umum PSI Kaesang Pangarep menunjukkan rasa hormat kepada Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri dalam acara pengundian nomor urut pasangan capres dan cawapres, di Kantor KPU RI, Jakarta, Selasa (14/11) malam.
Mereka menghampiri dan sowan sambil mencium tangan putri Presiden Soekarno itu.
Pantauan Liputan6.com, sikap pasangan capres-cawapres Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka cukup menjadi sorotan. Hal itu dimulai saat Gibran bersama dengan Kaesang berjalan ke arah kubu pasangan Ganjar Pranowo-Mahfud Md.
Terlihat keduanya menyalami sejumlah tokoh, termasuk Megawati. Sambil membungkukkan badan, Gibran dan Kaesang mencium tangan Megawati serta menyusul jabat tangan ke tokoh lainnya.
Tidak lama setelah itu, Prabowo Subianto menyusul sikap kedua putra Jokowi itu. Di hadapan Megawati, Prabowo memberikan hormat dan berjabat tangan dengannya.
Gibran dan Kaesang kemudian kembali menghampiri Megawati dan tampak duduk sowan sambil mengucapkan kalimat singkat. Megawati pun menyambut dan melontarkan senyum kepadanya.
Sikap tersebut disambut riuh sorak sorai para pendukung di tribun yang disiapkan KPU.
Alasan Gibran Cium Tangan Megawati saat Pengundian Nomor Urut Pilpres 2024
Calon wakil presiden Koalisi Indonesia Maju (KIM) Gibran Rakabuming Raka mengungkapkan alasannya mencium tangan Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri.
Hal itu dilakukan Gibran saat pengundian dan penetapan nomor urut capres-cawapres di Gedung Komisi Pemilihan Umum (KPU), Jakarta Pusat, Selasa (14/11/2023).
Gibran mengatakan apa yang dilakukannya itu semata-mata karena menghormati Megawati. "Salim saja, menghormati beliau," kata Gibran.
Secara terpisah, Sekretaris Tim Kampanye Nasional (TKN) pasangan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka, Nusron Wahid, menilai hal tersebut merupakan momen indah yang perlu dicontoh anak-anak muda lainnya.
"Saya kira itu adalah adab yang baik, yang harus ditiru oleh anak-anak muda. Bagaimana cara kita menghormati yang lebih tua, menghargai antar-sesama dan menyayangi yang muda," kata Nusron kepada wartawan.
Nusron mengapresiasi yang dilakukan Gibran karena menciptakan kedamaian di tengah perbedaan kontestasi politik.
"Ini kalau tidak dididik dari kecil oleh orang tua tentang adab, tentang sopan santun, tidak mungkin mempunyai jiwa seperti ini. Perbedaan kayak apa pun ternyata masih salaman, sungkem, menghormati orang tua," ujar Nusron.
"Ini sungguh membahagiakan saya. Terlepas dari soal hiruk pikuk demokrasi dan kompetisi, ini mungkin jadi contoh yang baik di dalam tradisi ke-Indonesiaan bagi anak muda," tambahnya.
Â
Reporter: Lydia Fransisca
Sumber: Merdeka.com
Advertisement