Siaga, Bengawan Solo Dipantau 24 Jam

Tinggi muka air Sungai Bengawan Solo selepas hujan deras pada Minggu sore mencapai 4 meter, pada Senin dinihari.

oleh Liputan6 diperbarui 05 Okt 2016, 15:30 WIB
Diterbitkan 05 Okt 2016, 15:30 WIB
Sungai Bengawan Solo
Bengawan Solo tempat Mbah Gotho menyelam (Liputan6.com/Mochamad Khadafi)

Liputan6.com, Solo - Tinggi muka air (TMA) Sungai Bengawan Solo terus dipantau, bahkan hampir 24 jam. Ini dilakukan terkait meningkatnya intensitas hujan sejak awal pekan lalu.

Koordinator Perawatan dan Pengoperasian Pompa Air Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Bengawan Solo, Purwoko mengatakan, petugas selalu siaga, terutama saat mendapat informasi di wilayah Klaten, Boyolali, dan sekitarnya hujan deras.

Apabila di daerah tersebut diguyur hujan deras, dia mengatakan kemungkinan permukaan air Sungai Bengawan Solo kembali meningkat meskipun saat ini tengah surut. Jika cuaca terus memburuk, pompa-pompa air di pintu air Joyontakan, Pucangsawit, Demangan dan Langenharjo siap dioperasikan.

Pintu-pintu air tersebut juga akan ditutup untuk menghindari luapan Bengawan Solo menggenangi permukiman melalui anak sungainya.

"Di pintu air Pucangsawit yang menjadi titik terendah, pompa akan dihidupkan mulai ketinggian 4 meter. Sementara di Joyontakan, pompa dihidupkan saat TMA mencapai 2,5 meter," kata Purwoko, Rabu, 1 September 2016, dilansir Antara.

Seluruh pompa air tersebut juga dipastikan mampu menyedot air dari sejumlah anak Sungai Bengawan Solo saat pintu air ditutup. Pengecekan pompa dilakukan setiap tiga hari guna menghindari kerusakan maupun hambatan teknis lainnya.

"Biasanya air yang datang dari Klaten membutuhkan waktu sekitar 5-6 jam untuk sampai di wilayah Solo. Selisih waktu itulah yang kami optimalkan untuk mengkondisikan pompa-pompa air," kata dia.

Ia mengatakan pada Selasa, 4 Oktober 2016, TMA Bengawan Solo di pintu air Joyontakan terpantau normal, yakni 3 meter. Adapun TMA tertinggi selepas hujan deras pada Minggu sore tercatat setinggi 4 meter, pada Senin dinihari.

"Namun sejak Senin pagi pukul 04.00 WIB, ketinggian air terus menyusut setelah pompa dihidupkan selama 12 jam sejak Minggu malam," kata Purwoko.

Kepala Pelaksana Harian (Kalakhar) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Surakarta, Gatot Sutanto, mengimbau warga untuk mewaspadai potensi hujan lebat dan angin kencang selama pekan ini.

Sebelumnya, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) merilis peringatan datangnya musim pancaroba pada awal Oktober.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya