14 Februari Sudah Dekat, Siti Atikoh Ajak Jaga Kantong Basis Suara Ganjar-Mahfud

Istri calon presiden nomor urut 3 Ganjar Pranowo, Siti Atikoh Suprianti mengatakan, hari pencoblosan sudah tinggal belasan hari lagi menuju 14 Februari 2024.

oleh Putu Merta Surya Putra diperbarui 27 Jan 2024, 18:44 WIB
Diterbitkan 27 Jan 2024, 18:44 WIB
Istri calon presiden nomor urut 3 Ganjar Pranowo, Siti Atikoh Suprianti
Istri calon presiden nomor urut 3 Ganjar Pranowo, Siti Atikoh Suprianti saat berdialog dan bersilahturahmi dengan Tim Pemenangan Daerah se-Malang Raya di Pendopo Aspirasi Ahmad Basarah di Malang, Jawa Timur, Sabtu (28/1/2024). (Foto: Dokumentasi PDIP).

Liputan6.com, Jakarta Istri calon presiden nomor urut 3 Ganjar Pranowo, Siti Atikoh Suprianti mengatakan, hari pencoblosan sudah tinggal belasan hari lagi menuju 14 Februari 2024.

Karena hal ini, dia mengajak seluruh kekuatan partai pengusung Ganjar-Mahfud, khususnya para calon anggota legislatif (Caleg) dari PDIP serta tim pemenangan daerah untuk menjaga basis suara, terlebih, di seluruh kantong-kantong suara Ganjar-Mahfud.

Hal itu disampaikan Siti Atikoh saat berdialog dan bersilahturahmi dengan Tim Pemenangan Daerah se-Malang Raya di Pendopo Aspirasi Ahmad Basarah di Malang, Jawa Timur, Sabtu (28/1/2024).

Hadir pula dalam kesempatan itu, Ketua DPP PDIP yang juga Wakil Ketua MPR RI, Ahmad Basarah; bersama jajaran DPD PDIP Malang, DPC Kota dan Kabupaten Malang, kemudian para caleg, serta turut hadir jajaran pengurus GM FKPPI.

“Ini kan waktunya sudah tidak lama ya, pencoblosan 14 Februari, berarti waktu yang efisien tinggal 18 hari itungan mundurnya 2 minggu. 2 minggu karena sisanya minggu tenang,” kata Atikoh.

“Nah ini seperti Mas Basarah (Ketua DPP PDIP Ahmad Basarah) sampaikan bagaimana kita menjaga kantong basis. Jangan sampai di sana malah kecolongan, kita lengah,” sambung Atikoh.

Alumnus S2 University of Tokyo ini juga meminta kepada seluruh elemen pendukung Ganjar-Mahfud untuk memetakan kembali daerah basis di masing-masing.

Sebab, dia mendapati informasi adanya persaingan yang ketat di sejumlah daerah basis, terutama di Jawa Tengah dan Jawa Timur.

“Kemudian ini bagian dari kita juga memetakan daerah basis seperti apa. Karena mohon maaf di Jawa Tengah gempurannya luar biasa sekali karena itu kandang banteng,” jelas Atikoh.

Lebih lanjut, ibunda dari Muhammad Zinedine Alam Ganjar ini menilai perlunya gerakan masif dari seluruh elemen pendukung Ganjar-Mahfud untuk door to door bertemu rakyat.

Termasuk, bagaimana memberikan pembekalan kepada para saksi yang bertugas di TPS untuk menjaga wilayahnya masing-masing.

“Bagaimana kita menjaga masing-masing wilayah itu sangat penting. Canvassing sudah sehingga nanti mungkin pembekalan saksi-saksi mereka bisa memperhatikan masing-masing wilayah,” ucap Atikoh.

“Jadi tugas saksi bukan hanya memperhatikan TPS tapi juga untuk mengamati kondisi masing-masing wilayah. Tetapi insyaallah dengan kesolidan kita, dengan kerja sama yang luar biasa akan membuahkan hasil maksimal dan sebagai pribadi berterima kasih,” jelas Atikoh.

Sosialisasikan Program Makin Gencar, Salah Satunya KTP Sakti

Atikoh meyakini bahwa program yang diusung oleh pasangan Ganjar-Mahfud terus mendapat apresiasi dari masyarakat.

Terutama, program KTP Sakti (satu kartu terpadu Indonesia) yang terus digaungkan oleh Ganjar-Mahfud. Di mana, KTP Sakti bakal mengintegrasikan data bantuan bagian masyarakat yang tidak mampu.

Masyarakat yang selama ini tak bisa mendapat berbagai bantuan pemerintahan, akan mendapatkannya secara adil.

"Mungkin terkait program-program, masyarakat memberikan apresiasi, programnya Ganjar Pranowo-Mahfud MD. Pertama KTP Sakti untuk terkait integrasi data, karena banyak sekali seperti bansos, bantuan langsung tunai dan bantuan lainnya, belum tepat sasaran," kata Atikoh.

Terus Serap Aspirasi

Dia pun mengaku terus menyerap aspirasi dari masyarakat ketika berkeliling safari politik ke sejumlah daerah.

Dimana, ketersediaan pupuk, harga bahan pokok dan pendidikan menjadi aspirasi yang digaungkan oleh masyarakat ketika bertemu dengan Atikoh.

Lalu, permasalahan soal anak muda terkait mental health serta menghadapi bonus demografi ke depan.

"Mungkin ini kita bisa memetakan. Di tingkat grassroot mungkin karena kebanyakan bertemunya dengan ibu-ibu memang hal-hal yang terkait dengan kehidupan sehari-hari misalnya pemenuhan kebutuhan pokok, bagaimana bisa mencukupi, kemudian kalau dengan petani karena sekarang mereka sedang musim tanam itu terkait pupuk," jelas Atikoh.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya