Liputan6.com, Jakarta Lembaga perbankan BRI Syariah tercatat memperlihatkan hasil yang maksimal dalam hal capaian kinerja penyaluran dana untuk Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP) selama enam bulan pertama tahun ini.
Jika dibandingkan dengan bank pelaksana lainnya, BRI Syariah menempati posisi teratas dengan penyaluran kredit sebanyak 1.921 unit atau 29,59%, disusul Bank Artha Graha sebanyak 1.773 unit atau 27,31%, dan terakhir Bank Papua sebesar 1.257 unit atau 19,37%.
Berdasarkan total keseluruhan, kinerja capaian penyaluran dana FLPP dari Januari sampai Juni 2017 berjumlah 6.491 unit atau telah mencapai 5,41% dari target sebanyak 120.000 unit, dengan nilai FLPP sebesar Rp742,57 miliar atau mencapai 6,38% dari target sebesar Rp11,47 triliun.
Advertisement
Sedangkan bila dihitung secara total penyaluran dana FLPP dari tahun 2010 sampai Juni 2017, telah terealisasi sebanyak 502.556 unit dengan nilai FLPP sebesar Rp28,96 triliun.
Seperti dilansir Rumah.com, menurut lokasi, realisasi penyaluran dana FLPP berdasarkan provinsi dengan lima capaian tertinggi meliputi Papua Barat sebesar 972 unit (14,97%), Jawa Barat 679 unit (10,46%), Sumatera Utara 584 unit (9%), Banten 534 unit (8,23%), dan Kalimantan Barat sebesar 511 unit (7,87%).
Baca juga: BTN Klaim Salurkan Kredit untuk 1,44 Juta Rumah
Untuk hasil penyaluran yang lebih maksimal, pada tahun ini Pusat Pengelolaan Dana Pembiayaan Perumahan (PPDPP) juga telah menandatangani Perjanjian Kerjasama Operasional dengan 32 bank pelaksana.
Beberapa diantaranya ialah Bank BJB, Bank BJB Syariah, Bank Sumut, Bank Sumut Syariah, Bank NTB, Bank DIY, Bank Papua, Bank Jambi, Bank Sumselbabel, Bank Sumselbabel Syariah, Bank Kalsel, Bank Kalteng, Bank Nagari, Bank NTT, Bank Sultra, Bank Jateng, Bank SulutGo, Bank Riau Kepri, Bank Sulselbar, Bank Sulselbar Syariah, Bank Bali, Bank Kaltim, dan Bank Sulteng.
(Tertarik mencari rumah murah? Temukan ragam pilihan rumah di bawah Rp200 Jutaan di sini)
BPD Diminta Komitmen
Imbas adanya program penajaman dan sikronisasi program rumah subsidi, Pemerintah belum lama ini memutuskan untuk mengurangi anggaran FLPP dari semula Rp9,7 triliun menjadi Rp3,1 triliun untuk 40 ribu unit rumah. Menurun dari target sebelumnya sebesar 120 ribu unit rumah.
“FLPP tetap jalan dengan target 40 ribu unit rumah untuk tahun ini dengan anggaran sebesar Rp3,1 triliun dari APBN ditambah Rp1,4 triliun dari dana pengembalian pokok FLPP,” terang Direktur Utama PPDPP, Budi Hartono.
Dalam arahannya kepada bank nasional pelaksana FLPP, ia pun kembali mengingatkan betapa pentingnya penyediaan hunian terutama untuk Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR).
“Sebab rumah bukan hanya kebutuhan dasar, tapi juga hak asasi manusia sekaligus menjadi indikator kesejahteraan dan kemajuan suatu bangsa. Untuk itu Pemerintah sangat komit dalam memenuhi kebutuhan rumah bagi masyarakat berpenghasilan rendah (MBR),” ujarnya.
PPDPP turut meminta seluruh bank nasional pelaksana FLPP untuk terus berkomitmen mencapai target yang telah ditetapkan sesuai dengan perjanjian sebelumnya. Mengingat Bank BTN yang merupakan penyalur terbesar KPR FLPP sekarang memilih beralih ke Subsidi Selisih Bunga (SSB).