Liputan6.com, Jakarta Fenomena orang-orang yang seakan bangkit dari kubur terjadi dalam sebulan terakhir. Kejadian ini tentu menggegerkan warga setempat. Dengan berbagai variasinya, fenomena ini terjadi di Bengkulu, Yogyakarta, dan Makassar.
Kasus terbaru di Makassar, Sulawesi Selatan, yakni fenomena jenazah yang akan dikubur minta tolong untuk dikeluarkan dari liang lahatnya. Orang yang nyaris dikubur ini adalah Daeng Sumang (44), warga Kompleks Bumi Tamalanrea Permai (BTP) Makassar.
Daeng Sumang dikabarkan meninggal dunia pada Sabtu, 3 September 2016 malam. Jenazahnya kemudian hendak dikuburkan pada Minggu, 4 September 2016, di TPU Sudiang Makassar.
Advertisement
Baca Juga
Namun sebelum dikubur dan liang lahatnya ditutup, tiba-tiba tangan Sumang keluar dari sela-sela papan sampiran dan berbicara meminta tolong.
"Tanah belum sepenuhnya diturunkan, tiba-tiba tangan mayat keluar di sela papan dan meminta tolong," kata Daeng Umar (34), seorang penggali kubur di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Sudiang, Biringkanaya, Makassar.
Teriakan minta tolong jenazah itu sontak membuat geger para pelayat. Mereka pun langsung berhamburan lantaran takut melihat kejadian tersebut.
Namun, Umar bersama juru doa saat itu langsung turun ke liang lahat membuka papan yang menutupi jasad tersebut. Ia kemudian mengambil sarung batik yang dipakai untuk menutupi dan kemudian mengangkat jasad yang tiba-tiba hidup kembali dan mengantarnya pulang.
Daeng Sumang sebelumnya dikabarkan menderita sakit kronis sejak lama dan dinyatakan meninggal dunia di rumahnya, Sabtu, 3 September 2016. Kini Daeng Sumang yang diduga mati suri itu diungsikan ke kampung halamannya di Pegunungan Camba, Kabupaten Maros, Sulawesi Selatan.
Kakek Hamid Bengkulu Dikira Hantu
Kejadian mengagetkan seputar pemakaman juga terjadi di Bengkulu. Hamid (65) yang mengalami gangguan kejiwaan membuat geger warga Desa Rimbo Kedui, Kecamatan Seluma Selatan, Kabupaten Seluma, Provinsi Bengkulu.
Si kakek yang baru sehari diantarkan ke liang kubur di pemakaman kampung setempat, tiba tiba saja muncul dan pulang ke rumahnya pada Jumat 26 Agustus 2016. Warga yang melihat sang kakek melintas di jalan desa tentu saja mengira sosok yang melintas itu adalah hantu.
Basirin, warga Rimbo Kedui, mengatakan sang kakek yang sudah lama meninggalkan kampung mereka dinyatakan meninggal dunia setelah pihak keluarga mendapatkan kabar dari Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kota Bengkulu.
"Hari Kamis kemarin, jasad datuk Hamid dijemput dari Kota Bengkulu dan langsung kami kuburkan, kok hari Jumat dia datang lagi dalam keadaan hidup, tentu saja kampung kami geger," kata Basiris.
Kedatangan sang kakek tentu saja disambut gembira keluarga yang memang terus mencarinya sejak dua bulan menghilang. Keluarga juga memastikan bahwa yang pulang itu adalah kakek Hamid setelah melihat tanda tanda lahir yang ada di badan kakek.
Kapolres Seluma AKBP Tri Wahyu Budiyanto mengaku sudah melakukan pemeriksaan kondisi kakek Hamid dan memastikan kepada pihak keluarga terkait kebenaran identitasnya.
Terkait jasad yang sudah terlanjur dikubur, kata dia akan dilakukan koordinasi dengan pihak RSUD Kota Bengkulu. Jika ada pihak yang kehilangan anggota keluarga, pihaknya akan memberikan kesempatan untuk membongkar dan memindahkan makamnya.
"Ini kesalahan identitas, yang jelas keluarganya tidak teliti saat memeriksa jenazah," kata Kapolres.
Advertisement
Korban Tewas Kecelakaan Mengetuk Pintu
Di Yogyakarta, Waluyo menggegerkan Kampung Suryoputran, Panembahan, Yogyakarta. Pria yang dikabarkan telah meninggal dunia itu pulang ke rumah istrinya. Padahal, keluarga mengaku telah memakamkan jasadnya pada Mei 2015 setelah dinyatakan tewas karena kecelakaan.
Meski kaget, keluarga mengakui bahwa pria yang baru pulang itu benar-benar Waluyo. Hal ini juga diperkuat dengan pengakuan Kepala Dukuh Suren Kulon, Kelurahan Canden, Kecamatan Jetis, Bantul, Yogyakarta, Agung Sudarto.
Pria yang sempat menjadi penarik becak itu memang menghabiskan masa kecil dan masa mudanya di Suren Kulon. Orang tua Waluyo adalah warga asli Suren Kulon. Agung mengaku Waluyo yang baru pulang itu adalah orang yang dikenalnya. Selain itu warga juga menyatakan kesaksian yang sama.
Selama ini Waluyo hidup di Semarang. Lantas, siapa yang dikubur?
Aparat Polres Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta, menyebut penanganan kasus kecelakaan yang menimpa korban diduga Waluyo yang usai dimakamkan, sudah sesuai prosedur. Waluyo yang dimakamkan ternyata pejalan kaki yang menjadi korban tabrak lari di Jalan Yogyakarta-Wonosari, tepatnya di Dusun Nogosari, Bandung, Playen, Gunungkidul.
Menurut Kasatlantas Polres Gunungkidul AKP Samiyono, polisi sudah menjalankan prosedur penanganan tabrak lari yang terjadi pada 1 Mei 2015 sekitar pukul 18.00 WIB. Saat itu korban yang diduga Waluyo tidak memiliki identitas apa pun.