Ini Tips Menghadapi Beragam Tipe Tetangga

Hidup bertetangga sepertinya gampang-gampang susah untuk dijalankan. Padahal, memiliki tetangga bisa bermanfaat.

oleh Kantrimaharani diperbarui 17 Jun 2016, 13:00 WIB
Diterbitkan 17 Jun 2016, 13:00 WIB
kenali tetangga
Dalam hubungan bertetangga, Anda wajib memahami 5 tipe berikut

Liputan6.com, Jakarta Hidup bertetangga sepertinya gampang-gampang susah untuk dijalankan. Padahal, memiliki tetangga bisa meringankan kehidupan Anda. Misalnya, bila Anda sakit, orang yang pertama kali yang membantu Anda adalah tetangga.

Lainnya lagi, jika Anda hendak pergi jauh dalam waktu lama, tetanggalah yang bisa menjadi saksi mata selama Anda berpergian. Itulah mengapa, tetangga adalah saudara yang paling dekat.

Selain dapat membantu Anda, mereka juga hadir menjadi teman berbagi cerita atau bersosialisasi sehari-hari.

Namun sayangnya, karena kesibukan yang tidak menentu, biasanya membuat sebagian orang jarang berada di rumah. Atau apabila ada di rumah, mereka lebih memilih berada di dalam dengan kesibukan masing-masing.

Sehingga, tidak heran, hubungan bertetangga tidak lagi sedekat dan seharmonis dahulu. Bahkan, Anda tidak mengetahui, siapa yang tinggal di sebelah rumah Anda.

Bagi Anda yang saat ini sedang menempati rumah baru, ada baiknya Anda mengetahui karakteristik tetangga dan bagaimana cara mengatasinya.

(Cari daftar perumahan baru harga bervariasi klik di sini)

Seperti dilansir dari Rumah.com, Jodi R.R Smith, seorang penulis dan konsultan etika di Amerika Serikat membagi lima dasar tipe tetangga, yakni tipe tetangga introvert, tetangga yang membahayakan, tetangga kaya raya, tetangga yang unik, dan tetangga suka bersosial.

Tipe tetangga introvert

Ilustri tetangga introvert (sumber: craiggreenfield.com)

Suatu ketika mungkin Anda melihat terdapat tetangga yang jarang atau nyaris tidak merawat rumah mereka. Hal itu, terlihat dari rumput halaman yang sudah memanjang, atau terlihat dari peralatan besi yang dibiarkan mengusang.

Cobalah Anda untuk mengamati pemandangan ini. Apakah keesokan harinya kondisi ini mengalami perubahan? Jika tidak ada perubahan dalam rentan waktu lebih dari seminggu, sepertinya tetangga Anda membutuhkan perhatian Anda.

Idealnya, penghuni sangat tidak betah bila kondisi rumah mereka terlihat tidak terawat dari luar. Karena, apa yang tampak dari luar, biasanya mencerminkan penghuni itu sendiri.

Jika Anda termasuk orang yang tidak biasa dengan pemandangan seperti itu, tentu bisa mengusik kenyamanan dan keindahan hunian Anda.

Namun, bila rumah tetangga Anda tampak seperti itu, ada dua kemungkinan kondisi yang terjadi. Pertama, bisa jadi tetangga Anda memang malas untuk merapikan pekarangan mereka, atau kedua tetangga Anda sedang tidak mampu membersihkan karena sakit dan lain-lain.

Bagaimana mengatasinya: Jodi, menyarankan agar Anda berkomunikasi, berkomunikasi, dan berkomunikasi. Penekanan ini dimaksudkan, Andalah yang memulai perbincangan pertama kali.

Datang ke rumah tetangga Anda, kemudian tanyakan bagaimana kabarnya. Dan paparkan mengapa Anda datang ke rumah mereka. Misalnya, “Apakah bapak baik-baik saja? Soalnya, saya lihat rumput-rumput di halaman bapak sudah meninggi. Apakah bapak sedang sakit?”.

Dari percakapan tersebut, Anda akan mengetahui kondisi nyata tetangga Anda. Apakah tetangga Anda adalah orang introvert (penyendiri) ataukah memang benar-benar malas mengurus rumah.

Bila tetangga Anda penyendiri, maka jangan tidak acuh terhadap mereka. Bisa jadi mereka sangat membutuhkan bantuan Anda. Sebaliknya jika malas, maka Anda bisa mengajak mereka bekerja bakti bersama-sama.

Tetangga yang bisa membahayakan

Ilustrasi tetangga yang membahayakan (sumber: wowt.com)

Dalam betetangga, Anda mungkin tidak mengetahui secara detail mengenai karakteristik siapa yang tinggal di samping Anda.

Sebuah kejadian pernah menimpa anak berusia 15 tahun di Amerika Serikat, dimana seorang kakek menembak mati anak tersebut karena berjalan menginjak rumput di sekitar pekarangan rumah.

Dari hikmah kejadian tersebut, sebaiknya Anda mengetahui persis apa yang mereka (tetangga) suka dan tidak suka. Terlebih bila Anda memiliki anak kecil di rumah. Bukan untuk menakut-nakuti, tetapi ini sebagai antisipasi Anda untuk hal-hal yang tidak diinginkan.

Caranya, Anda bisa bertandang ke rumah tetangga dengan membawa makanan. Kemudian, perkenalakan diri siapa Anda, semua personil keluarga Anda, dan di mana Anda bekerja. Begitu juga sebaliknya, tetangga Anda pun akan mengenalkan mereka.

Lalu kemudian, tanyakan tentang kebiasaan apa saja yang kerap Anda lakukan di rumah. Misalnya, kebiasaan anak Anda yang gemar bermain sepeda sore hari, dan tanyakan apakah tetangga Anda bisa menerima kondisi tersebut.

Atau misalnya, Anda memiliki hobi bermain drum, dan kerap memainkannya. Anda harus tanyakan apakah tetangga Anda keberatan atau tidak. Bila mereka keberatan, sebaiknya Anda harus legowo, agar tidak terjadi konflik.

Tetangga kaya raya

ilustrasi tetangga yang membahayakan (sumber: grandparents.com)

Dalam sebuah hunian mungkin ada tetangga Anda yang kaya-raya, dan cukup mencolok karena dilihat dari kondisi rumah atau kendaraan yang terparkir di depan rumah.

Biasanya, bagi mereka yang tinggal bersebelahan dengan tetangga kaya raya, timbul sugesti rendah diri yang berlebihan.

Solusi utama yang harus Anda lakukan adalah mengatasi sugesti rendah diri dengan cara mengubah pola pikir bahwa setiap rumah tangga memiliki cerita atau kisah yang berbeda.

Artinya, tidak semua orang kaya sombong dan tidak menerima kondisi orang lain. Untuk itu, jangan sampai Anda menjauhi tetangga Anda. Sebaiknya, dekati dan tetap bersahaja.

Meskipun, nanti tetangga Anda ternyata sombong, janganlah Anda tinggalkan. Karena, Anda tidak akan mengetahui, kondisi masa depan, apakah Anda yang akan membutuhkan ia, ataukah sebaliknya. Percayalah, akan ada kebaikan bila Anda tetap menyayangi tetangga Anda.

Tetangga unik

sumber: wowt.com 

Tetangga unik maksudnya, tetangga yang senang berkunjung ke rumah Anda, dan secara tiba-tiba membuka kulkas, dan menyentuh furnitur ruangan tanpa seizin Anda, dan lain sebagainya.

Jika Anda memiliki tetangga yang seperti ini, sebaiknya Anda harus tegas dan memberikan aturan. Menurut Jodi, ini sudah melanggar privasi.

Paling penting, tetangga tipe ini dapat menyerang sewaktu-waktu. Jadi, jangan merasa ragu untuk tegas, kalau perlu ancam dengan menghubungi polisi.

Tetangga tak mau bersosialisasi

Ilustrasi memberi perhatian kepada mereka yang tidak suka bersosialisasi (sumber: crosswalk.com)

Terakhir adalah tetangga yang tak mau bersosialisasi. Maksudnya, tipe tetangga ini kerap menghindar dari kerumuman, dan nyaris mentup diri karena ketidakmauan sendiri.

Tipe tetangga seperti ini lebih banyak terjadi di hunian vertikal (apartemen). Namun, tidak menutup kemungkinan juga terjadi di hunian tapak.

Bila Anda memiliki tetangga dengan tipe ini sebaiknya tetap menjaga hubungan yang baik. Caranya, tegurlah dengan santai saat berpapasan. Ucapan “Hai” atau “Halo” ternyata dapat mencerminkan kebaikan dari diri Anda.

Tidak perlu memaksa agar, tetangga Anda mau terbuka kepada Anda. Hal yang bisa dilakukan adalah dengan memberi perhatian seperti mengirimkan makanan, atau memberikan senyuman saja.

Sebab, tipe seperti ini merasa memiliki zona aman sendiri, dan enggan untuk diusik oleh orang asing.

Kalaupun tetangga Anda akan terbuka kepada Anda, itu dikarenakan kemauan mereka sendiri. Jadi, santai saja dan jadilah penghuni yang memahami tetangganya.

Feature picture: davidcronnin.com

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya