Wagub Jawa Timur : Ada Potensi Jual Beli Kamar di Rumah Sakit

Jual beli kamar rawat inap berpotensi terjadi jika kapasitas terbatas tapi pasien membeludak

oleh Zainul Arifin diperbarui 12 Apr 2017, 00:07 WIB
Diterbitkan 12 Apr 2017, 00:07 WIB
Wagub Jawa Timur : Ada Potensi Jual Beli Kamar di Rumah Sakit
Wakil Gubernur Jawa Timur, Syaifullan Yusuf saat mengunjungi RS Syaiful Anwar Malang (Zainul Arifin/Liputan6.com)

Liputan6.com, Malang Wakil Gubernur Jawa Timur, Syaifullah Yusuf, menyebut ada potensi jual beli kamar oleh pihak rumah sakit ke pasien. Terutama rumah sakit milik provinsi seperti Rumah Sakit Syaiful Anwar (RSSA) Malang yang kapasitas layanan rawat inap terbatas tapi jumlah pasien membeludak.

“Potensi pelanggaran aturan itu tentu ada. Seperti di RSSA Malang ini. Kalau pasien membeludak sedangkan kapasitas tak memadai, di situ ada peluang pelanggaran seperti jual beli kamar,” kata Syaifullah Yusuf saat berkunjung ke Rumah Sakit Syaiful Anwar (RSSA) Malang, Jawa Timur, Selasa 11 April 2017.

Sejauh ini, belum ada temuan pelanggaran itu di rumah sakit milik Pemprov Jawa Timur. Meski demikian, seluruh rumah sakit seperti RSSA Malang tetap diminta memperbaiki pelayanan mereka kepada pasien. Misalnya, membuat survei kepuasan kepada pasien secara berkala, minimal tiga bulan sekali dengan parameter yang jelas.

“Sekarang sudah baik. Tapi tetap harus diingatkan jangan sampai melayani sekaligus melanggar ketentuan. Juga harus ada sistem pengaduan yang baik,” ujar Gus Ipul, sapaannya.

Pemprov Jawa Timur, lanjut Gus Ipul, saat ini sedang membangun sistem online yang terintegrasi antara rumah sakit tingkat kota/kabupaten dengan rumah sakit tingkat provinsi. Lewat pelayanan digital ini bakal diketahui apakah kapasitas rumah sakit sudah penuh atau masih bisa menerima pasien.

“Nanti lewat sistem digital ini, pasien yang dalam perjalanan dari daerah ke rumah sakit provinsi sudah tahu apa sakitnya dan pernah diberi obat apa saja,” ujar Gus Ipul.

Direktur RSSA Malang, Restu Kurnia menyebut tiap hari ada 1.500 – 2.000 pasien rawat jalan yang datang berobat, sedangkan untuk fasilitas rawat inap berdaya tampung 983 kamar.

“Banyak pasien yang ingin dirawat di kelas I dan II. Tapi kalau sudah penuh ya tentu tidak bisa,” ujar Restu.

Ia menyebut sudah ada survei kepuasan ke pasien secara berkala. Di dalam survei itu juga disertakan formulir pengaduan jika pasien ingin mengeluhkan layanan rumah sakit. Sehingga secara umum pelayanan di RSSA Malang disebut sudah berjalan baik.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya