Liputan6.com, Yogyakarta - Pembakaran kamp eks-anggota Gafatar di Mempawah, Kalimantan Barat, mencemaskan mantan anggota Gafatar dari Yogyakarta. Mereka khawatir intimidasi itu akan berlanjut saat kembali ke Yogyakarta.
Mantan anggota Gafatar DIY Yudhistira Arief Rahman Hakim meminta agar kepolisian untuk mengamankan mantan anggotanya itu.
"Kalau khawatir, jelas ada kekhawatiran. Makanya, kami berharap ada perlindungan dan jaminan keamanan dari pemerintah setempat atau dari pihak keamanan," ujar Yudhistira, Rabu (20/1/2016).
Lelaki yang mengaku berprofesi sebagai advokat itu meminta agar pemerintah dapat memberikan keamanan kepada mantan anggotanya. Kalaupun tidak, ia menjanjikan para mantan anggota Gafatar tidak akan membalas sikap buruk yang bisa diterima nantinya.
Baca Juga
"Kalau kami cuma bertani saja dianggap ajaran sesat, ya enggak papa. Jika ada intimidasi, kami tidak akan melawan karena tidak diajarkan seperti itu. Karena balaslah kejahatan dengan kebaikan, begitu perintahnya," tutur Yudhistira.
Menanggapi hal itu, Kapolda DIY Erwin Triwanto mengatakan polisi akan menjamin keamanan para mantan anggota Gafatar itu saat di Yogyakarta. Ia telah mengirim 100 pasukan Brimob ke Kalimantan Barat untuk mengevakuasi.
"Bagaimanapun mereka warga negara Indonesia juga," ucap Erwin.
800-an warga eks-anggota Gafatar yang bermukim di Moton Panjang, Mempawah Timur, Mempawah, Kalbar, mulai diungsikan ke Kota Pontianak. Selanjutnya, mereka akan dikirim ke daerah asal.
Proses pemulangan menggunakan jalur laut dengan titik kedatangan di Pelabuhan Tanjung Emas, Kota Semarang.