Longsor di Gunung Wilis Nganjuk, 5 Warga Belum Ditemukan

Kelima warga yang hilang diduga tertimbun longsor di Gunung Wilis Nganjuk itu didominasi remaja pria.

oleh Liputan6 diperbarui 10 Apr 2017, 10:05 WIB
Diterbitkan 10 Apr 2017, 10:05 WIB
Seorang petani mencangkul di ladang yang ambles di lereng Gunung Wilis, tepatnya Desa Bodag, Kecamatan Kare, Kabupaten Madiun, Jawa Timur.(Antara)

Liputan6.com, Nganjuk - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Nganjuk, Jawa Timur, melanjutkan pencarian korban tertimbun longsor di areal Gunung Wilis, Desa Kepel.

"Pagi ini dengan dipimpin Komandan Kodim 0810/Nganjuk meninjau lokasi titik-titik rawan dan nanti secepatnya melakukan pergerakan, mobilisasi alat dan orang ke lokasi," kata Kabag Humas Pemkab Nganjuk Agus Irianto di Nganjuk, dilansir Antara, Senin (10/4/2017).

Ia menyebut tanah longsor terjadi pada Minggu, 9 April 2017. Satu warga dipastikan tertimbun, yaitu Paidi (55), warga Dusun Njati, Desa Blongko, Kecamatan Ngetos.

Sebanyak empat warga lainnya, bernama Kodri (15), Doni (23), Dwi (17), dan Bayu (14), hingga tengah malam juga masih belum pulang ke rumah. Diduga, mereka ikut tertimbun. Semuanya warga Dusun Sumber Bendo.

Ia mengatakan proses pencarian akan melibatkan banyak orang sebab medan juga di areal perbukitan. Pihaknya juga masih mengupayakan untuk pencarian dengan alat berat.

Alat berat cukup sulit masuk lokasi tanah longsor, mengingat jalan yang cukup sempit, hanya selebar 40 sentimeter. Selain itu, di tempat tersebut juga sulit jaringan komunikasi melalui telepon seluler.

Agus juga menyebut bupati juga sudah meninjau langsung lokasi tanah longsor dan memerintahkan secepatnya dicek dan mencari warga yang tertimbun. Ia mengatakan tim dari BPBD Kabupaten Nganjuk juga sudah mendirikan posko tanggap darurat serta posko dapur umum di lokasi kejadian.

Musibah terjadi di Dusun Dolopo, Desa Kepel, Kecamatan Ngetos, Kabupaten Nganjuk, di areal Gunung Wilis dengan ketinggian sekitar 10 meter.

Longsor terjadi dengan luas sekitar 3 hektare, sedangkan secara keseluruhan yang rawan ada sekitar 7 hektare. Lokasi itu mayoritas ditanami cengkih serta mangga.

Warga Diungsikan

Wakil Gubernur Jawa Timur Saifullah Yusuf mengatakan 70 kepala keluarga diungsikan akibat tanah longsor di Desa Kepel, Kabupaten Nganjuk, kemarin.

"Tanah longsornya menutupi aliran sungai sehingga dikhawatirkan terjadi banjir bandang dan menerjang permukiman dan warga diungsikan ke tempat lebih aman," ujar dia di Surabaya, Senin.

Di lokasi saat ini juga sudah didirikan dapur umum serta tenda kedaruratan untuk memenuhi kebutuhan pengungsi, termasuk bantuan medis dari Dinas Kesehatan Nganjuk.

"Alat berat juga sedang dalam perjalanan dan akan langsung melakukan evakuasi," ucap mantan Menteri Percepatan Pembangunan Daerah Tertinggal tersebut.

Bupati Nganjuk Taufiqurrahman, kata dia, telah menunjuk Komandan Kodim 0810/Nganjuk sebagai komandan atau pemegang komando tanggap darurat tanah longsor di kawasan tersebut.

Wagub Jatim yang akrab disapa Gus Ipul tersebut memastikan sebanyak lima orang dinyatakan hilang pada peristiwa tanah longsor yang terjadi di Dusun Dlopo, Kecamatan Ngetos tersebut.

Ia mengaku telah mendapat kepastian setelah Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jatim menyampaikan ada lima yang belum ditemukan.

"Satu korban atas nama Paidi saat tertimbun ada saksi yang melihat yaitu istrinya sendiri, sedangkan empat lainnya rata-rata berusia remaja yang saat kejadian kemungkinan sedang berkegiatan di sana," kata orang nomor dua di Pemprov Jatim tersebut.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya