Liputan6.com, Jakarta Suku bunga tetap (fixed) dan fluktuatif (floating) merupakan dua jenis sistem penentuan suku bunga pinjaman yang dikenal dalam dunia perbankan.
Biasanya, orang awam akan sulit menentukan pilihan diantara keduanya, apalagi bila tidak mengetahui dengan pasti cara perhitungan bunga tersebut.
Keadaan pasar memang selalu naik turun setiap saat. Umumnya bank mengevaluasi besarnya bunga satu tahun sekali, sehingga apabila Anda mengambil sistem fluktuatif, maka pembayaran cicilan bisa berubah-ubah. Bisa lebih besar atau lebih kecil dari tahun pertama pembayaran dimulai.
Advertisement
Di sisi lain, ada pula bank yang memberikan pembayaran fixed (tetap) sampai masa akhir akad, terutama bank-bank berbasis syariah.
(Hitung simulasi cicilan rumah idaman melalui Kalkulator KPR di Rumah.com)
Kelebihan pembayaran fixed adalah nasabah tidak perlu repot memikirkan berapa pembayaran cicilan tahun depan. Kalau jangka waktu pembayarannya pendek, memang lebih nyaman untuk mengambil suku bunga fixed.
Selain bank syariah, Anda bisa menggunakan bank BTN, karena bank ini juga menerapkan suku bunga fixed walaupun relatif lebih tinggi dibandingkan bank lain.
Jika ada bank yang memberikan jaminan tingkat suku bunga yang tidak berubah sampai angsuran lunas, jangan kaget jika suku bunga yang ditawarkannya juga cukup tinggi. Namun jangan juga tergoda dengan suku bunga yang rendah.
Tanyakan terlebih dahulu, apakah hanya berlaku di tahun pertama dan berubah setiap tahun, atau suku bunga tetap sampai pembayaran lunas.
Simak juga: Cara Menghitung Bunga KPR
Selain besaran suku bunga yang ditawarkan, ada banyak hal lain yang perlu dipertimbangkan oleh calon debitur. Diantaranya sistem pembayaran dan perhitungan bunga yang dipakai oleh bank yang bersangkutan.
Jika suku bunga KPR cukup bersaing ketat, lihat fasilitas dan keuntungan yang didapat.
Saat tren suku bunga meningkat, ambillah kredit properti dengan suku bunga tetap (fixed rate). Karena besar kemungkinan, debitur akan mendapat keuntungan sampai beberapa tahun ke depan.
Sebaliknya jika tren suku bunga menurun, sebaiknya pergunakan suku bunga mengambang atau floating rate.
Pada saat krisis finansial global seperti tahun 2008, suku bunga KPR melambung hingga 15%, bahkan sebagian bank menawarkan bunga KPR 18%.
Jika tren suku bunga terlihat menurun, gunakan sistem floating. Dengan demikian, Anda bisa memperoleh suku bunga yang lebih rendah, setelah kondisi ekonomi membaik.
Hanya Rumah.com yang percaya Anda semua bisa punya rumah