Anies Baswedan: Pembangunan Itu Bukan tentang Infrastruktur, tapi Manusia

Calon presiden (capres) Anies Baswedan menyatakan, ketimpangan di Indonesia nyata ditemukan. Sebab, menurut dia, pembangunan hanya difokuskan pada infrastruktur, bukan manusianya.

oleh Putu Merta Surya PutraWinda Nelfira diperbarui 22 Nov 2023, 11:23 WIB
Diterbitkan 22 Nov 2023, 11:00 WIB
Calon presiden (capres) Anies Baswedan
Calon presiden (capres) Anies Baswedan dalam Uji Publik 'Dialog terbuka Muhammadiyah Bersama Calon Presiden dan Calon Wakil Presiden RI', di Universitas Muhammadiyah Surakarta. (Foto: Tangkapan Layar YouTube TvMu Channel).

Liputan6.com, Jakarta Calon presiden (capres) Anies Baswedan menyatakan, ketimpangan di Indonesia nyata ditemukan. Sebab, menurut dia, pembangunan hanya difokuskan pada infrastruktur bukan manusianya.

Hal ini disampaikan Anies Baswedan dalam Uji Publik 'Dialog terbuka Muhammadiyah Bersama Calon Presiden dan Calon Wakil Presiden RI', di Universitas Muhammadiyah Surakarta, Jawa Tengah, Selasa (22/11/2023).

"Saya berikan ilustrasi betapa ketimpangan itu nyata. Pembangunan itu tentang manusia, bukan tentang infrastruktur, bukan tentang bangunan, tapi manusianya," kata dia.

Sebagai contoh, mantan Gubernur DKI Jakarta ini memaparkan indeks pembangunan manusia di Jawa-Sumatera timpang satu dekade dengan wilayah lainnya, semisal Kalimantan hingga Bali.

"Perhatikan tahun 2013, 69 skornya untuk Jawa dan Sumatera. Coba perhatikan Kalimantan, Bali Nusa Tenggara Sulawesi Maluku angka 69 tahun 2022," kata Anies.

"Artinya apa? Ketinggalannya itu satu dekade. Bukan soal selisihnya itu empat poin, lima poin. Mengejar lima poin itu satu dekade," ucap Anies.

Selain itu, kata dia kondisi timpang yang besar juga terjadi di sektor lain seperti pertumbuhan ekonomi, lapangan pekerjaan, hingga investasi. Hal ini, ujar Anies, akan sangat berbahaya bila tidak dikoreksi.

"PR kita hari ini jangan pernah kita mengeringkan rumput Indonesia, jangan pernah mengeringkan hutan Indonesia dengan membiarkan ketimpangan itu terus-menerus," kata dia.

Oleh sebab itu, Anies menyampaikan dia dan calon wakil presiden (cawapres) Muhaimin Iskandar (Cak Imin) hendak mengupayakan kesetaraan dalam semua aspek dengan melakukan perubahan untuk Indonesia.

Pasalnya, kata Anies, bila ketimpangan dibiarkan, maka risikonya adalah sulitnya menjaga persatuan.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Anies Baswedan Tak Khawatir Hasil Surveinya Rendah

Calon presiden Anies Baswedan tidak khawatir mengeneai elektabilitasnya yang selalu berada di urutan terbawah di antara capres lain yang berlaga di Pemilu 2024.

Menurutnya, survei yang menempatkan dirinya di urutan paling akhir sudah pernah dialaminya saat Pilgub DKI Jakarta 2017.

Anies Baswedan menjawab ini ketika ditanya mengenai Muhaimin Iskandar (Cak Imin) yang sering memikirkan surveinya rendah saat sebelum tidur. Padahal di lapangan masyarakat membeludak ketika ia berkunjung ke daerah.

"Dari dulu waktu kita Pilkada, betul kan? Insya Allah ini semua atas izin Allah, kita berikhtiar, kita berusaha, tapi kita berusaha untuk apa? Untuk menjelaskan pada masyarakat," kata Anies di Jalan Diponegoro No 10 Menteng, Jakarta Pusat, Selasa (21/11/2023).

"Saya kan dari dulu selalu bilang, bagi saya yang penting sensus 14 Februari. Itu yang paling penting," sambungnya.

 


Yakin Ingin Perubahan

Melihat situasi sekarang, mantan Gubernur DKI ini menawarkan kepada masyarakat perubahan.

Menurutnya, akhir-akhir ini semakin banyak masyarakat yang ingin adanya perubahan.

"Apakah kondisi sekarang mau diteruskan atau kondisi sekarang mau perubahan? Kalau mau perubahan, ini yang kami tawarkan perubahan. Jadi menurut saya hari-hari ini makin banyak masyarakat yang menyadari memang kita perlu perubahan," pungkas Anies.

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya