Top 3: PSK Galau Diusir dari Sunan Kuning

Menurut Ketua Panti Suwandi, mereka dipulangkan karena para pekerja seks tersebut 'nakal'.

oleh Dewi DiviantaNefri IngeEdhie Prayitno Ige diperbarui 21 Jul 2016, 20:43 WIB
Diterbitkan 21 Jul 2016, 20:43 WIB
Ilustrasi prostitusi
Ilustrasi prostitusi

Liputan6.com, Semarang - Wati adalah pekerja seks komersial (PSK) yang menghuni Panti Resosialisasi Argorejo atau Sunan Kuning Semarang, Jawa Tengah.

Selain Wati, ada sekitar 150 PSK asal Jawa Barat yang harus dipulangkan ke kampung halamannya. Menurut Ketua Panti Suwandi, mereka dipulangkan karena para pekerja seks tersebut 'nakal'.

Berita ini berhasil menyita perhatian pembaca Liputan6.com, terutama di kanal Regional hingga Kamis malam, (21/7/2016).

Dua berita lainnya yang tak kalah menarik adalah kesurupan yang menimpa siswa SD di Kabupaten Jembrana di siang bolong dan cekcok pasutri yang berakhir di tangan pembunuh bayaran.

Berikut berita-berita terpopuler yang terangkum dalam Top 3 Regional:

1. Cerita Wati, PSK Galau yang Diusir dari Sunan Kuning

(Edhie Prayitno Ige/Liputan6.com)

Dengan wajah sedih, Wati (28), ia harus kembali ke kampung halamannya di Indramayu, Jawa barat. Wati mesti meninggalkan tempat tinggalnya karena kebijakan pengurus panti.

Dia tidak sendirian. Di sana ada juga Dona, Clara, Ninih dan lebih dari seratus PSK lainnya.

"Karena banyak teman-teman yang tidak taat aturan, jadinya kami yang taat aturan ikut diusir juga," Wati mengeluh.

Berdasarkan data dari Panti Resosialisasi Argorejo Sunan Kuning, setidaknya ada 150 PSK asal Jawa Barat yang harus dipulangkan ke kampung halamannya. Daerah asal mereka tersebar mulai dari Indramayu, Cirebon, Ciamis, hingga Kuningan.

Salah satu alasan utama pemulangan itu lantaran para pekerja seks asal Jawa Barat sering tidak mau mengikuti screening kesehatan. Mereka juga tak mau menabung ataupun ikut pelatihan pengentasan PSK.

Seperti disampaikan Ketua Resos Argorejo, Suwandi. "Tindakan mereka telah menggagalkan program pengentasan PSK," tutur Suwandi.

Selengkapnya...

2. Horor Siang Bolong di Sekolah Munduk Barong

Selain banyak siswa kesurupan, ada peristiwa aneh lainnya yang membuat bulu kuduk merinding di Munduk Barong. (Liputan6.com/Dewi Divianta)

Munduk Barong yang terletak di Banjar Baleagung, Desa Yehembang, Kecamatan Mendoyo, Kabupaten Jembrana, terkenal angker sejak dulu. Dinamakan Munduk Barong lantaran daerah tersebut tinggi bentuknya menyerupai barong. 

Menurut warga, sekitar 1985, siswa di sekolah tersebut sering mengalami kejadian aneh, termasuk kesurupan. Kejadian-kejadian aneh itu kerap terjadi pada siang bolong.

Ketika sejumlah siswa-siswi sedang belajar, tiba-tiba suara lonceng berbunyi berulang-ulang. Anehnya, kata dia, lonceng tersebut tak ada yang memukulnya.

Keesokan harinya, di sekolah tersebut kembali terjadi peristiwa aneh. Tiba-tiba terjadi gempa Bumi yang sangat keras hingga membuat seluruh bangunan sekolah bergetar. 

Selengkapnya...

3. Sering Cekcok, Istri Sewa 2 Pembunuh Bayaran Habisi Suami

Ilustrasi Pembunuhan dengan Senjata Tajam (iStockphoto)

Hanya karena sering cekcok dalam rumah tangganya, Epri, warga Desa Suka Merindu, Kabupaten Lahat, Sumatera Selatan (Sumsel), tega menyewa pembunuh bayaran untuk menghabisi suaminya, Haniri (45).

Epri menyewa jasa dua orang pembunuh bayaran dengan iming-iming upah sebesar Rp 15 Juta.

Niat sadis Epri tersebut didasari karena sang suami yang bekerja sebagai instalator listrik ini sering melakukan kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) kepada dirinya.

Tak tahan dengan perlakuan suaminya, Epri akhirnya menawari Yedi (30), warga Kecamatan Kikim Barat, untuk membunuh sang suami.

Selengkapnya...

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya