Pulang Kampanye Pilkada, Kapal Rombongan Bupati Terhenti di Laut

Dalam kapal rombongan bupati yang kampanye pilkada itu, ada tujuh orang PNS ikut serta.

oleh Yoseph Ikanubun diperbarui 14 Feb 2017, 15:01 WIB
Diterbitkan 14 Feb 2017, 15:01 WIB
Pulang Kampanye Pilkada, Kapal Rombongan Bupati Terhenti di Laut
Dalam kapal rombongan bupati yang kampanye pilkada itu, ada tujuh orang PNS ikut serta. (Liputan6.com/Yoseph Ikanubun)

Liputan6.com, Tahuna - Kampanye putaran terakhir Pilkada Kabupaten Kepulauan Sangihe, Provinsi Sulawesi Utara, Sabtu, 11 Februari 2017, menyisakan kisah dramatis. Bukan tentang panasnya kampanye itu, melainkan cerita Bupati Kabupaten Kepulauan Talaud yang harus terombang-ambing di laut dihantam ombak besar.

PDIP mengerahkan kekuatan penuh saat kampanye di akhir pekan itu untuk memenangkan calon bupati petahana, HR Makagansa. Seluruh kepala daerah dari PDIP di Sulut dikerahkan, termasuk Bupati Kepulauan Siau Tagulandang Biaro Tonny Supit dan Bupati Kabupaten Kepulauan Talaud Sri Wahyuni Manalip.

Setelah kampanye pilkada, semua kepala daerah kembali ke wilayah masing-masing, termasuk Sri Wahyuni. Bersama rombongan dari Pelabuhan Tahuna, Sangihe, Sri Wahyuni bertolak menuju Talaud.

"Total ada tiga speedboat yang digunakan," ujar Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Siau Tagulandang Biaro Bob Wuaten, Senin malam, 13 Februari 2017.

Di tengah perjalanan, cuaca berubah ekstrem dengan tinggi gelombang mencapai 6-8 meter. "Nah dua speedboat, termasuk yang ditumpangi Bupati Sri Wahyuni ini dengan susah payah melawan hantaman ombak akhirnya bisa kembali ke Tahuna. Sementara, speedboat satunya lagi dilaporkan hilang," papar Bob.

Satu perahu cepat itu berpenumpang tujuh orang pegawai negeri sipil (PNS) Pemerintah Kabupaten Talaud, Provinsi Sulawesi Utara, dan seorang jurnalis. Mereka kemudian dilaporkan hilang sejak Minggu, 12 Februari 2017.

Setelah hilang tanpa jejak, mereka akhirnya berhasil ditemukan selamat di Pantai Ulu Siau, Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro pada Senin, 13 Februari 2017. Dari laporan petugas, kapal yang sempat terombang-ambing hampir 24 jam itu dihantam gelombang air yang bahkan mencapai delapan meter.

"Melihat cuaca dan hari sudah malam, motoris mengambil keputusan untuk mematikan mesin kapal karena bahan bakar minyak (BBM) sudah menipis. Sehingga, speedboat yang digunakan terbawa arus," kata Bob.

Baru kemudian keesokan harinya, mereka melihat daratan. Mesin pun dinyalakan dan langsung menuju pulau tersebut.

"Mereka dievakuasi dalam keadaan sehat dan selamat di pelabuhan Ulu, Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro, Senin pagi," ujar Bob.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya