Sepak Terjang Gigolo Imigran Timur Tengah Pemikat Wanita di Batam

Ada 10 pencari suaka asal Timur Tengah yang dicokok polisi dan petugas imigrasi.

oleh Ajang Nurdin diperbarui 08 Sep 2016, 23:48 WIB
Diterbitkan 08 Sep 2016, 23:48 WIB
Imigran Timur Tengah
Aktivitas pencari suaka asal Timur Tengah di depan sebuah hotel di Kota Batam, Kepri. (Liputan6.com/Ajang Nurdin)

Liputan6.com, Batam - Bermodalkan paras putih, hidung mancung, bola mata kecokelat-cokelatan, dan badan tegap, sejumlah pengungsi pencari suaka asal Timur Tengah nekat menjadi gigolo. Mereka mengandalkan ketampanan untuk memikat lawan jenisnya di Batam, Kepulauan Riau.

Hendri, Kepala Staf Operasional Hotel Kolekta di Kota Batam, menyebutkan ada beberapa pengungsi yang ditangkap tim gabungan kepolisian dan imigrasi.

"Mereka sering keluar masuk hotel dengan bebas, tanpa mengikuti aturan. Salah satunya tidak mengisi absen," ucap Hendri kepada wartawan di lobi Hotel Kolekta di Kota Batam, Kamis (8/9/2016).

Menurut dia, kurangnya pengawasan petugas terhadap para pengungsi Timur Tengah ini membuat mereka berani mencari kesempatan menawarkan diri sebagai gigolo atau pemuas nafsu syahwat wanita.

"Petugas imigrasi dan IOM (Organisasi Internasional untuk Migrasi) jarang di sini mengawasi mereka. Dan jadwalnya pun tak tentu. Mereka keluar sekitar jam delapan malam dan kembali jam enam pagi ke Hotel Kolekta," ujar Hendri.

Saat ini, Hotel Kolekta di kawasan Nagoya, Batam, disewa IOM sebagai penampungan bagi para pengungsi asal Timur Tengah pencari suaka. Awalnya pada 2015, menurut Hendri, ada 300 lebih pengungsi asal Timur Tengah tinggal di Hotel Kolekta.

Namun sebagian imigran asing tersebut pindah atau keluar-masuk Hotel Kolekta tanpa kejelasan. Hanya sekitar 260 pengungsi yang terdata di hotel tersebut.

"Mereka selalu keluar sekitar jam delapan malam, kadang pulang pagi bahkan diantarkan pakai mobil," tutur Hendri, seraya menambahkan ada 10 pria berstatus pengungsi   yang selalu keluar malam tanpa mengisi data.

10 Imigran Ditangkap

Sementara itu, Akmad pengungsi asal Afghanistan yang mahir berbahasa Indonesia sekaligus dituakan di tempat penampungan di Hotel Kolekta, membenarkan adanya 10 orang yang ditangkap polisi dan petugas imigrasi.

"Saya sudah wanti-wanti memperingatkan sebelumnya ke semua pengungsi yang ada di Kolekta agar mengikuti aturan biar kita nyaman," ujar Akmad.

Karena sudah diperingatkan, menurut dia, para pelanggar aturan tersebut tentunya menanggung risikonya sendiri. Berdasarkan keterangan petugas imigrasi, imbuh dia, sepuluh rekannya tersebut ditangkap di dua tempat.

"Tujuh orang ditangkap di salah satu hotel di Batu Ampar. Sedangkan tiga orang lagi saat pulang ke Hotel Kolekta," ujar pencari suaka asal Afghanistan tersebut.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya