Pesan Anies Baswedan Bagi Warga Indonesia yang Ingin 'Kabur Aja Dulu'

Menanggapi fenomena masyarakat yang Kabur Aja Dulu dan mempertimbangkan untuk tinggal di luar negeri, Anies menyebut bahwa nasionalisme bukan ditentukan oleh tempat tinggal seseorang, tetapi bagaimana seseorang tetap berkontribusi bagi Indonesia di mana pun berada.

oleh Nila Chrisna Yulika diperbarui 14 Feb 2025, 08:09 WIB
Diterbitkan 14 Feb 2025, 08:08 WIB
Usai Sebut Dirinya Pengangguran, Anies Baswedan Bikin Konten Review Buku
Usai Sebut Dirinya Pengangguran, Anies Baswedan Bikin Konten Review Buku. foto: Youtube Anies Baswedan... Selengkapnya

Liputan6.com, Jakarta - Tagar 'Kabur Aja Dulu' tengah ramai diperbincangkan di media sosial, mencerminkan keresahan sebagian masyarakat terhadap kondisi Indonesia saat ini. Mantan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengingatkan bahwa mencintai Indonesia bukan sekadar merasa bangga saat keadaan negara dalam kondisi baik, tetapi justru diuji ketika Indonesia menghadapi berbagai masalah dan membutuhkan perubahan.

"Cinta itu diuji saat negara sedang menghadapi banyak tantangan. Wajar jika terkadang kita lelah, karena perjuangan tanpa istirahat itu bisa terasa berat," kata Anies dalam sebuah video yang diunggah di akun X nya.

Menurutnya, rasa lelah dalam memperjuangkan perubahan bukanlah hal yang aneh. Bahkan, dalam perjalanan sejarah, banyak tokoh bangsa yang terus berjuang meskipun mereka tidak sempat melihat hasilnya secara langsung.

"Generasi 1908 dan 1928 terus bergerak maju meskipun saat itu dianggap hanya mimpi di siang bolong. Perjuangan mereka seperti gabungan antara maraton dan estafet, dilakukan secara bergantian tetapi tetap maju," tambahnya.

Nasionalisme Tak Ditentukan oleh Lokasi

Menanggapi fenomena masyarakat yang mempertimbangkan untuk tinggal di luar negeri, Anies menyebut bahwa nasionalisme bukan ditentukan oleh tempat tinggal seseorang, tetapi bagaimana seseorang tetap berkontribusi bagi Indonesia di mana pun berada.

"Banyak tokoh bangsa kita yang dulu lama tinggal di luar negeri, tetapi tetap memberikan kontribusi besar bagi Indonesia. Jadi, nasionalisme itu bukan soal di mana kita tinggal, tetapi bagaimana kita tetap memberi manfaat bagi negeri ini, sekecil apa pun," ujarnya.

Anies juga menekankan bahwa bagi mereka yang memilih untuk tinggal di luar negeri karena kebutuhan diri atau keluarga, hal itu merupakan keputusan yang sah. Namun, ia mengingatkan bahwa tidak semua orang memiliki kesempatan yang sama untuk pindah ke luar negeri.

"Bagi yang berkesempatan pergi, gunakan peluang tersebut sebaik-baiknya, tetap berkontribusi untuk Indonesia di mana pun kalian berada. Sementara bagi yang tetap tinggal di Indonesia, mari kita saling mendukung dan menghadapi tantangan ini bersama-sama," pungkasnya.

 

Ekspresi Kekecewaan Anak Muda Indonesia

arti mimpi pergi ke luar negeri menurut primbon jawa
arti mimpi pergi ke luar negeri ©Ilustrasi dibuat AI... Selengkapnya

Lebih dari sekadar ungkapan, kalimat itu mewakili gelombang kekecewaan dan keresahan anak muda terhadap kondisi sosial ekonomi di Tanah Air belakangan ini. Munculnya tagar #kaburajadulu bukan tanpa sebab, ia merupakan manifestasi dari frustrasi yang mendalam atas berbagai permasalahan yang dihadapi.

Salah satu faktor utama yang mendorong munculnya tagar "Kabur aja dulu" adalah kesenjangan sosial yang begitu lebar. Akses terhadap pendidikan berkualitas, layanan kesehatan memadai, dan kesempatan kerja yang layak masih menjadi mimpi bagi sebagian besar anak muda Indonesia. Mahalnya biaya pendidikan dan minimnya lapangan kerja yang sesuai dengan kualifikasi, memaksa banyak di antara mereka untuk mempertimbangkan mencari peluang di luar negeri.

Sistem pendidikan yang ada, meskipun mengalami kemajuan, masih menyisakan tantangan. Biaya pendidikan tinggi di perguruan tinggi swasta dan persaingan yang ketat untuk masuk perguruan tinggi negeri, membuat banyak anak muda merasa terbebani. Setelah lulus pun, mereka masih harus berjuang keras mencari pekerjaan yang sesuai dengan latar belakang pendidikan mereka, dengan gaji yang layak dan masa depan yang terjamin.

Ketidakpuasan Ekonomi dan Tekanan Sosial

Ketidakpuasan terhadap kondisi ekonomi menjadi pemicu lain. Gaji rendah, sulitnya mencari pekerjaan yang sesuai dengan kualifikasi, dan tingginya biaya hidup membuat banyak anak muda merasa terhimpit. Tekanan sosial untuk segera mandiri dan memiliki kehidupan yang layak juga turut menambah beban mereka. Dalam situasi seperti ini, "kabur aja dulu" terasa seperti satu-satunya jalan keluar yang terlihat.

Beberapa kebijakan pemerintah juga menjadi sorotan dan dinilai turut memperparah situasi. Kritik dan masukan dari generasi muda terkait kebijakan-kebijakan tersebut seringkali disampaikan melalui media sosial, termasuk melalui tagar "Kabur aja dulu". Tagar ini menjadi wadah ekspresi sekaligus tuntutan akan adanya perubahan dan perbaikan sistem yang lebih baik.

Mencari Peluang di Negeri Orang

Tagar "Kabur aja dulu" juga digunakan untuk berbagi informasi mengenai beasiswa pendidikan, peluang kerja, dan ajakan untuk tinggal di luar negeri. Negara-negara seperti Korea Selatan, Jepang, Australia, Amerika Serikat, dan Jerman sering disebut sebagai tujuan, karena menawarkan peluang kerja dan kesejahteraan yang lebih menjanjikan. Informasi ini tersebar luas di media sosial, memperlihatkan keinginan kuat anak muda untuk mencari kehidupan yang lebih baik.

Imbauan dari Kementerian Luar Negeri

Meskipun tagar ini viral, Kementerian Luar Negeri Indonesia memberikan peringatan akan pentingnya mempertimbangkan berbagai aspek sebelum mengambil keputusan untuk bekerja atau tinggal di luar negeri. Mereka menekankan pentingnya riset yang matang dan persiapan yang baik sebelum mengambil langkah tersebut. "Kabur aja dulu", tegas Kementerian Luar Negeri, bukanlah solusi instan.

Infografis Efek Donald Trump Menang Pilpres AS ke Perekonomian Global
Infografis Efek Donald Trump Menang Pilpres AS ke Perekonomian Global. (Liputan6.com/Abdillah)... Selengkapnya
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

EnamPlus

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya