Pengamat: Sosialisasi Pemilu 2019 Perlu Ditingkatkan ke Milenial

Sosialisasi Pemilu 2019 dilakukan dengan pendekatan secara intensif terhadap kalangan milenial yang baru akan memilih, agar mereka tidak golput.

oleh Liputan6.comDevira Prastiwi diperbarui 03 Nov 2018, 08:16 WIB
Diterbitkan 03 Nov 2018, 08:16 WIB
Gerakan Melindungi Hak Pilih
Warga berfoto di booth pos pendaftaran daftar pemilih tetap (DPT) di kawasan Car Free Day, Jakarta, Minggu (21/10). Komisi Pemilihan Umum (KPU) DKI Jakarta membuat pos pendaftaran untuk mendekatkan diri ke masyarakat. (Merdeka.com/Iqbal S. Nugroho)

Liputan6.com, Jakarta - Pengamat Politik dari Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed) Purwokerto Ahmad Sabiq, mengingatkan agar sosialisasi Pemilu 2019 bagi kalangan milenial ditingkatkan lagi

"Dari pengamatan kami, hingga saat ini sosialisasi Pemilu masih belum cukup bagus menjangkau kalangan milenial," ujar Sabiq, seperti dilansir Antara, Sabtu (3/11/2108).

Menurut dia, perlu ide yang kreatif dalam melakukan sosialisasi Pemilu bagi kalangan milenial agar mereka menggunakan hak pilihnya dengan baik.

Dalam hal ini, menurutnya yang perlu melakukan sosialisasi adalah Komisi Pemilihan Umum (KPU), partai politik (parpol), maupun para calon anggota legislatif.

"Mereka dapat menggandeng komunitas-komunitas milenial untuk melakukan sosialisasi. Jangan lagi menggunakan cara-cara konvensional. Kaum milenial tidak suka didikte dan komunikasi satu arah," jelas Sabiq.

Sementara itu, salah seorang caleg DPRD Kabupaten Banyumas dari PDI Perjuangan Didi Rudianto mengatakan, kalangan milenial terbagi atas dua kelompok, yakni milenial yang sudah pernah memilih dan milenial yang belum pernah atau baru akan memilih.

Didi menyebut, pihaknya melakukan pendekatan secara intensif terhadap kalangan milenial yang baru akan memilih agar mereka tidak golput.

"Bagi mereka yang baru akan nyoblos itu perlu pendampingan yang benar agar hak pilih mereka tidak mubazir," kata Sabiq.

Oleh karena itu, lanjut dia, perlu sosialisasi secara maksimal bagi kalangan milenial agar mereka memahami masalah Pemilu, sehingga bisa memilih dengan cermat,. Salah satunya, kata Sabiq, tentang partai politik peserta Pemilu 2019.

"Kami juga melakukan pendekatan dengan kelompok-kelompok generasi milenial," jelas Didi.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

 

Pentingnya Kalangan Milenial

pemilu-ilustrasi-131024c.jpg
Ilustrasi pemilih surat suara.

Caleg lainnya, Ibnu Salimi, mengatakan kalangan milenial merupakan segmen pemilih yang sangat penting sekarang ini karena jumlah mereka sangat banyak.

Dengan demikian, kata dia, siapa yang bisa melakukan sosialisasi dan pendekatan serta meyakinkan pemilih dari kalangan milenial, tentu paling berpotensi mendapatkan dukungan.

"Demikian juga untuk penyelenggara Pemilu, saya kira ini suatu hal yang sangat penting untuk melakukan sosialisasi secara lebih masif kepada kalangan milenial atau lebih khusus lagi pemilih pemula, karena jumlahnya sangat banyak dan mereka belum punya pengalaman memilih pada masa-masa yang lalu," tutur caleg DPRD Provinsi Jawa Tengah dari PKS ini.

Ia mengaku, punya strategi-strategi khusus untuk melakukan kampanye dan sosialisasi bagi kalangan milenial dengan memanfaatkan rentang waktu kampanye yang cukup panjang.

"Kalangan milenial merupakan salah satu hal yang sangat penting. Saya sendiri melakukan pendekatan dengan tokoh-tokoh komunitas milenial untuk menyosialisasikan dan mengampanyekan keberadaan kami sebagai caleg," pungkas Ibnu.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya