Liputan6.com, Jakarta - Siapa tak kenal perusahaan konglomerat bernama Bakrie Group. Berdiri sejak 76 tahun silam, grup ini berkiprah di banyak industri, seperti pertambangan, MIGAS, infrastruktur, media, telekomunikasi, termasuk juga di bidang properti.
Di sektor properti, Bakrie Group melalui induk usaha PT Bakrieland Development Tbk tercatat mengembangkan lebih dari 20 proyek yang tersebar di berbagai wilayah di Indonesia. Beberapa di antaranya berlokasi di kawasan prestisius CBD Kuningan, yakni The Masterpiece and The Empyreal dan OCEA Condotel.
Untuk ketiga proyek tersebut dinaungi oleh anak usaha dari Bakrieland, PT Bakrie Swasakti Utama (BSU). Yang menarik, dua bulan lalu BSU baru saja menempatkan Melky Aliandri sebagai Direktur Operasional, yang sebelumnya menjabat di posisi Chief Operating Officer.
Advertisement
Simak juga: Tahun Politik, Pasar Properti Nasional Tetap Bugar
Pria kelahiran Jambi, 8 May 1976, sudah bergabung bersama Bakrieland selama sepuluh tahun. Waktu yang tak sebentar, membuat dirinya memahami betul rekam jejak perusahaan tempat ia bekerja. Selain posisi itu, ia juga menjabat sebagai Director/CEO PT Provices Indonesia, yang masih merupakan unit usaha dari BSU.
Provices merupakan integrated property management yang sudah dipercaya oleh berbagai bangunan ternama mulai dari Universitas Indonesia, Rumah Sakit Pondok Indah, Eka Hospital, RSCM, RS Bhayangkara Yogyakarta, Malioboro City, Kementerian BUMN, Kementerian Luar Negeri, DPR/RI, KKP, dan Gelora Bung Karno.
"Bisa dibilang perjalanan karir saya selalu erat dengan bidang properti. Sebelum ke Bakrieland, saya pernah berkarir di perusahaan properti manajemen PT Colliers International. Lalu di Provices, kami memiliki berbagai jenis servis seperti parkir, pest control, maintenance, outsourcing, hingga engineering," terang bapak satu anak ini.
Ekonomi Lesu adalah Tantangan
(Jangan coba-coba beli rumah di pinggir kota tanpa menyimak ulasan wilayahnya di Area Insider Rumah.com)
Menangani proyek-proyek BSU yang sebagian besar punya segmen high-end, membuat Melky sadar betul kondisi ekonomi akan sangat berpengaruh terhadap kelancaran penjualan.
Pelemahan ekonomi di Tanah Air umum memicu pasar properti menengah-atas menurun, lantaran para pembelinya melabuhkan pilihan pada investasi finansial. Akan tetapi, baginya, ekonomi lesu bukan halangan melainkan tantangan yang harus dihadapi.
Di tengah kondisi pasar properti yang masih lesu, faktor reputasi pengembang dan konsep yang menarik diyakini masih menjadi nilai jual yang direspon secara positif oleh konsumen, baik end user maupun investor. Hunian dengan konsep mixed use masih tetap menarik bagi konsumen karena menawarkan nilai tambah seperti pusat perbelanjaan dan perkantoran.
Simak Review Properti dari Rumah.com untuk mengetahui ulasan mendalam tentang properti incaran Anda!
"Kami tidak bisa menyalahkan kondisi ekonomi yang lagi lesu. Justru ini tantangan, bagaimana tim marketing kami harus mampu membuat berbagai terobosan dengan menghadirkan berbagai gimmick. Apalagi kami bukan hanya menjual apartemen tapi juga satu kawasan hunian terpadu. Jadi kalau yang lain masih janji dan on planning, justru kawasan kami sudah terbentuk," imbuh Melky.
"Untuk gimmick yang kami tawarkan saat ini, bayar berapa kali saja konsumen langsung dapat menghuni unitnya. Kami juga terus melakukan penetrasi dengan mengadakan pameran di Plaza Festival dan Epiwalk untuk menarik konsumen mengunjungi The Masterpiece and The Empyreal," ia mengakhiri.
Pameran Properti Online Terbesar di Indonesia “DealJuara” digelar mulai 20 Juli sampai 30 September 2018. Dapatkan berbagai penawaran menarik mulai dari DP 0%, cash back, gratis biaya KPR, hingga diskon Rp135 juta!
Hanya Rumah.com yang percaya Anda semua bisa punya rumah
Advertisement