Liputan6.com, Jakarta PLN Energi Primer Indonesia (PLN EPI) terus menunjukkan komitmennya terhadap keberlanjutan lingkungan yang lebih sehat. Hal ini dilakukan dengan melakukan program penghijauan untuk mengurangi emisi karbon.
Vice President K3KL PLN EPI, Imam Putra mengatakan, komitmen Hijau PLN Energi Primer Indonesia PLN EPI, sebagai bagian dari subholding PLN bertugas memastikan ketersediaan bahan bakar ramah lingkungan, seperti biomassa, selain bahan bakar konvensional seperti batu bara, gas, dan minyak.
Baca Juga
Program penghijauan ini dapat menjadi inspirasi untuk terus menjaga lingkungan dan membangun masa depan yang lebih hijau dan berkelanjutan.
Advertisement
“Kami memahami bahwa dampak dari program ini mungkin tidak langsung terlihat, tetapi kami yakin bahwa langkah kecil ini akan memberikan kontribusi besar bagi generasi mendatang," kata Imam, Minggu (2/2/2025).
Kegiatan yang masuk dalam program EPI Green2Gether ini merupakan bagian dari program rutin di Kelurahan Menteng Dalam, Jakarta yang selama ini konsisten melakukan kegiatan menanam pohon. Penanaman pohon dilakukan sebagai upaya mengurangi polusi udara dan menciptakan ruang hijau yang lebih sehat di tengah isu polusi Jakarta yang tinggi.
"Program ini juga bertujuan untuk memperindah kawasan dan memberikan edukasi kepada masyarakat tentang pentingnya keberlanjutan lingkungan," tuturnya.
Selain pemberian bibit pohon, PLN EPI tidak hanya fokus pada aspek lingkungan, tetapi juga terus berupaya memberikan manfaat sosial dan pendidikan bagi kelurahan Menteng Dalam yang masuk dalam Ring1 Perusahaan, dengan memberikan berbagi buku dan mainan dari Pegawai PLN EPI dengan tajuk PLN EPI Share to Care kepada Perpustakaan RPTRA Rasamala & Flamboyan.
"Selain penghijauan, kami juga terus mendukung kegiatan sosial yang bermanfaat bagi masyarakat,” tutur Imam.
Produksi 814 GWh Listrik dari Biomassa, PLN Pangkas Emisi 921 Ribu Ton CO2
PLN Indonesia Power (PLN IP) memproduksi listrik dari pemanfaatan biomassa sebesar sebesar 814 GWh pada, langkah ini terbukti berdampak positif bagi lingkungan dengan menurunnya emisi karbon sebesar 921.119 Ton CO2.
Direktur Utama PLN Indonesia Power Edwin Nugraha Putra mengatakan, pemanfaatan biomassa untuk mengurangi penggunaan batubara pada Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) melalui program cofiring terbukti dapat menurunkan emisi karbon.
"Cofiring menjadi program yang memberikan kontribusi nyata terhadap pasokan energi ramah lingkungan di Indonesia," kata Edwin, Minggu (2/2/2025).
Edwin mengungkapkan, sepanjang 2024 PLN Indonesia Power memanfaatkan 793.060 ton biomassa untuk mengurangi konsumsi batubara yang terdiri dari pellet kayu, sampah, cangkang sawit, serbuk gergaji, sekam padi hingga limbah racik uang kertas sebagai bahan baku cofiring pada PLTU.
"PLN IP selalu berkomitmen untuk mengurangi penggunaan batubara dengan pemanfaatan biomassa untuk cofiring di PLTU," tutur Edwin.
Menurut Edwin, sebagai subholding generation company terbesar se Asia Tenggara, PLN IP terus berupaya mendukung PLN dalam mengakselerasi transisi energi di Indonesia guna membantu Pemerintah untuk mencapai target Net Zero Emission pada 2060.
"Ini adalah langkah besar korporasi dalam mendukung transisi energi nasional dan menciptakan masa depan yang lebih bersih dan berkelanjutan," kata Edwin.
Edwin melanjutkan, PLN Indonesia Power juga akan terus melakukan pengembangan inovasi teknologi untuk menekan angka emisi di Indonesia, sehingga sektor ketenagalistrikan dapat berperan besar dalam mengurangi emisi karbon.
"PLN Indonesia power terbuka melakukan kolaborasi dengan berbagai pihak untuk mengembangkan teknologi yang dapat mengurangi emisi karbon," tutup Edwin.
Advertisement
PLTA Jatigede Pangkas Emisi Karbon 415.800 Ton per Tahun
Pembangkit Listrik Tenaga Air atau PLTA Jatigede berkapasitas 2x55 Megawatt (MW) yang dioperatori PLN Indonesia Power (PLN IP) telah beroperasi. Proyek strategis nasional (PSN) ini mengurangi emisi karbon sebesar 415.800 ton per tahun dan berkontribusi besar dalam pengembangan Energi Baru Terbarukan (EBT).
Direktur Utama PLN Indonesia Power Edwin Nugraha Putra mengatakan, PLTA Jatigede diinisiasi sejak tahun 1963, dimulai pembangunannya pada 2015 dan resmi dioperasikan pada 20 Januari 2024. Pembangkit dengan kapasitas 2x55 MW yang memanfaatkan air dari Waduk terbesar kedua di Indonesia.
"PLTA Jatigede merupakan salah satu proyek strategis ketenagalistrikan yang dioperasikan oleh PLN Indonesia Power untuk mewujudkan swasembada energi," kata Edwin, Selasa (21/1/2024).
Edwin melanjutkan, PLTA yang terletak di Desa Kadujaya, Kecamatan Jatigede, Kabupaten Sumedang, Jawa Barat ini dapat mengurangi emisi karbon 415.800 ton per tahun, PLTA Jatigede juga merupakan proyek pembangkit yang menjadi target untuk meningkatkan bauran energi terbarukan 23 persen pada tahun 2025 serta mendukung Net Zero Emission 2060.
PLTA Jatigede tidak hanya menjadi penghasil energi bersih, tetapi juga sebagai pembangkit peaker yang memastikan keandalan pasokan listrik di Indonesia, sehingga dapat menjadi pendungkung terwujudnya swasembada energi.
"Kehadiran PLTA Jatigede turut memperkuat komitmen PLN Indonesia Power dalam mendukung transisi energi bersih serta menyukseskan Asta Cita Presiden Republik Indonesia, merawat kekayaan alam Indonesia sebagai sumber energi untuk mendorong kemandirian bangsa melalui swasembada energi," tutup Edwin.
Pengoperasian PLTA Jatigede
Pengoperasian PLTA Jatigede diresmikan oleh Presiden Republik Indonesia (RI), Prabowo Subianto, bersama dengan peresmian 37 proyek ketenagalistrikan mulai dari pembangkit, jaringan transmisi sampai dengan gardu induk yang tersebar di 18 provinsi se-Indonesia.
Secara rinci, proyek yang diresmikan meliputi 26 pembangkit listrik dengan total kapasitas 3.222,75 Megawatt (MW) dan 11 jaringan transmisi dan gardu induk sepanjang 739,71 kilometer sirkit (kms) dengan kapasitas 1.740 Megavolt Ampere (MVA).
Advertisement