Lihat Gerhana Matahari Bisa Gunakan Kacamata Tukang Las

Lebih baik tidak menyaksikan gerhana matahari total kalau tidak menggunakan kacamata standar.

oleh Liputan6 diperbarui 19 Feb 2016, 15:30 WIB
Diterbitkan 19 Feb 2016, 15:30 WIB
Ini Lokasi Strategis Melihat Gerhana Matahari Versi Suku Dayak
Yuel Tanggara mengatakan, ada dua lokasi yang dipusatkan untuk melihat Gerhana Matahari Total.

Liputan6.com, Kendari - Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Tenggara, Anshayari Arsyad, mengimbau masyarakat untuk menghindari menyaksikan langsung terjadinya gerhana matahari total (GMT) jika tidak menggunakan kacamata yang sesuai dengan peruntukannya.

"Melihat proses terjadinya GMT secara langsung tanpa alat pelindung mata yang sesuai standar yang telah ditetapkan resikonya besar," kata dia di Palu, seperti dilansir Antara, Jumat (19/2).

Tanpa menggunakan kacamata standar menyaksikan secara langsung GMT tersebut, dia menegaskan, mata manusia bisa rusak.

Karena itu, Anshayari meminta masyarakat untuk tidak ikut-ikutan menyaksikan GMT yang akan berlangsung pada 9 Maret 2016 di sejumlah provinsi, termasuk di Sulteng, tanpa persiapan memadai.

Di Sulteng ada beberapa titik untuk bisa menyaksikan langsung GMT. Masyarakat yang ada di titik-titik pengamatan GMT lebih baik menghindari untuk menyaksikan kalau memang tidak menggunakan kacamata standar yang telah ditentukan karena bisa merusak mata.


Anshayari mengatakan tidak sembarang menggunakan kacamata untuk menyaksikan GMT tersebut.

"Jangan pikir bahwa kacamata biasa yang umum dipakai bisa digunakan untuk menyaksikan langsung GMT. Kacamata biasa tidak bisa melindungi mata," kata dia.

Karena itu, lebih baik tidak menyaksikan GMT, dari pada menyaksikan dan berdampak terhadap mata. Namun, ia mengatakan lebih aman jika menggunakan kacamata yang digunakan tukang las.

"Kalau kacamata las bisa," kata dia.

Hal senada juga disampaikan Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Sulteng Ardiasyah Lamasitudju. Ia bahkan telah mengirim surat ke semua sekolah untuk mengingatkan siswa dan juga orang tua untuk tidak menyaksikan langsung GMT tanpa menggunakan pelindung mata standar.

Gubernur Sulteng Longki Djanggola sebelumnya mengatakan jumlah wisatawan mancanegara yang akan menyaksikan GMT di sejumlah wilayah di provinsi ini sekitar 10.000 orang.

Masyarakat diharapkan menyambut para wisatawan GMT yang akan menyaksikan langsung GMT di setiap daerah telah ditetapkan sebagai titik pengamatan berlaku ramah dan santun.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya