Liputan6.com, Bandung - Konservasi Elang Kamojang, Kabupaten Garut, Jawa Barat menerima seekor elang ular bido (Spilornis cheela) dari warga yang diserahkan secara sukarela. Elang yang hampir punah itu sebelumnya diperjualbelikan saat masih kecil.
Dede (55) warga asal Lembang, Kabupaten Bandung Barat mengaku, tak mengetahui bahwa unggas yang dibelinya adalah seekor elang. Namun, bentuknya berubah setelah berumur sekitar satu bulan.
"Waktu itu anak saya ada yang nawarin, tapi belum tahu kalau itu burung elang. Setelah agak besar, kita akhirnya tahu kalau itu elang," kata Dede di Kota Bandung, Jabar, Sabtu, 27 Agustus 2016.
"Saya tahu elang itu dilindungi, makanya saya mau serahkan. Awalnya mau dilepasin langsung, tapi ada yang bilang lebih baik kasih ke pusat konservasi elang," sambung dia.
Dede akhirnya memutuskan untuk merawat burung itu untuk sementara waktu. Hal tersebut lantaran dia merasa sayang dengan satwa tersebut dan takut jika elang kecil itu malah diburu orang.
"Jadi akhirnya dipelihara dulu sampai gede, saya pelihara sekitar dua bulan," kata dia.
Dede mengaku, dia dan keluarganya terbiasa melihat elang terbang di sekitar rumahnya. Sebab, tempat tinggalnya terletak di kawasan hutan lindung di kawasan Lembang. Namun, dia tak berani untuk menangkap atau melukai burung elang yang beterbangan di sekitar rumahnya.
Advertisement
Baca Juga
Sementara itu, Kepala Pengelolaan Konservasi Elang Kamojang Zaini Rahman mengatakan, elang ular bido yang diterimanya itu akan terlebih dahulu direhabilitasi. Jajarannya belum bisa memutuskan apakah nantinya elang yang diketahui ras Jawa Bali itu akan dilepasliarkan atau tidak.
"Kita rehabilitasi dan periksa dulu elang ini, karena tidak semua bisa dilepasliarkan. Bisa saja elang ini mengalami cacat atau diserang penyakit," tutur Zaini.
Apabila unggas yang hampir punah itu dalam keadaan sehat, Zaini berencana melepaskannya di kawasan Gunung Tangkuban Parahu, Kabupaten Bandung Barat.
Meski begitu, lanjut Zaini, elang itu perlu kembali menyesuaikan diri dengan alam. Sebab, satwa langka itu kemungkinan telah terbiasa dipelihara manusia sehingga belum tentu mampu berburu mangsa sendiri di alam liar.
"Kemungkinan bisa saja elang ular itu habitatnya di Lembang. Karena elang masih bergantung pada kawasan hutan. Tapi akan kami cek dulu nanti, dan elang itu harus menyesuaikan diri dengan alam lagi" ucap dia.
Zaini menyebutkan populasi elang ular ras Jawa-Bali ini masuk dalam kategori kurang diperhatikan. Konservasi Elang Kamojang pun kini telah merawat sebanyak 48 elang yang berbeda jenis karena tak bisa dilepasliarkan.