Liputan6.com, Ponorogo - Pencarian puluhan korban hilang yang tertimbun tanah longsor di Ponorogo, Jawa Timur, terus berlangsung. Seiring dengan itu, Kementerian Sosial (Kemensos) menyalurkan bantuan senilai Rp 1,34 miliar untuk menangani bencana longsor Ponorogo.
Seperti dilansir Antara, Minggu (2/4/2017), Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa meninjau dapur umum yang disiapkan Taruna Siaga Bencana (Tagana) Kemensos yang berjarak dua kilometer dari lokasi longsor di Dusun Tangkil, Desa Banaran, Kecamatan Pulung, Ponorogo.
Bantuan tanggap darurat yang disalurkan berupa logistik dengan total senilai lebih dari Rp 831 juta, operasional Tagana selama seminggu Rp 70 juta, serta menyiapkan santunan untuk ahli waris korban meninggal dunia senilai Rp 420 juta dan juga korban luka-luka maksimal Rp 5 juta.
Data di posko darurat mencatat 28 orang masih tertimbun, sementara tiga orang selamat serta rumah yang tertimbun sebanyak 32 unit.
Nama korban hilang berdasarkan rilis resmi posko tanggap darurat BPBD Ponorogo yaitu Litkusnin (laki-laki (Lk), 60), Bibit, (perempuan (Pr), 55), Fitasari (Pr, 28), Arda, (Lk, 5), Janti (Pr, 50), Mujirah (Pr, 50), Purnomo (Lk, 26), Suyati (Pr, 40), Poniran (Lk, 45), Prapti (Pr, 35), Cikrak (Pr, 60), Misri (Pr, 27), anaknya Misri (Pr, 3), Sunadi (Lk, 47).
Korban lainnya, Katemi (Pr, 70), Iwan (Lk, 30), Katemun (Lk, 55), Pujianto (Lk, 47), Siyam (Pr, 40), Nuryono (Lk, 17), Menik (Lk, 45), Kateno (Lk, 55), Muklas (Lk, 48), Jadi (Lk, 40), Suyono (Lk, 35), Suroso (Lk, 35 th), Tolu (Lk, 47 th), Situn (Pr, 45 tahun).
Kemensos telah mengerahkan Tagana untuk evakuasi dan membuka dapur umum dengan kekuatan 135 personel terdiri dari Tagana Probolinggo 40 personel, Tagana Trenggalek, Nganjuk, Pacitan, Magetan, Madiun dan kota Madiun masing-masing 10 personel dan anggota Kampung Siaga Bencana (KSB) Ngebel sebanyak 30 personel.
Longsor menerjang permukiman warga dan menimbulkan korban jiwa di Desa Banaran, Kecamatan Pulung, Kabupaten Ponorogo, Provinsi Jawa Timur, pada Sabtu, 1 April 2017, pukul 06.00 WIB akibat hujan yang berlangsung pada Jumat malam, 31 Maret 2017.
Puluhan Korban Hilang Tertimbun Longsor
Sebelumnya, BPBD Kabupaten Ponorogo, Jawa Timur, memastikan 27 warga Desa Banaran yang masih hilang tertimbun longsor. Hingga Sabtu sore, 1 April 2017, mereka belum bisa dievakuasi akibat banyaknya material longsor menimbun permukiman di kawasan tersebut.
"Masih ada 27 warga yang dinyatakan hilang," ujar Kepala BPBD Ponorogo Sumani dikonfirmasi di sela proses evakuasi yang masih terkendala alat berat dan besarnya material longsor di lokasi bencana Desa Banaran, dilansir Antara.
Kepastian jumlah korban hilang sebanyak 27 orang juga dibenarkan Kepala Desa Banaran, Kecamatan Punung Sarnu, menjawab kesimpangsiuran informasi tentang warga yang tertimbun longsor, tewas, maupun luka-luka.
Ia meralat keterangan sumber informasi sebelumnya dan sudah terlanjur tersebar pada sejumlah media massa yang menyebut korban hilang sebanyak 26 orang.
"Tidak benar (keterangan) itu. Data yang saya pegang sampai saat ini jumlahnya 27 orang, rumah 34 unit pada empat RT Dusun Tangkil dan Krajan," kata dia.
Sumani mengatakan pula, saat ini BPBD dan tim gabungan belum bisa melakukan tindakan evakuasi karena besarnya material longsor, kondisi yang masih labil dan belum adanya alat berat di lokasi bencana.
"Sejumlah alat berat masih dalam perjalanan dan semoga malam ini sampai di lokasi, sehingga Minggu pagi bisa dilakukan upaya evakuasi untuk mencari 27 korban yang masih hilang," ujar dia.
Longsor terjadi pada Sabtu, 1 April 2017, sekitar pukul 08.00 WIB, saat sebagian warga beraktivitas panen jahe dan sebagian lain di dalam rumah.
Material longsoran, kata dia memanjang dari bukit sekitar 800 meter dan tinggi sekitar 20 meter. Selanjutnya, 23 rumah terdampak ada yang tertimbun, rusak berat dan sebagian rusak.
Kronologi kejadian ditandai oleh bunyi gemuruh pada pukul 07.30 WIB, hingga membuat sebagian masyarakat menyelamatkan diri ke tempat lebih aman.
Kemudian pada pukul 08.00 WIB bencana longsor terjadi disertai dengan suara gemuruh menerjang dua RT (RT 02-03/RW 01) yang terdiri dari 23 rumah penduduk dan ladang masyarakat dengan jumlah jiwa sekitar 50 orang.
Sebagian masyarakat berhasil menyelamatkan diri, namun 17 orang luka-luka dan dirawat di Puskesmas Pulung. "Tanda-tanda longsor sudah diketahui masyarakat sejak 20 hari yang lalu. Hujan deras menyebabkan munculnya retakan-retakan di perbukitan," kata Kades Sarnu.
Sebelum Longsor Muncul Banyak Retakan
Sebelumnya, Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Kabupaten Ponorogo Setyo Budiono mengungkapkan dampak longsor di Desa Banaran. "Data sementara ada 32 rumah tertimbun longsor dan 29 orang warga dalam pencarian,” tutur Setyo kepada Liputan6.com, Sabtu, 1 April 2017.
Ia menjelaskan, longsor berasal dari tebing tanah merah dengan ketinggian sekitar 100 meter. Sebelum kejadian, di lokasi longsor sudah menunjukkan tanda-tanda akan terjadinya bencana tersebut. Banyak retakan-retakan di tebing dengan kemiringan sekitar 50 derajat tersebut.
Kondisi rumah warga yang tepat berada di bawah bukit dan banyak warga juga yang sudah pergi ke ladang membuat pendataan korban sedikit sulit. Material lumpur yang masih banyak dan dalam juga menunda proses evakuasi.
"Sampai saat ini pendataan korban masih terus dilakukan, pencarian dan evakuasi, pendirian posko bencana dan pendirian dapur umum," ujar Setyo Budiono.
Advertisement