Banjir Hentikan Aktivitas Belajar 30 Sekolah di Aceh Barat

Banjir memasuki ruangan belajar, bahkan akses jalan menuju ke sekolah.

oleh Windy Phagta diperbarui 20 Okt 2016, 06:06 WIB
Diterbitkan 20 Okt 2016, 06:06 WIB
Banjir Bandang Garut
Banjir bandang menghancurkan sejumlah sekolah di Garut, Jawa Barat, Selasa malam, 20 September 2016. (Foto: Humas BNPB)

Liputan6.com, Meulaboh - Aktivitas belajar-mengajar 30 sekolah SD-SMP dan sederajat di Kabupaten Aceh Barat, Provinsi Aceh, terhenti karena banjir luapan Sungai Woyla akibat tingginya intensitas curah hujan.

Sekretaris Dinas Pendidikan Aceh Barat Thamren mengatakan, aktivitas belajar 30 sekolah tersebut terpaksa diliburkan karena banjir memasuki ruangan belajar, bahkan akses jalan menuju ke sekolah.

"Pihak sekolah sebenarnya bukan meliburkan muridnya, tapi karena kondisi tidak memungkinkan untuk melakukan aktivitas belajar-mengajar sebab banjir memasuki ruangan kelas dalam tiga hari ini," ucap Thamren, Rabu, 19 Oktober 2016, seperti dilansir Antara.

Banjir luapan sungai akibat tingginya intensitas curah hujan telah melanda selama tiga hari terakhir. Banjir mengepung sembilan dari 12 kecamatan, meski sebagian kawasan dilaporkan berangsur surut, namun ada beberapa titik lain justru semakin bertambah.

Thamren menjelaskan, sebagian besar guru malahan tetap hadir ke sekolah mereka walaupun dalam kondisi banjir. Mereka tidak melaksanakan aktivitas mengajar, tapi mengamankan semua mobiler dan fasilitas pendidikan.

Namun, menurut dia, Dinas Pendidikan Aceh Barat belum mendata terhadap kerusakan material baik itu mobiler maupun prasarana sekolah. Sebab, sebagian sekolah hingga hari ketiga bencana alam ini masih tergenang banjir dengan ketinggian bervariasi.

"Baru dapat berlangsung proses belajar-mengajar di sekolah apabila kondisi alam sudah normal baru bisa diaktifkan kembali. Karena tidak mungkin mengajar di genangan air, sayang juga murid," ia menambahkan.

Sementara itu Mariati, salah seorang guru SDN 11 Blang Beurandang kepada wartawan menjelaskan bahwa di sekolah itu telah terhenti aktivitas belajar sejak Sabtu, 15 Oktober 2016, karena guyuran hujan lebat membuat siswa dan guru tidak bisa hadir.

"Kalau sekolah kami sudah sejak hari Sabtu pekan lalu tidak masuk karena hujan berat, anak anak tidak bisa sekolah. Kemudian sudah banjir sampai hari ini. Kalau besok surut bisa datang ke sekolah tapi untuk bersih-bersih, belum bisa belajar," kata dia.

139 Desa Terendam

Adapun berdasarkan data yang dirilis Pusdalop BPBD Aceh Barat pada 19 Oktober 2016 pukul 15.57 WIB, banjir meliputi sembilan kecamatan dan 139 desa. Dengan korban terdampak banjir serta pengungsian 14.245 kepala keluarga terdiri dari 49.856 jiwa.

Sejumlah kawasan dilaporkan berangsur surut, namun di sisi lain masih banyak warga yang terisolasi. Terutama di Kecamatan Woyla Barat dan Arongan Lambalek, tim penyelamat BPBD bersama Satgas SAR masih akan melanjutkan evakuasi warga terisolasi pada hari keempat dilanda banjir.

Sementara para pengungsi korban banjir masih bertahan di tenda Desa Pasie Masjid dan Gedung SKB. Sedangkan sebagian masyarakat pedalaman bertahan di tempat-tempat yang lebih tinggi dan aman atau tempat evakuasi sementara.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya