Liputan6.com, Jakarta - Pelaku pelecehan seksual di eskalator Stasiun Tanah Abang akhirnya teridentifikasi oleh sistem milik KAI Commuter Line. Identitas pelaku juga telah dimasukkan ke dalam database CCTV Analytic untuk dinotifikasi sebagai oknum.
"Untuk terduga pelaku, sudah kami identifikasi setelah dilakukan penelusuran melalui CCTV Analytic," ungkap VP Corporate Secretary KAI Commuter, Joni Martinus kepada Tim Lifestyle Liputan6.com dalam keterangan rilisnya, Selasa (8/4/2025).
Baca Juga
Ia menyebut bahwa akan ada notifikasi pelaku pelecahan seksual yang telah di-blacklist, jika sewaktu-waktu terduga pelaku masuk ke area stasiun kembali. Hal ini membuat yang bersangkutan tidak dapat menggunakan layanan Commuter Line lagi.
Advertisement
Joni mengatakan pihak KAI Commuter juga telah berkoordinasi dengan pihak berwajib. Menurut Joni, dalam kasus terkini, KAI Commuter tetap bergerak cepat sejak mendapatkan info kejadian dari petugas di lapangan.
"Karena kami selaku pengelola sama sekali tidak memberikan ruang untuk pelaku pelecehan seksual dalam berbagai layanan Commuter Line," tegas Joni.
KAI Commuter, menurut Joni, juga memohon maaf yang sebesar-besarnya kepada korban atas ketidaknyamanan yang dirasakan. Sebagai tindak lanjut, tim dari perusahaan pengelola Commuter Line ini juga sudah terhubung dengan korban.
Sebagai bentuk komitmen perusahaan dalam memberikan pelayanan prima, Joni mengatakan KAI Commuter siap mendampingi korban, baik untuk membuat laporan secara hukum maupun memberi pendampingan psikologis. Tak hanya itu, sebagai pencegahan, KAI Commuter juga secara rutin membina jajaran frontliner yang bertugas secara maksimal, terutama dalam merespons laporan pengguna Commuter Line.
Upaya Merespons Laporan Pengguna KRL
Di samping upaya tersebut, Joni menyebut pihaknya juga akan memastikan kembali bahwa pegawai yang bertugas sudah siap melayani pelanggan sesuai SOP (Standard Operating Procedure). Ia pun mengimbau pengguna yang mengalami tindakan pelecehan seksual di layanan Commuter Line, agar segera melapor ke petugas yang ada baik di stasiun maupun di dalam perjalanan.
Pengguna juga dapat mengirimkan laporannya ke Contact Center KAI melalui telepon di 121, WhatsApp Commuter line 081296605747, email : Commuter.care@kci.id , atau media sosial @commuterline.
KAI Commuter juga mengumumkan pencegahan terkait pelecehan seksual di stasiun dan KRL secara rutin, sebagai langkah antisipasi dan awareness. Mengacu Undang-undang Nomor 12 Tahun 2022 tentang Tindak Pidana Kekerasan Seksual, bagi siapa saja yang melakukan tindakan asusila dan/atau kekerasan seksual akan mendapatkan hukuman berat.
"Selain mengambil tindakan tegas terhadap pelaku, untuk antisipasi kami juga mengimbau kepada seluruh pengguna untuk lebih hati-hati dan tetap waspada terhadap situasi sekitarnya. Kami memastikan, KAI Commuter akan menindak tegas pelaku yang telah melanggar norma kesusilaan di area operasi Commuter Line," imbuh Joni.
Advertisement
Kampanye Lawan Pelecehan Seksual
Pengelola Commuter Line juga secara berkala memberikan campaign melawan pelecehan seksual, sekaligus penguatan terhadap korban. "Kami juga berharap kepada seluruh pengguna yang melihat atau menjadi korban untuk tidak takut berteriak atau meminta bantuan pengguna lain atau segera melaporkannya kepada petugas. Berani SPEAK UP! dan KCI berkomitmen untuk selalu menciptakan transportasi yang aman, nyaman, dan sehat bagi seluruh pelanggan Commuter Line," tutup Joni.
Sebelumnya, Joni Martinus mengatakan bahwa korban bisa langsung melapor kepada petugas di lokasi stasiun tempat kejadian. "Saat adanya kejadian misal kejadian pelecehan sexual, maka korban bisa langsung menghubungi atau lapor kepada petugas yang ada d lokasi stasiun tempat kejadian," kata Joni melalui pesan tertulis kepada Tim Lifestyle Liputan6.com, Senin, 7 April 2025.
Ia juga mengatakan korban juga bisa menghubungi petugas keamanan yang berada di dalam KRL. Hal ini dilakukan jika kejadiannya di dalam KRL untuk segera ditindaklanjuti oleh petugas KRL Commuter Line terkait.
Kronologi Pelecehan Seksual di Eskalator Tanah Abang
Mengenai kronologi kejadian, korban sempat bercerita ke sopir taksi online yang dipesannya saat keluar dari Stasiun Tanah Abang. "Jadi kan aku pas mau turun eskalator, aku nggak nyadar ada cowok di belakang aku. Oh terus dia numpahin pejunya (air mani) dia di celana, celana belakang," kata korban sambil terlihat syok bercerita ke sopir.
"Hah, oh itu pelecehan," sahut sopir tersebut. "Aduh aku pusing banget, aku pengen nangis," sambung korban. "Ya udah yang sabar aja," balas sopirnya.
Diketahui percakapan tersebut dapat terekam karena sang sopir taksi kerap membuat video kesehariannya sebagai konten. Ada warganet yang mengungkap familiar dengan wajah sopir tersebut, karena kontennya pernah berseliweran di YouTube.
Tim Lifestyle Liputan6.com langsung mengonfirmasi pihak KRL Commuterline. Manager Humas KCI, Leza Arlan melalui keterangan tertulisnya membenarkan kejadian tersebut. "KAI Commuter sangat menyayangkan adanya kejadian tersebut dan menyampaikan permohonan maaf kepada pengguna yg menjadi korban perbuatan tercela tersebut," ungkap Leza, Senin, 7 April 2025.
Advertisement
