Tinggal di Rumah Kontainer Pun Bisa Nyaman

Karena terbuat dari logam, peti kemas rentan dengan permasalahan panas atau termal.

oleh Anto Erawan diperbarui 14 Apr 2016, 15:00 WIB
Diterbitkan 14 Apr 2016, 15:00 WIB
Tinggal di Rumah Kontainer Pun Bisa Nyaman
Karena terbuat dari logam, peti kemas rentan dengan permasalahan panas atau termal.

Liputan6.com, Jakarta Kini banyak alternatif material yang bisa digunakan untuk membangun rumah. Tidak melulu harus bata atau kayu, berbagai macam material pun bisa dimanfaatkan. Bahkan, peti kemas atau kontainer bekas kini dapat disulap menjadi hunian yang nyaman dan artistik.

Bagi para arsitek profesional, kemungkinan baru yang dihadirkan peti kemas ini juga menjadi tantangan untuk menjajal kemampuan mereka dalam merancang bangunan.

Arsitek Atelier Riri, dalam tulisannya yang dilansir Rumah.com, berbagi cerita tentang pengalamannya merancang sebuah rumah dari kontainer bekas.

Karena terbuat dari logam, peti kemas rentan dengan permasalahan panas atau termal. Sebagai penghantar panas yang baik, di siang hari logam mudah menyerap panas matahari dan meningkatkan suhu ruangan.

Sebaliknya, jika di malam hari suhu udara turun, temperatur material ini pun akan ikut drop. Permasalahan termal inilah yang mula-mula harus diatasi.

Rumah kontainer, palet pinus (www.archdaily.com)

Tips Rumah Kontainer Nyaman
Untuk menanganinya, Atelier Riri menerapkan beberapa strategi, di antaranya:
1. Menggunakan palet-palet kayu pinus sebagai langit-langit. Berbeda dari logam, kayu relatif tidak memiliki permasalahan termal. Selain tidak mengalami pemuaian dan penyusutan akibat perubahan suhu, kayu juga memiliki temperatur yang relatif stabil.

Untuk meningkatkan efektivitas dalam menurunkan temperatur, dipasang pula lapisan glasswool di antara lapisan atap peti kemas dan langit-langit kayu.

Keuntungan lain, langit-langit yang terdiri atas beberapa lapisan ini dapat meningkatkan kualitas akustik pada ruangan. Tidak seperti logam, kayu cukup baik dalam menyerap gelombang suara. Dengan begitu, ruangan tak akan terlalu bising, sekalipun terbuat dari peti kemas.

2. Bentuk rumah juga bisa didesain untuk tujuan mengatasi potensi permasalahan termal. Untuk rumah peti kemas rancangannya, Atelier Riri sengaja membuat void yang cukup besar di bagian tengah rumah.

Selain itu, koneksi antarruang juga diperhitungkan dengan matang. Hal ini bukan hanya memudahkan penghuni berpindah ruang dengan leluasa, tetapi juga menjaga kelancaran sirkulasi udara. Dengan rancangan semacam ini, suhu ruangan dapat diturunkan sehingga tidak terlalu panas atau pengap.

3. Strategi lain untuk mengatasi permasalahan termal akibat paparan langsung sinar matahari adalah dengan membuat “taman atap”. Untuk keperluan ini, Atelier Riri memasang wiremesh yang berfungsi sebagai tempat pertumbuhan tanaman hias merambat.

Jika tanaman tersebut sudah tumbuh dengan baik dan cukup rindang, ia akan berfungsi layaknya green roof. Tidak hanya mencegah paparan langsung sinar matahari, tapi juga memberikan pasokan oksigen ekstra.

Rumah kontainer, green roof (www.archdaily.com)

Beberapa Keuntungan
Sekalipun peti kemas berpotensi menimbulkan permasalahan termal, bukan berarti tak ada solusi untuk mengatasinya. Bahkan jika dibandingkan dengan material lain, membangun hunian menggunakan peti kemas memiliki beberapa keuntungan lain:

1. Hemat biaya. Dengan menggunakan kontainer, tidak banyak biaya yang perlu dikeluarkan untuk membeli berbagai macam bahan bangunan seperti semen dan batu bata.

2. Pembangunannya cepat. Dibandingkan rumah biasa, waktu yang diperlukan untuk membangun rumah peti kemas lebih singkat. Hal ini juga akan menekan tambahan biaya yang perlu dikeluarkan akibat lamanya pekerjaan.

3. Bentuk bervariasi. Sekalipun bentuk dasarnya hanya berupa balok, namun kontainer mudah untuk dimodifikasi dan disusun menjadi bangunan dengan beragam bentuk dan ukuran.

4. Memiliki daya tahan terhadap gempa yang lebih baik daripada bangunan biasa. Rumah peti kemas dapat bertahan dari gempa yang berkekuatan hingga 8 skala richter.

Astrid Septriana

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya