Kakek Tuli Bersepeda Onthel Ini Raih Pembaca Terbaik

Bacaan kakek bernama Ahmad ini seputar buku pahlawan nasional, Mandar, sosial budaya, dan agama.

oleh Ahmad Yusran diperbarui 17 Mar 2016, 20:40 WIB
Diterbitkan 17 Mar 2016, 20:40 WIB
Perahu Pustaka
Ahmad, warga Pambusuang, Balanipa, Polewali Mandar, dianugerahi pembaca terbaik saat Perpustakaan Rakyat Sepekan III. (Liputan6.com/Ahmad Yusran)

Liputan6.com, Polewali Mandar - Panitia Perpustakaan Rakyat Sepekan III dengan tema 'Bacai Bacaimu' menganugerahi Ahmad (65), warga Pambusuang, Balanipa, Polewali Mandar, Sulawesi Barat, sebagai pembaca terbaik kendati kondisinya tuli.

"Bacaannya seputar buku pahlawan nasional, Mandar, sosial budaya, dan agama. Kami memang mengamati perilaku Ahmad saat membaca buku di Perpustakaan Rakyat Sepekan yang sudah tiga tahun berturut-turut kita gelar," ucap Muhammad Ridwan Alimuddin, pengelola Perahu Pustaka Pattingalloang saat dihubungi Liputan6.com, Kamis (17/3/2016).

Menurut Ridwan, penghargaan pembaca terbaik kepada Ahmad sangat wajar diberikan. Sebab, Ahmad kerap dimaki oleh sopir angkutan umum ketika bersepeda di jalan raya karena telinganya tidak lagi mendengar suara klakson alias tuli.

"Dengan speda Onthel yang kini tak jelas lagi warnanya, dan peleknya berkarat. Ahmad sangat kuat membawa hasil kebunnya yang berada di Kampung Palippis kurang lebih 2 kilometer dari Desa Pambusuang kediaman Ahmad," beber Ridwan yang merintis perpustakaan dan museum di Kampung Pambusuang.

Pengelola Perahu Pustaka Pattingalloang, Muhammad Ridwan Alimuddin. (Liputan6.com/Ahmad Yusran)

Ridwan adalah peneliti bahari riset ekspedisi The Great Journey on The Sea. Dari Mandar ke Jepang, ia menemani petualang Sato Yohei ke tanah kelahirannya di Jepang.

Ia pun mengakui Sulawesi Barat adalah salah satu objek terbaik dalam melakukan kegiatan berkaitan dengan budaya laut. Baik itu penelitian maupun petualangan atau ekspedisi pelayaran.

"Karena dari sekian ekspedisi pelayaran yang pernah berlangsung di dan atau dari Indonesia ke luar negeri, ekspedisi paling berbahaya dan paling lama adalah ekspedisi dua perahu tradisional dari Mandar ke Jepang, yang berlangsung dari 13 April 2009 sampai 13 Mei 2011," ujar pemilik Perahu Pustaka Pattingalloang.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya