Liputan6.com, Cilegon - Hujan deras disertai petir dan angin kencang melanda wilayah Kota Cilegon, Banten pada awal Ramadan 6 Juni 2016. Namun tak menyurutkan niat Suryana dan Alex yang tengah mencari telur semut atau kroto.
Keduanya sempat berteduh di sebuah gubuk di tengah persawahan yang berlokasi di Lingkungan Kubang Lampit, RT 011/001, Kelurahan Tegal Bunder, Kecamatan Purwakarta, Kota Cilegon, Banten.
Saat berteduh di dalam gubuk itulah keduanya tersambar petir. Suryana pun meninggal dunia di tempat. Sedangkan Alex harus dilarikan ke RSUD Cilegon.
Kedua korban yang merupakan warga Lingkungan Palas, Kelurahan Bendungan, Kecamatan Cilegon, Kota Cilegon, Banten itu sempat diperingati warga sekitar untuk tak mencari kroto di tengah persawahan karena buruknya cuaca.
Namun Alex dan Suryana tetap nekat memburu kroto di awal bulan Ramadan.
"Awalnya warga juga enggak tahu ada yang kesambar, soalnya mereka kan mencari krotonya di tengah perkebunan," kata seorang warga Tegal Bunder, Kota Cilegon Banten, Hajuri.
"Namun kemudian, si Alex itu berteriak-teriak minta tolong. Dia merangkak ke arah permukiman warga. Karena kondisinya juga terluka parah," dia menambahkan.
Baca Juga
Baca Juga
Warga lainnya bernama Luthfi bercerita, akibat tersambar petir itu, Alex mengalami luka parah dengan pakaian yang robek. "Warga langsung bawa korban ke rumah sakit. Kasihan dua-duanya parah," tutur Luthfi.
Seorang keluarga korban Suryana, yakni Ujang bercerita, kedua pria itu merupakan buruh lepas. Mereka mencari kroto ketika sedang tak bekerja sebagai buruh. Kroto-kroto itu dijual sebagai makanan burung kicau.
"Mereka itu biasanya nguli. Tapi jika pas lagi tidak ada kerjaan, mereka cari-cari itu (kroto)," ucap Ujang saat ditemui di RSUD Cilegon, Banten.
Advertisement