Kiat Pedagang Pempek Kian Eksis di Tengah Serbuan Bisnis Waralaba

Serbuan pedagang makanan dari luar daerah belum menjadi ancaman mematikan usaha lokal di Palembang.

oleh Liputan6 diperbarui 10 Jan 2016, 14:12 WIB
Diterbitkan 10 Jan 2016, 14:12 WIB
6 Makanan Paling Diburu Usai Ramadan
Lama berpuasa membuat lidah ingin mencicipi makanan yang pedas dan segar. Pempek menjadi salah satu pilihannya. (Istimewa)

Liputan6.com, Palembang - Sejumlah penjual makanan tradisional di Kota Palembang, Sumatera Selatan, optimistis kian eksis di tengah maraknya pedagang makanan modern yang memegang lisensi waralaba nasional dan internasional.

"Sekarang kota ini semakin banyak pedagang makanan berlisensi waralaba, namun dengan keunggulan dan menjaga kualitas makanan tradisional daerah ini. Di tengah maraknya persaingan bisa bertahan, bahkan semakin eksis," ucap Renita, salah seorang pedagang pempek di kawasan Simpang BLK di Palembang, Minggu (10/1/2016), seperti dilansir Antara.

Renita menjelaskan, serbuan pedagang makanan dari luar daerah ini belum menjadi ancaman mematikan usaha lokal. Justru mendorong pedagang makanan tradisional terus berinovasi menghadapi persaingan yang semakin ketat.

Menurut dia, kehadiran pedagang makanan modern tidak perlu ditakuti. Sebab, makanan tradisional masih tetap dicari masyarakat dan memiliki pangsa pasar tersendiri.

Menghadapi persaingan itu, imbuh Renita, pedagang makanan tradisional harus meningkatkan kualitas produk dan pelayanan kepada pelanggan.

Gerai Tak Kalah Mewah

"Sekarang ini sudah cukup banyak pedagang pempek memiliki gerai yang representatif yang tidak kalah mewahnya dengan gerai yang dimiliki pedagang waralaba," ujar Renita.

Sementara pedagang makanan tradisional lainnya, Silvia mengatakan, mi celor dagangannya masih banyak diminati warga. Kendati, saat ini mulai banyak bermunculan pedagang mi yang memegang lisensi waralaba.

Mi tarik dan pengusaha makanan dengan bahan baku utama mi yang membuka gerai di mal dan sejumlah tempat strategis dalam Kota Palembang yang sekarang ini ramai dikunjungi masyarakat, tidak memengaruhi jumlah pengunjung di warung atau kedai makanan tradisionalnya di kawasan Kampus POM IX depan TVRI Palembang.

Citra Rasa Khas

Menghadapi maraknya pedagang mi yang menawarkan cita rasa baru, Silvia sebagai pedagang makanan tradisional tetap berupaya mempertahankan cita rasa khasnya. Ia pun berupaya memperbaiki kualitas produk dan pelayanan kepada pelanggan.

"Selain itu berupaya menetapkan harga jual yang terjangkau bagi semua kalangan, sehingga tidak ditinggalkan pelanggan," beber Silvia.

Mengenai harga jual mi celor, satu porsinya ditawarkan kepada pelanggan Rp 17.000. Harga ini sudah termasuk satu botol minuman ringan.

"Masih lebih rendah dari harga yang ditawarkan pedagang mi berlisensi waralaba yang harganya berkisar Rp 21.000 - Rp 25.000 per porsinya," tutup Silvia.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya