Angkot Versus Transportasi Online Bikin Penumpang Terlantar

Angkot menolak mengangkut penumpang sebagai bentuk penolakan terhadap transportasi online yang beroperasi di Kota Malang

oleh Zainul Arifin diperbarui 07 Mar 2017, 21:31 WIB
Diterbitkan 07 Mar 2017, 21:31 WIB
Angkot versus Transportasi Online Bikin Penumpang Terlantar
Sopir angkot mengerumuni sebuah transportasi online yang kedapatan menurunkan penumpang di depan stasiun (Zainul Arifin/Liputan6.com)

Liputan6.com, Malang Angkutan kota (angkot) di Kota Malang, Jawa Timur, mogok massal dengan cara tak mau mengangkut penumpang. Aksi itu terkait penolakan atas beroperasinya transportasi online di kota tersebut yang dinilai merugikan sopir angkot.

Tidak sekedar boikot penumpang, ketegangan antara sopir angkot dan transportasi online pun terjadi di beberapa titik. Di depan Stasiun Kota Baru Malang misalnya, para sopir angkot sempat memburu sebuah mobil pribadi yang kedapatan menjadi armada transportasi online dan yang menurunkan penumpang. Beruntung polisi cepat datang melerai sehingga tak pecah keributan.

Suryadi, seorang pengemudi angkot mengatakan, transportasi online mengangkut dan menurunkan penumpang di berbagai titik umum dan itu merugikan angkot.

"Kami akan terus boikot tak mengangkut penumpang sampai transportasi online dihapus, tak beroperasi total di Kota Malang," kata Suryadi di Malang, Selasa (7/3/2017).

Menurutnya, boikot penumpang berlaku di seluruh angkot di lebih dari 25 jalur yang beroperasi di Kota Malang. Boikot telah dilakukan beberapa kali. Termasuk dua hari terakhir ini sejak Senin, 6 Maret kemarin. Suryadi menyebut sebelumnya ada kesepakatan dengan transportasi online untuk tak menjemput atau menurunkan penumpang di 8 titik seperto pasar, terminal maupun pusat perbelanjaan moderen.

"Tapi kesepakatan itu diingkari transportasi online. Akhirnya kami semua meminta mereka sekalian dihapus total, tak boleh beroperasi," ujar Suryadi.

Iskak, seorang pengemudi angkot jurusan Cemorokandang-Landungsari mengatakan, tiap hari dituntut setoran sebesar Rp 70 ribu ke pemilik angkot.

"Nilai itu cukup besar di tengah situasi sepinya penumpang. Beroperasinya transportasi online ya semakin memberatkan kami," papar Iskak.

Di sisi lain, Komisi D DPRD Kota Malang tengah melakukan mediasi antara Dinas Perhubungan (Dishub) Jawa Timur, Dishub Kota Malang, dan perwakilan angkot. Mediasi dilakukan untuk mencari solusi permasalahan ini.

Sementara itu, banyak penumpang yang terlantar di tepi jalan lantaran tak ada angkot yang mau mengangkut mereka. Pemkot Malang bersama kepolisian pun mengerahkan mobil dinas seperti truk, pikap sampai bis mini untuk mengangkut penumpang ke tempat tujuan.

Kepala Bidang Parkir Dishub Kota Malang, M Syamsul Arifin mengatakan, terkait aksi mogok para sopir angkot ini, maka seluruh mobil angkutan berpelat merah dikerahkan untuk mengangkut penumpang secara gratis sampai pukul 22.00 WIB.

"Kami hanya melayani penumpang yang tercecer di jalan. Soal solusi, sekarang masih digelar rapat para pimpinan," tegas Syamsul.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya