Harapan Itu Masih Ada bagi Pedagang Telur Asin Brebes

Para perajin telur asin sudah menemukan beberapa solusi untuk menyelamatkan nasib mereka.

oleh Fajar Eko Nugroho diperbarui 03 Jan 2017, 10:02 WIB
Diterbitkan 03 Jan 2017, 10:02 WIB
Resep Lezat Telur Asin Brebes yang Bertahan Hingga Setengah Abad
Proses pembuatan telur asin Brebes. (Liputan6.com/Fajar Eko Nugroho)

Liputan6.com, Brebes - Meskipun omzet penjualan telur asin di jalur Pantai Utara (Pantura) Brebes menurun drastis akibat beroperasinya jalur Tol Pejagan-Pemalang, sejumlah perajin mengaku mulai beradaptasi dengan kondisi tersebut.

Kendati demikian, mereka mendesak adanya kebijakan dari pemerintah daerah atau pengelola Tol Pejagan-Pemalang untuk membantu memberikan solusi yang tepat.

"Kita sesama perajin sudah beberapa kali membahas bagaimana solusi terbaik tentang hal ini. Karena sekarang dampak sudah terjadi dan dapat dirasakan langsung. Makanya, kita minta Pemda atau pengelola tol untuk duduk bersama kembali membahas persoalan ini," ucap Bendahara Forum Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) Brebes Khomarudin.

Dia menyebut ada beberapa solusi yang coba diusulkan kepada Pemda Brebes atau pengelola Tol Pejagan-Pemalang terkait nasib perajin telur asin yang kini sedang terpuruk.

Pertama, para perajin mengusulkan adanya rambu-rambu ataupun papan petunjuk arah yang terpasang di beberapa titik di jalur Tol Pejagan-Brebes Timur yang bertuliskan "Belok Sentra Oleh-Oleh Khas Brebes/Telor Asin".

Kedua, juga dibuatkan sebuah tugu telur asin yang nantinya ditempatkan di sejumlah titik simpang tiga exit Tol Pejagan, exit Tol Brebes Tengah dan exit Tol Brebes Timur.

"Saya kira usulan rambu-rambu papan petunjuk arah dan tugu telur asin ini efektif untuk memberikan kesan ataupun pengingat pengguna jalan tol yang melintas jika ingin membeli oleh-oleh di sentra telur asin di jalur pantura Brebes," dia menambahkan.

Selain itu, para perajin telur asin juga mengharapkan adanya papan reklame yang dipasang di pintu keluar tol Pejagan, Brebes Tengah, dan Brebes Timur.

"Sama halnya dengan petunjuk arah dan tugu telur asin, papan reklame yang bertuliskan kawasan sentra oleh-oleh telur asin terpampang. Sehingga, pengguna jalan tol pun melihatnya saat melintas di sana," ujar dia.

Para pedagang telur asin terpaksa menyingkir karena dibangunnya tol Brebes Timur. (Liputan6.com/Fajar Eko Nugroho)

Sementara itu, Kepala Dinas Koperasi dan UMKM Kabupaten Brebes Tejo mengatakan, pihaknya segera berkoordinasi dengan forum UMKM Brebes terkait nasib perajin telur asin yang kini kondisinya meredup.

"Kita segera koordinasikan lagi dengan kelompok UMKM telur asin terkait hal itu. Sebelumnya memang sudah ada pembahasan kesana, tapi sempat berhenti beberapa saat hingga saat ini," ucap Tejo.

Ia menyebut, Pemda Brebes juga akan melibatkan pihak pengelola Tol Pejagan-Pemalang terkait rencana pembuatan rest area baru yang didirikan di sebelah timur atau arah Semarang-Jakarta tepatnya di KM 257.

"Karena rest area yang sudah ada sekarang ini lapak yang disewakan sudah penuh. Maka kita usulkan membuat rest area baru di sisi sebelah timur yang nantinya untuk menampung para perajin telur asin di sana," kata dia.

Namun, Tejo mengatakan lahan yang nantinya akan digunakan rest area di sisi timur merupakan milik negara yang dikelola oleh pengelola Tol Pejagan-Pemalang.

"Karena lahan rest area yang baru itu milik pusat dan dikelola oleh pihak tol, makanya kita koordinasikan, termasuk harga sewanya jangan sampai memberatkan," ucap dia.

Tejo mengakui bahwa harga sewa lapak di rest area yang dikelola pihak Tol Pejagan-Pemalang sangat tinggi, sehingga banyak pedagang telur asin yang menyewa lahan tersebut mengeluh.

"Sebulan mencapai Rp 5,5 juta, makanya kita akan mencoba koordinasikan lagi dengan pengelola apakah harga sewa segitu bisa diturunkan. Karena, kan, sebagian pedagangnya warga Brebes. Makanya kita upayakan membantu mereka," dia menandaskan.

 

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya