Liputan6.com, Luwu Utara - Kabupaten Luwu Utara (Lutra) merupakan salah satu daerah di Sulawesi Selatan yang memiliki banyak destinasi wisata. Satu di antaranya Kecamatan Rampi yang letaknya sekitar 86 Kilometer dari Kota Masamba.
Masuk dalam kawasan terpencil di Kabupaten Lutra, Kecamatan Rampi dikenal sebagai kampung yang masih menjaga adat istiadat warisan leluhurnya. Beberapa di antaranya, di waktu-waktu tertentu, masyarakat Rampi sering menggelar ritual adat yang bersifat sakral.
Advertisement
Baca Juga
Tak hanya itu, masyarakat Rampi yang mayoritas sebagai petani sangat memegang teguh peran lembaga adat yang dipimpin oleh Tokei Rampi dalam menyelesaikan segala macam persoalan sosial kemasyarakatan yang terjadi.
"Di kampung tersebut, peran lembaga adat sangat besar," kata Opu Darna warga Lutra, Sulsel kepada Liputan6.com, Senin, 2 Januari 2017.
Selain itu, Darna mengatakan hingga saat ini, masyarakat Rampi masih menggunakan pakaian adat yang terbuat dari kulit kayu asli pohon beringin.
"Mereka produksi sendiri. Bahannya dicari di tengah hutan, biasanya sampai seminggu baru mendapatkan bahan setelah itu pembuatannya dilakukan dirumah masing-masing," terang Darna.
Darna mengungkapkan baju adat dari kulit kayu asli buatan masyarakat Rampi saat ini sudah banyak dipesan oleh masyarakat luar bahkan mancanegara. Sebelumnya, baju dari kulit kayu asli itu hanya untuk kebutuhan pribadi saja.
"Pembuatan baju itu membutuhkan waktu yang tak singkat, butuh waktu sekitar dua bulan. Kulit kayu yang baru datang ditumbuk dan dimasak,"ungkap Darna.
Sementara untuk membuat ukiran atau motif di kayu yang sudah ditumbuk dan menyerupai kain jadi tersebut, masyarakat Rampi biasanya menggunakan getah kayu.
"Untuk pilihan warna, diambil dari getah kayu yang sesuai dengan warna yang diinginkan," terang Darna.
Menurut Darna, konon baju adat masyarakat Rampi yang terbuat dari kulit kayu asli itu digunakan sebagai pelindung baik dari senjata tajam maupun penyakit.
"Jadi ceritanya itu, baju kulit kayu milik masyarakat adat Rampi dulunya adalah pakaian perang," kata Darna.
Â