Liputan6.com, Surabaya - Ribuan mantan anggota Gerakan Fajar Nusantara (Gafatar) dipulangkan dari Mempawah, Kalimantan Barat menuju Pelabuhan Tanjung Emas, Semarang, Jawa Tengah. Sebanyak 315 dari ribuan orang itu berasal dari Jawa Timur (Jatim).
Terkait itu, Gubernur Jawa Timur Soekarwo meminta Kementerian Sosial agar mereka langsung dipulangkan ke Pelabuhan Tanjung Perak, Surabaya. Yakni, tanpa berhenti terlebih dahulu ke Pelabuhan Tanjung Emas, Semarang.
"Tahap awal sesuai nama dan alamat terdapat 315 orang, nanti ada lagi menyusul 194 orang. Setelah didata, mereka dikembalikan ke daerahnya masing-masing dengan fasilitas dari pemerintah. Kepala daerah harus tanggap dan turun langsung," tutur Soekarwo di kantornya, Jalan Pahlawan, Surabaya, Jumat (22/1/2016).
Gubernur yang akrab disapa Pakde Karwo ini juga meminta polisi mengusut inisiator yang mengajak ribuan masyarakat untuk bergabung menjadi pengikut Gafatar, termasuk mendalami informasi terkait aliran uang yang disetorkan.
"Inisiatornya jangan angkat tangan dan malah menyalahkan pemerintah. Polisi harus mengecek benar kalau memang ada uang yang harus disetor, ke mana uang itu berjalan," imbuh Soekarwo.
Â
Baca Juga
Baca Juga
  Â
Soekarwo menegaskan bahwa para pengikut gerakan Gafatar tersebut merupakan korban yang harus segera ditolong agar tidak lagi bergabung dan hidup bersama masyarakat pada umumnya.
Bahkan, berdasarkan informasi dari Pembantu Rektor III Universitas Negeri Jember, Profesor Saleh, para pengikut Gafatar terlebih dahulu diberi segelas air putih yang diminta untuk diminumnya.
  Â
"Saat pertemuan rektor di Universitas Negeri Surabaya, beberapa waktu lalu, Profesor Saleh mengatakan kalau mereka diberi air minum. Para pengikutnya itu mayoritas berkecukupan, serta berpendidikan tinggi," beber Soekarwo.
"Saya berharap polisi bergerak cepat dan menemukan aktor intelektual gerakan ini agar tak terulang kejadian serupa di kemudian hari," lanjut Soekarwo.
Lokasi Penampungan
  Â
Saat disinggung lokasi yang akan dijadikan tempat penampungan sementara mantan anggota Gafatar asal Jatim, Soekarwo menjawab bahwa pihaknya sudah menyiapkan semua fasilitasnya.
"Gedung transit milik Dinas Tenaga Kerja, Transmigrasi dan Kependudukan tersebut lokasinya strategis dan memiliki 500 kamar yang layak," tegas Soekarwo.
"Sudah siap semua dan mantan anggota Gafatar akan tinggal di sana selama beberapa hari. Kami belum memastikan waktunya karena akan didata, dibina dan disadarkan agar kembali ke jalan lurus," tutup Soekarwo.
Advertisement
Pembinaan di Gresik
Tak hanya Surabaya, Gresik pun siap menyambut pemulangan 14 mantan anggota Gafatar dari Mempawah, Pontianak, Kalimantan Barat.
Mereka dibawa dengan kapal TNI AL menuju Pelabuhan Tanjung Emas, Semarang selanjutnya dibawa ke Gresik setelah melalui pendataan yang dilakukan pemprov dan polda setempat.
Sejauh ini, Pemprov Jatim telah berkoordinasi dengan pemkab setempat terkait rencana pemulangan anggota Gafatar yang berasal dari Gresik.
Penjabat (Pj) Bupati Gresik Akmal Boedianto membenarkan jika saat ini ada 14 anggota Gafatar asli Gresik yang ditampung di Pemprov Jatim. Bahkan, pihaknya juga sudah meminta Dinas Sosial (Dinsos) untuk mengatur rencana pemulangan mereka.
"Sudah kami koordinasikan dengan Pemprov," ujar dia, Jumat (22/1/2016).
Menurut Akmal, pihaknya saat ini masih berkoordinasi dengan kalangan tokoh agama Gresik. Sebab, mau tidak mau mereka telah berinteraksi dengan Gafatar yang disebut-sebut sebagai kelompok sesat.
"Kami minta MUI serta tokoh agama untuk membina kembali mereka agar tidak sesat lagi," ungkap dia.
Dari 14 warga yang Gresik yang tergabung di kelompok Gafatar berasal dari Kecamatan Kebomas dan Kecamatan Gresik. Untuk Kebomas ada sekitar 12 orang dari Desa Singosari dan Kembangan. "Kalau tidak salah Gresik ada 2 orang yang ikut Gafatar," beber Akmal.
Ditambahkan, Pemkab Gresik tidak berniat membuatkan mereka tempat penampungan. Sebab, mereka punya saudara dan harus dikembalikan kepada masyarakatnya. "Makanya saya minta tokoh agama untuk membetulkan agama mereka agar tidak sesat lagi," Akmal menandaskan.
Sementara itu Camat Gresik Nurul Puspitasari mengatakan memang ada dua orang dari Kelurahan Terate yang ikut Gafatar.
Saat ini sedang berada di Pemprov Jatim dan segera di pulangkan. "Kami saat ini masih sosialisasi kepada warga sekitarnya untuk bisa menerima mereka kembali," ucap Nurul.
Secara terpisah, Camat Kebomas Jairuddin mengatakan pihaknya tidak tahu Gafatar asal Gresik ada di mana saat ini.
Sebab, belum ada surat resmi dari pemkab maupun pemprov terkait pemulangan mereka. "Saya masih koordinasi dengan Kesbangpol terkait informasi tersebut," kata Jairuddin.
Advertisement
Lokasi Karantina di Yogya
Korban Gafatar di Kalimantan asal Yogyakarta masih dalam proses pemulangan menuju ke Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Pemerintah Provinsi (Pemprov) DIY tengah menyiapkan langkah-langkah dalam menerima kedatangan warga Yogyakarta ini.
Sekretaris Daerah Pemprov DIY Ichsanuri mengatakan, pihaknya sedang berkoordinasi dengan berbagai pihak dalam penjemputan tersebut. Pihaknya sudah mengirimkan timnya untuk mengurus proses pemulangan warga Yogyakarta.
Termasuk penempatan korban Gafatar saat pertama kali sampai di Yogyakarta. Rencananya korban Gafatar ini akan dikarantina terlebih dahulu untuk memulihkan psikis usai mendapat perlakuan diskriminasi di Kalimantan. Informasi yang diterimanya korban Gafatar ini sampai di Semarang pada Minggu pagi 24 Januari 2016.
"Baru dirapatkan di Semarang, sudah kirim A1 (Asek 1 Bidang Pemerintahan dan Kesra) didampingi Kepala Dinsos, Kesbanglinmas juga Polda. Di situ nanti evaluasi dulu," ujar Ichsanuri di Gedung DPRD DIY, Yogyakarta, Jumat (22/1/2016).
"Mudah-mudahan sampai Semarang, Minggu pagi jadi bisa dijemput hari Minggu besok itu. Tadi sudah matur ke Pak Gubernur, sementara di Youth Center Sleman," sambung dia.
Ichsanuri mengatakan, pihaknya belum menerima data pasti berapa warga Yogyakarta yang akan pulang nanti. Namun yang jelas ia sudah menyiapkan anggaran untuk penjemputan warga Yogyakarta itu. Anggaran ini diambil melalui Dinas Sosial Pemda DIY.
Sementara itu Wakil Ketua DPRD DIY Arif Noor Hartanto mengatakan DPRD mendorong pemprov dapat memastikan proses penjemputan dengan aman. Ia akan memastikan apakah Youth Center yang menjadi tempat tujuan pertama korban Gafatar ini layak dan nyaman bagi mereka.
"Insya Allah setelah nanti (tiba), (korban Gafatar) sementara akan ditampung dahulu di Youth Center. Komisi D memastikan layak tidaknya sebagai selter saat kehadiran awal. Selain itu juga ada rekomendasi sebelum kembali ke keluarga," beber Arif.
Penampungan di Cirebon
Tak hanya Surabaya dan Yogyakarta, Dinas Sosial (Dinsos) Kabupaten Cirebon, Jawa Barat, juga bersiap terkait pemulangan mantan anggota Gafatar ke daerah asal. Namun, mereka masih menunggu kabar terbaru perihal pemulangan warganya yang menjadi pengikut Gafatar.
Kabid Bantuan Perlindungan Sosial dan Penanggulangan Bencana (Banlinsos PB) Dinsos Kabupaten Cirebon Gita Rosali mengatakan, pihaknya sudah menyiapkan tempat penampungan bagi warga Kabupaten Cirebon pengikut Gafatar yang terdampar.
"Sementara akan kami tampung di Asrama Transito Krucuk," beber Gita di Cirebon, Jumat (22/1/2016).
Ia menjelaskan, pihaknya juga sudah menyiapkan kendaraan untuk menjemput pengikut Gafatar dari Kabupaten Cirebon. Terutama, bila dalam proses pemulangannya tidak langsung diantar ke Cirebon. Sementara di lokasi penampungan Dinsos Kabupaten Cirebon, pihaknya juga sudah menyiapkan beberapa fasilitas.
Seperti pakaian ganti yang dikhususkan untuk anak-anak dan balita. Hingga mi instan untuk dimasak warga yang akan menempati kawasan pengungsian.
Dinsos Kabupaten Cirebon juga terus berkoordinasi dengan Kesbangpol Linmas dalam menyambut kepulangan warga pengikut Gafatar. Berdasarkan data sementara, imbuh Gita, ada 12 pengikut Gafatar dari Kabupaten Cirebon yang dipulangkan pada Jumat ini.
"Estimasi waktu kapan mereka datang belum kami pastikan. Kabar terakhir warga kami masih di penampungan di Kalimantan. Kami terus berkoordinasi dengan SKPD setempat terkait estimasi pemulangan warga pengikut Gafatar," Gita menandaskan.
Advertisement