Liputan6.com, Kutacane - Sebanyak 648 kepala keluarga (KK) masih bertahan di pengungsian di satu tempat ibadah Desa Lawe Tua, Kecamatan Lawe Sigala Gala, akibat bencana banjir bandang di Kabupaten Aceh Tenggara, Selasa, 11 April 2017.
"Hingga pagi ini, tercatat 648 KK atau 2.476 jiwa masih berada di posko pengungsian pada satu gereja di Desa Lawe Tua," ujar Koordinator Pos SAR Kutacane Risky Hidayat di Kutacane, dilansir Antara, Jumat (14/4/2017).
Dia menyebut, dua ribu jiwa lebih penduduk kabupaten di Provinsi Aceh tersebut berasal dari lima wilayah desa terletak di lereng pengunungan kawasan ekosistem Gunung Leuser.
Lima desa itu yakni, Lawe Sigala Barat tercatat 66 KK atau 180 jiwa, Kayu Belin terdata 80 KK atau 220 jiwa, dan Lawe Tua Persatuan terdapat 146 KK atau 568 jiwa.
Lalu, Desa Lawe Tua Gabungan tercatat 159 KK atau 608 jiwa dan terakhir dari Desa Lawe Sigala Timur sebanyak 195 KK atau berjumlah 900 jiwa.
Advertisement
Baca Juga
Advertisement
"Tempat tinggalnya mereka ini diterjang banjir bandang. Dan bencana itu diikuti berbagai material yang turun dari atas gunung seperti kayu gelondongan, bebatuan, pasir, dan lumpur," kata Risky.
Irwan, Kepala Bidang Darurat dan Logistik Badan Penangulangan Bencana Daerah Aceh Tenggara mengatakan, pihaknya telah mendirikan dua posko pengungsian yakni di Desa Lawe Tua, dan Desa Suka Makmur, Kecamatan Semadam.
Namun, pengungsi yang berada di Desa Suka Makmur dengan memakai halaman masjid Simpang Semadam, kini telah kembali. "Mereka kembali untuk tinggal dengan menumpangi rumah saudara, atau tetangganya. Sambil terus perbaiki rumah yang rusak sedang dan ringan diterjang banjir," tutur Irwan.
Wilayah Aceh Tenggara memiliki 16 kecamatan dengan 385 desa. Sebanyak 282 desa di antaranya berada di lembah dan 103 desa terletak di lereng pengunungan.
Kabupaten di Provinsi Aceh itu merupakan daerah pegunungan dengan ketinggian 25 hingga 1.000 meter di atas permukaan laut, dan dikelilingi oleh Taman Nasional Gunung Leuser dan Bukit Barisan.