Misteri Periuk Kuno di Dasar Danau Matano, Berusia 40 Abad?

Benda peninggalan purbakala ini ditemukan tim saat menyelam di dasar danau tektonik yang panjangnya mencapai 28 km dan lebar delapan km.

oleh Ahmad Yusran diperbarui 19 Okt 2016, 07:27 WIB
Diterbitkan 19 Okt 2016, 07:27 WIB
Temuan Purbakala
Tim arkeolog menemukan pecahan tembikar atau periuk zaman Neolitikum di dasar Danau Matano di Sorowako, Luwu Timur, Sulsel. (Liputan6.com/Ahmad Yusran)

Liputan6.com, Makassar - Isi dasar Danau Matano atau Danau Mata Air di Sorowako, Kecamatan Nuha, Kabupaten Luwu Timur, Sulawesi Selatan, mulai tersingkap misterinya. Ada temuan benda purbakala di dasar danau yang terbentuk pada masa Pleosen 1-4 juta tahun lampau.

Tim arkeolog nasional menemukan pecahan tembikar atau periuk yang diduga dari era Neolitikum (Zaman Batu Muda sekitar 1.500-2.000 Sebelum Masehi). Benda peninggalan purbakala ini ditemukan tim saat menyelam di dasar danau tektonik yang panjangnya mencapai 28 kilometer dan lebar delapan kilometer, tepatnya berada di ujung timur Provinsi Sulawesi Selatan yang berbatasan dengan Sulawesi Tengah.

"Diduga benda berupa tembikar itu berasal dari masa Neolitikum peninggalan bangsa Austronesia," ucap Shinatria Adhityatama, salah seorang ahli arkeologi bawah air dari Pusat Penelitian Arkeologi Nasional (PPAN), saat dihubungi Liputan6.com dari Makassar, Selasa (18/10/2016).

Menurut Shinatria, penelitian arkeologi di danau dengan posisi ketinggian memang tergolong jarang dilakukan. Sebab kegiatan lapangan ini hanya merupakan inisiatif dari Tim PPAN bekerja sama dengan Balai Arkeologi Sulawesi Selatan dan Balai Pelestarian Cagar Budaya Sulawesi Selatan.

Tim arkeolog menemukan pecahan tembikar atau periuk zaman Neolitikum di dasar Danau Matano di Sorowako, Luwu Timur, Sulsel. (Liputan6.com/Ahmad Yusran)

"Kawasan temuan tembikar itu berada di kedalaman yang bervariasi, yakni sekitar tiga hingga sepuluh meter di bawah dasar danau. Intinya kita belum bisa ngomong banyak karena semua temuan harus diuji lebih lanjut dan perlu analisis secara mendalam," Shinatria menjelaskan.

Kendati demikian, Shinatria menyebutkan bahwa dengan adanya temuan tembikar itu bakal jadi situs prasejarah di bawah air pertama di Indonesia. Dan bisa direkomendasikan jadi world heritage dan biodiversty hotspot yang harus dijaga kelestariannya.

Sementara itu, Ketua Tim PPAN Priyatno Hadi mengungkapkan, temuan tembikar purbakala itu memiliki corak geometris yang kerap disebut motif lapita.

Keunikan Danau Matano

Temuan Purbakala
Tim arkeolog menemukan pecahan tembikar atau periuk zaman Neolitikum di dasar Danau Matano di Sorowako, Luwu Timur, Sulsel. (Liputan6.com/Ahmad Yusran)

Selain karena terbentuk dari peristiwa alam yang langka dan kedalamannya, Danau Matano memiliki keunikan lainnya.

1. Danau ini bersifat isothermal, artinya suhu air di permukaan dan suhu air di dasar danau itu berbeda kurang dari dua derajat Celcius

2. Di dekat Desa Matano yang terletak di sekitar danau ini, terdapat mata air yang mucul dari dasar danau

3. Pada kedalaman 200-300 meter, terdapat kolam ikan dengan indikasi aliran gravitasi di dasar danau. Salah satu mata air yang muncul di desa dekat Danau Sorowako

4. Terdapat flora dan fauna yang endemik di Sorowako, artinya tidak dapat ditemukan di tempat lainnya

5. Permukaan air danau berada pada ketinggian 382 meter di atas permukaan laut sehingga kedalaman air danau dari permukaan laut adalah 208 meter

6. Danau Matano ini memiliki kedalaman sejauh 590 meter (1.969 kaki) dan butuh waktu sekitar empat juta tahun agar patahan dan lipatan kerak bumi ini terisi air dan akhirnya menjadi sebuah danau.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya