Ultraman Vs Reog di Sengketa Pabrik Semen Rembang

Pro dan kontra masih mewarnai pendirian pabrik semen PT Semen Gresik di Rembang. Berbagai aksi warga dilakukan untuk menyuarakan pendapat.

oleh Felek Wahyu diperbarui 14 Des 2016, 13:33 WIB
Diterbitkan 14 Des 2016, 13:33 WIB
Ultraman VS Reog Pada Sengketa Pabrik Semen di Rembang
Aksi seni tradisional warnai demo menuntut pendirian pabrik semen di Rembang. (Liputan6.com/Felek Wahyu)

Liputan6.com, Semarang - Terik matahari yang menyengat tanah Kota [Semarang](2674722/ ""), Selasa (13/12/2016), bukan halangan bagi puluhan barongan, reog, dan jaran kepang atau kuda lumping untuk beraksi.

Aksi diawali dengan suara cetar benturan cambuk dua orang yang bertindak sebagai pemandu. Reog Ponorogo yang dipanggul di kepala tiga laki-laki berbadan kekar dengan tato besar di lengan meliuk-liuk dengan sempurna di depan kantor Gubernur Jawa Tengah, Jalan Pahlawan Semarang.

Sementara itu, puluhan penari jaran kepang menjadi pagar betis yang menjadi jarak terluar barisan dan berhadapan langsung dengan puluhan polisi yang menjaga gerbang kantor tempat Gubernur Ganjar Pranowo bekerja.

Di sisi lain, puluhan warga bergabung dengan lembaga swadaya masyarakat (LSM) Semut Abang duduk rapi dan dengan saksama menyaksikan pentas kebudayaan yang dibawakan reog binaan Semen Gresik. Namun, apa yang dilakukan sejumlah penari adalah demo menuntut pendirian dan pengoperasionalan pabrik Semen yang hingga saat ini masih menjadi polemik.

Layaknya pagelaran budaya, permainan kesenian tradisional yang barkembang pesat di sekitar Ponorogo, Jawa Timur, itu digelar selama pertemuan antara perwakilan warga dengan Asisten Pemerintahan Provinsi Jateng, Siswo Laksono mewakili Gubernur Jateng.

Aksi seni tradisional warnai demo menuntut pendirian pabrik semen di Rembang. (Liputan6.com/Felek Wahyu)

Dwi Joko Supriyanto, perwakilan warga, dalam pertemuan dengan perwakilan Gubernur mengungkapkan, kedatangan massa ke kantor gubernur untuk menyampaikan terima kasih kepada gubernur. Pasalnya, karena arahan Gubernur, PT Semen Gresik berkomitmen memberikan kesejahteraan kepada warga sekitar pabrik.

"Kami warga Rembang mendukung ketegasan Gubernur untuk tetap beri izin operasi pabrik. Kami juga minta pemerintah dan pihak terkait jangan terbawa isu yang dilontarkan orang yang tidak ingin pabrik berdiri," ujar Dwi.

"Kami warga Rembang asli, jangan sampai kalah dengan sosmed yang begitu hebatnya memberitakan kabar miring. Kami akui ada warga yang tidak setuju. Jangan sampai warga yang bodoh itu ditumpangi," kata dia.

Hal senada diungkapkan Suharti, perwakilan warga sekitar pabrik ini mengaku bahwa orang Rembang sudah tenang. Dengan aksi reog tersebut, ditegaskah bahwa warga Rembang tidak akan terpengaruh isu yang disebarkan segelintir orang.

"Kami mohon sekali agar pabrik tetap berdiri di Rembang sehingga bisa lebih maju. Agar Rembang tidak hanya dikenal dengan Ibu Kartininya, tapi juga karena pabrik," harap dia.

Sementara itu, Ahmad Mifdan Jaya, mengungkapkan, perlunya audit lingkungan terkait isu pencemaran lingkungan yang diduga disebabkan pembangunan pabrik semen.

"Sekitar pabrik sudah ditambang lebih 20 tahun. Inilah yang dijadikan isu pabrik timbulkan pencemaran. Audit lingkungan jadi akar permasalahan jelas," tegas dia.

Hal yang sama diakui Wahid. Karyawan Semen Gresik di Rembang ini mengaku sudah merasa tenang dalam melakukan pekerjaannya. Pihak karyawan tidak lagi cemas karena adanya isu penutupan pabrik.

"Ada kabar pabrik akan tutup, kami jadi resah. Jika tidak jadi berdiri, kami mau kerja di mana. Kita dari karyawan ingin tetap berdiri dan operasi," harap dia.

Warga Tolak Pembangunan Pabrik Semen

Ultraman dan Power Ranger Tolak Pembangunan Semen di Rembang
Daftar absen warga tolak pembangunan pabrik semen yang ditandatangani dua pahlawan super. (Liputan6.com/Felek Wahyu)

Di sisi lain, masih ada sekelompok warga yang tetap bersikeras menolak keberadaan pabrik semen PT Semen Gresik di Rembang. Menyaingi aksi reog warga yang pro pendirian pabrik semen, pihak warga yang kontra sampai mendatangkan Ultraman dan Power Ranger.

Menurut warga yang kontra, Ultraman kini tidak saja perang melawan penjahat, tetapi lakon yang menggunakan tenaga matahari sebagai sumber kekuatannya juga ikut melawan usaha pendirian pabrik Semen Indonesia di Rembang.

"Ultraman dan Power Rangers ikut tolak pabrik semen di Rembang. Kelompok lakon itu diketahui dari absen 2.501 warga yang tanda-tangan menolak semen," ungkap Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo, Selasa, 13 Desember 2016.

Ultraman yang memiliki nama asli Bobby Tri S dan asli Rembang, Jawa Tengah, diketahui absen di urutan 1.913 tepat di atas sesama "superhero" lainnya Power Ranger.

Power Ranger yang ternyata memiliki nama asli Zaenal Muhclisin yang juga asli Rembang sempat ikut menandatangani penolakan pendirian pabrik milik BUMN tersebut.

"Ini kan aneh. Ultraman dan Power Ranger ikut tanda tangan menolak semen di Rembang. Dan itu jadi pertimbangan pengadilan," ungkap Gubernur Ganjar Pranowo.

Terkait temuan itu, Ganjar Pranowo pada Rabu (14/12/2016), berencana mengadakan pertemuan bersama Kementerian Lingkungan Hidup, pemerintah pusat, pihak yang menolak, dan pihak yang menerima pendirian megaproyek bidang industrialisasi di Kawasan Kendeng tersebut.

Sementara itu, Asisten Pemerintahan Provinsi Jateng, Siswo Laksono yang sebelumnya menemui pihak yang menolak pendirian pabrik Semen Gresik di Rembang mengungkapkan laporan warga ditampung dan akan disampaikan ke gubernur.

"Laporan saya tampung, nanti akan saya laporkan ke Bapak Gubernur," ungkapnya.

Pro dan kontra pendirian pabrik semen Gresik di Rembang hingga saat ini masih menjadi polemik. Bahkan pabrik milik BUMN yang seharusnya bisa beroperasi pada November lalu hingga kini masih belum bisa beroperasi.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya