Musik Patrol dan Reog Bikin Delegasi PBB Jadi Narsis

Salah satunya Debora Hoo perwakilan dari Panama, Amerika Serikat. Dia merasa, musik patrol mampu menenangkan jiwa.

oleh Dhimas Prasaja diperbarui 26 Jul 2016, 10:05 WIB
Diterbitkan 26 Jul 2016, 10:05 WIB
wali kota tri rismaharini
(Dhimas Prasaja/Liputan6.com)

Liputan6.com, Surabaya - Kota Surabaya, Jawa Timur menjadi tuan rumah Konferensi Permukiman di perkotaan antar-Negara PBB atau The Third Session Of The Preparatory Committe For UN Habitat III (Prepcom 3). Senin malam, 25 Juli 2016, sebanyak 137 delegasi negara musik patrol dari Rungkut Menanggal, Surabaya.

Musik patrol adalah kesenian tradisional menggunakan alat musik sederhana, yaitu kentongan yang dimainkan bersama-sama layaknya gamelan.

Sebanyak 30 pemuda yang memainkan musik patrol berdiri di tengah Jalan Gubeng. Mereka membawakan lagu-lagu daerah, seperti Rek Ayo Rek, Tanduk Majeng (lagu khas Madura), dan Semanggi Suroboyo. Para pemuda itu merupakan anggota dari Karang Taruna Rungkut Menanggal, Surabaya.

Sejumlah delegasi antusias menyaksikan pertunjukan tersebut. Mereka juga ber-selfie dan mengambil foto bersama grup musik dengan latar latar belakang Sungai Kalimas dan lampion warna-warni.

Salah satunya Debora Hoo perwakilan dari Panama, Amerika Serikat. Dia merasa, musik tradisional mampu membuat suasana jiwa tenang.

"Saya sangat enjoy mendengarkan musik tradisional ini dan memang musik tradisional itu bisa menenangkan si pendengarnya itu sendiri dan ini grup musik patut dilestarikan," ujar perempuan yang bertempat tinggal di Colon, Panama, Amerika Serikat kepada Liputan6.com.

(Dhimas Prasaja/Liputan6.com)

Bikin Tenang

Perempuan yang juga merupakan calon Duta Besar Panama untuk Indonesia ini menuturkan, Surabaya memiliki kesamaan dengan negara asalnya.

"Udara di Surabaya cukup panas, kalau siang. Tetapi selain udara, kesamaan lainnya adalah masih dominasi kampung di sini (Surabaya) sama dengan di tempat saya sana," kata Debora.

"Selain itu ya kota saya adalah kota kedua terbesar di Amerika sama dengan Surabaya kota terbesar di Indonesia juga," sambung dia.

Baca Juga

 

Selain Debora, ada juga delegasi asal Nairobi, yang bernama Christin J Edward. Dia pun sama, menyukai musik patrol yang dinilai mampu membuat suasana hati seseorang menjadi tenang.

"Musik asal surabaya ini tidak asing bagi saya tapi sangat menyejukan alunan alatnya," tutur Kepala Perwakilan United Nation (UN) untuk Afrika itu.

Sementara itu, Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini bersama Wakil Wali Kota Wisnu Sakti Buanamenyambut para delegasi tersebut dengan kostum khas Surabaya, yakni kostum Cak dan Ning. Tak ketinggalan atraksi 137 Reog Ponorogo yang masing-masing diberi tanda nama negara tiap peserta delegasi Prepcom 3 UN Habitat III.

Pantauan Liputan6.com, para delegasi Prepcom UN Habitat III menikmati dan berselfie bersama Reog yang berjajar di sepanjang Jalan Sedap Malam menuju Balai Kota Surabaya.

"Saya dari Jerman. Makanya saya berfoto bergantian bersama rombongan lainnya. Ini menarik, karena reog harimau ini diberi nama negara masing-masing peserta," kata Cataleya delegasi dari Jerman.

 

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya